Ukraina dan Uni Eropa Sedang Menghadapi Tantangan Serius dari Timur

Minggu, 21 November 2021 - 22:30 WIB
loading...
Ukraina dan Uni Eropa...
Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Ukraina tengah merayakan Hari Martabat dan Kebebasan pada Minggu (21/11/2021). Hari untuk mengingat dan menghormati semua pahlawan Ukraina, setiap orang, baik militer maupun warga sipil.

Sayangnya, menurut Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin saat ini Ukraina dan Uni Eropa sedang menghadapi tantangan serius dari Timur. Tantangan ini merupakan ancaman militer secara terbuka atau ancaman hibrida yang disamarkan.



“Moskow masih menggunakan manusia sebagai alat untuk meraih tujuan geopolitiknya yang kotor. Sama seperti kenaikan harga gas yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan situasi pasar, itu juga sudah jelas bagian dari geopolitik. Kita harus menentang provokasi-provokasi tersebut dan membangun sistem pertahanan yang kuat untuk menghadapi tantangan seperti itu,” papar Hamianin seperti tertuang dalam rilis yang diterima Sindonews.

Menurutnya, gerakan militer Rusia, krisis energi di Eropa, penyalahgunaan para migran sebagai senjata di perbatasan Polandia dan Lituania dengan Belarus, dan lonjakan disinformasi dari Rusia harus dinilai sebagai bagian dari rangkaian perang hibrida Rusia untuk melawan komunitas Euro-Atlantik.

Hamianin menambahkan, perang di bagian timur Ukraina yang dimulai pada tahun 2014 adalah konflik berkelanjutan antara tentara Ukraina dan kelompok separatis yang didukung Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk. Perang yang sudah berlangsung selama tujuh tahun ini telah merenggut lebih dari 100.000 korban, sementara sekitar 2,5 juta orang Ukraina terpaksa mencari perlindungan baik di wilayah lain dalam negeri atau bahkan di luar negeri.



“Apa yang kita sedang lihat sekarang adalah situasi yang kian memburuk, di mana Rusia menunjukkan bahwa mereka dapat segera mengerahkan pasukan untuk menyerang dan bahwa semua opsi, termasuk opsi militer, dapat dilakukan oleh pemerintah Rusia,” lanjutnya.

Lebih lagi, jelasnya, Rusia sekarang telah mengubah Belarus menjadi distrik militernya. Rusia telah mengerahkan pasukan dengan berkedok mengadakan latihan bersama, dan terus mencari peluang-peluang tambahan untuk infrastruktur militer Belarusia.

Penggabungan Angkatan Bersenjata Belarus dan Rusia akan menjadi ancaman keamanan yang besar bagi seluruh wilayah Eropa Timur di sepanjang garis perbatasan dengan Ukraina dan Uni Eropa. Rusia terus memperburuk situasi keamanan di wilayah yang sementara ini diduduki, yaitu di wilayah Donetsk dan Luhansk, Ukraina. Rusia secara sistematis mengadakan pelatihan dan latihan tempur di dekat perbatasan negara Ukraina dan terus menyulut konflik di bagian timur Ukraina.

“Rusia membawa pasukan militer yang besar ini ke perbatasan kami pada musim semi 2021 dan tidak memerintahkannya untuk mundur sejak saat itu. Apa yang kita lihat saat ini adalah situasi yang kian memburuk,” paparnya.



Hamianin menegaskan, perlawanan Ukraina terhadap intervensi militer dan tekanan dari Kremlin telah mencegah Moskow untuk menguasai lebih dari sebagian kecil wilayah Donbas dan Semenanjung Krimea.

“Ukraina senantiasa selalu berkomitmen penuh untuk perdamaian, keadilan, dan keamanan di Eropa. Kami bertekad untuk bekerja sama secara erat dengan mitra-mitra kami dari Eropa dan seluruh dunia untuk melindungi prinsip-prinsip dasar ini,” ucapnya.

“Kami menghargai solidaritas dan dukungan teguh dari sekutu kami di masa yang penuh tantangan ini. Kami membutuhkan pesan dan tindakan yang jelas dan tegas dari mitra-mitra kami untuk menghentikan Rusia mengambil langkah-langkah agresif dan memotivasi bangsa Ukraina untuk tetap tangguh dan kuat,” tutupnya.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2109 seconds (0.1#10.140)