Pentagon Tunjuk 3 Perusahaan Rancang Sistem Pencegat Rudal Hipersonik

Selasa, 23 November 2021 - 01:05 WIB
loading...
Pentagon Tunjuk 3 Perusahaan Rancang Sistem Pencegat Rudal Hipersonik
Rusia melakukan uji tembak rudal hipersonik dari kapal perang. FOTO/Reuters
A A A
WASHINGTON - Missile Defense Agency (MDA) atau Badan Pertahanan Rudal Amerika Serikat (AS) telah memilih Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan Raytheon Missiles and Defense untuk merancang Glide Phase Interceptor (GPI) untuk pertahanan rudal hipersonik regional. Ketiga perusahaan tersebut dinilai memiliki pengalaman dalam pengembangan senjata hipersonik.

MDA yang berada di bawah Departemen Pertahanan AS yang juga dikenal sebagai Pentagon , memberikan perjanjian transaksional lainnya untuk fase "desain konsep yang dipercepat" dari program tersebut. Pencegat dimaksudkan untuk melawan senjata hipersonik selama fase penerbangannya.



Seperti diketahui, rudal hipersonik yang saat ini tengah dikembangkan China dan Rusia, dapat melesat lebih dari lima kali kecepatan suara dan dapat bermanuver. Sehingga sulit untuk memprediksi lintasan rudal tersebut.

“Kami senang memiliki kontraktor ini yang bekerja dengan kami untuk mengembangkan konsep desain untuk GPI,” kata Laksamana Muda Tom Druggan, eksekutif program Sistem Senjata berbasis Laut MDA, seperti dikutip dari Defense News, Sabtu (20/11/2021).

“Beberapa penghargaan memungkinkan kami untuk melaksanakan fase pengurangan risiko untuk mengeksplorasi konsep industri dan memaksimalkan manfaat dari lingkungan yang kompetitif untuk menunjukkan GPI yang paling efektif dan andal untuk pertahanan hipersonik regional, sesegera mungkin,” lanjutnya.



Pencegat akan dirancang agar sesuai dengan kapal perusak Aegis Ballistic Missile Defense Angkatan Laut AS saat ini. Ini akan ditembakkan dari Sistem Peluncuran Vertikal standar dan terintegrasi dengan Sistem Senjata Baseline 9 Aegis yang dimodifikasi yang mendeteksi, melacak, mengontrol, dan melibatkan ancaman hipersonik.

Fase pengembangan awal “akan fokus pada pengurangan risiko teknis, teknologi yang berkembang pesat, dan menunjukkan kemampuan untuk mencegat ancaman hipersonik,” menurut pernyataan Raytheon Missiles and Defense.

“Sistem Raytheon Technologies adalah landasan pertahanan rudal balistik saat ini. Kami membangun pengetahuan itu untuk memajukan sistem pertahanan rudal untuk ancaman di masa depan,” jelas Tay Fitzgerald, Wakil Presiden Pertahanan Rudal Strategis Raytheon.



“Kecepatan GPI, kemampuan menahan panas ekstrem, dan kemampuan manuver akan menjadikannya rudal pertama yang dirancang untuk menghadapi ancaman tingkat lanjut ini,” tambahnya.

Baik Lockheed Martin dan Raytheon juga secara kompetitif mengembangkan rudal hipersonik bertenaga scramjet sebagai bagian dari program Hypersonic Air-breathing Weapon Concept (HAWC) yang dijalankan oleh Angkatan Udara dan DARPA.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1146 seconds (0.1#10.140)