Ancaman Terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Bertambah Besar
loading...
A
A
A
NEW YORK - Lebih dari 66.000 personel Penjaga Perdamaian PBB menghadapi ancaman yang lebih besar hari ini karena konflik menjadi lebih kompleks dan didorong oleh semakin banyak faktor. Beberapa faktor pendorong itu mulai dari ketegangan etnis dan dampak kejahatan terorganisir hingga eksploitasi ilegal sumber daya dan terorisme .
Kepala Penjaga Perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, Sabtu (20/11/2021), dibandingkan dengan dua atau tiga tahun lalu, kini sebagian besar misi Penjaga Perdamaian memiliki lingkungan politik dan keamanan yang telah memburuk.
“Konflik berlapis-lapis dan tak hanya berskala lokal dan nasional, tetapi juga regional dan global,” kata Lacroix. Dia menunjuk ke wilayah Sahel yang miskin di Afrika, yang mengalami peningkatan aktivitas teroris, sebagai contoh.
“Apa yang menyebabkan perubahan dalam bagaimana Penjaga Perdamaian PBB harus beroperasi adalah sejumlah faktor yang dimulai dengan meningkatnya perpecahan politik di antara 193 negara anggota PBB,” jelasnya.
Saat ini PBB memiliki 12 operasi Penjaga Perdamaian yang tersebar luas. Enam di Afrika, empat di Timur Tengah, satu di Eropa dan satu di Asia. Dengan lebih dari 66.000 personel militer dari 121 negara, lebih dari 7.000 polisi internasional, dan 14.000 warga sipil.
“Pasukan Penjaga Perdamaian terus membuat perbedaan besar di negara-negara di mana mereka mengawasi gencatan senjata, seperti Siprus dan Lebanon selatan dalam hal mencegah konflik dan mereka juga membuat perbedaan besar dalam hal perlindungan warga sipil, meskipun kami ingin melakukannya,” jelas Lacroix.
Menurutnya, pertemuan tingkat menteri mendatang tentang Penjaga Perdamaian PBB di Seoul, Korea Selatan pada 7-8 Desember sebagai kesempatan penting untuk meningkatkan kinerja dan dampak pasukan Penjaga Perdamaian dan efektivitas alat kami, dan untuk memobilisasi dukungan internasional untuk upaya ini.
Lacroix mengatakan, sejumlah besar menteri dan pejabat senior dari semua negara anggota PBB diharapkan hadir di Seoul. “Departemen Penjaga Perdamaian telah mengedarkan daftar ke negara-negara anggota PBB tentang apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan perlindungan Penjaga Perdamaian terhadap penyergapan, alat peledak dan serangan, dan untuk melindungi kamp mereka,” jelasnya.
Ia menambahkan, daftar itu juga mencakup dukungan dan peralatan medis yang ditingkatkan untuk membuat pasukan penjaga perdamaian lebih gesit, bergerak dan reaktif, terutama lebih banyak helikopter.
Kepala Penjaga Perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, Sabtu (20/11/2021), dibandingkan dengan dua atau tiga tahun lalu, kini sebagian besar misi Penjaga Perdamaian memiliki lingkungan politik dan keamanan yang telah memburuk.
“Konflik berlapis-lapis dan tak hanya berskala lokal dan nasional, tetapi juga regional dan global,” kata Lacroix. Dia menunjuk ke wilayah Sahel yang miskin di Afrika, yang mengalami peningkatan aktivitas teroris, sebagai contoh.
“Apa yang menyebabkan perubahan dalam bagaimana Penjaga Perdamaian PBB harus beroperasi adalah sejumlah faktor yang dimulai dengan meningkatnya perpecahan politik di antara 193 negara anggota PBB,” jelasnya.
Saat ini PBB memiliki 12 operasi Penjaga Perdamaian yang tersebar luas. Enam di Afrika, empat di Timur Tengah, satu di Eropa dan satu di Asia. Dengan lebih dari 66.000 personel militer dari 121 negara, lebih dari 7.000 polisi internasional, dan 14.000 warga sipil.
“Pasukan Penjaga Perdamaian terus membuat perbedaan besar di negara-negara di mana mereka mengawasi gencatan senjata, seperti Siprus dan Lebanon selatan dalam hal mencegah konflik dan mereka juga membuat perbedaan besar dalam hal perlindungan warga sipil, meskipun kami ingin melakukannya,” jelas Lacroix.
Menurutnya, pertemuan tingkat menteri mendatang tentang Penjaga Perdamaian PBB di Seoul, Korea Selatan pada 7-8 Desember sebagai kesempatan penting untuk meningkatkan kinerja dan dampak pasukan Penjaga Perdamaian dan efektivitas alat kami, dan untuk memobilisasi dukungan internasional untuk upaya ini.
Lacroix mengatakan, sejumlah besar menteri dan pejabat senior dari semua negara anggota PBB diharapkan hadir di Seoul. “Departemen Penjaga Perdamaian telah mengedarkan daftar ke negara-negara anggota PBB tentang apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan perlindungan Penjaga Perdamaian terhadap penyergapan, alat peledak dan serangan, dan untuk melindungi kamp mereka,” jelasnya.
Ia menambahkan, daftar itu juga mencakup dukungan dan peralatan medis yang ditingkatkan untuk membuat pasukan penjaga perdamaian lebih gesit, bergerak dan reaktif, terutama lebih banyak helikopter.
(esn)