Wanita Ini Jadi Orang Kedua di Dunia Sembuh dari HIV/AIDS Tanpa Obat-obatan
loading...
A
A
A
BUENOS AIRES - Seorang wanita Argentina menjadi orang kedua di dunia yang sembuh dari terinfeksi HIV tanpa perawatan medis tambahan. Sistem kekebalan tubuhnya ternyata mampu mengalahkan virus ganas tersebut.
Dia pertama kali didiagnosis dengan infeksi penyebab AIDS pada 2013.
Para ilmuwan telah menjuluki ibu berusia 30 tahun itu sebagai "pasien Esperanza" seperti nama kota kelahirannya.
Kata “esperanza” diterjemahkan menjadi 'harapan' dalam bahasa Inggris. Menerbitkan temuan mereka di jurnal Annals of Internal Medicine pada Senin (15/11/2021), para peneliti mengatakan penemuan itu meningkatkan harapan untuk "penyembuhan sterilisasi" untuk sekitar 38 juta orang dengan infeksi HIV seumur hidup.
“Saya menikmati kesehatan,” ungkap pasien Esperanza itu kepada NBC News melalui email.
Dia menambahkan, “Saya memiliki keluarga yang sehat. Saya tidak perlu berobat, dan saya hidup seolah-olah tidak ada yang terjadi. Ini sudah merupakan hak istimewa.”
Studi tersebut tidak menemukan sisa-sisa virus yang utuh dalam 1,5 miliar sel darah dan jaringan yang dianalisis para peneliti.
Penelitian ini mengkonfirmasikan penemuan yang pertama kali diumumkan pada Maret pada pertemuan internasional para ahli HIV.
Tidak ada informasi tambahan tentang wanita itu yang dipublikasikan, tetapi dia digambarkan pada saat itu sebagai "atletis dan cantik" serta terungkap memiliki pacar HIV-negatif dan bayi yang baru lahir.
Hanya satu orang lainnya, yang diidentifikasi pada Agustus 2020 sebagai Loreen Willenberg, umur 67 tahun dari San Francisco, yang dipastikan telah mengalahkan virus HIV tanpa intervensi medis.
Kedua wanita tersebut telah diberi label “pengendali elit”, mengacu pada sebagian kecil pasien HIV yang tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi meskipun tidak menjalani pengobatan antiretroviral.
Biasanya, orang yang terinfeksi HIV memerlukan terapi obat yang konstan untuk mencegah virus menempel pada DNA sel kekebalan mereka dan bereplikasi.
Namun, dalam delapan tahun sejak didiagnosis, pasien Esperanza hanya menerima pengobatan selama enam bulan selama kehamilan untuk memastikan bayinya sehat.
Secara keseluruhan, ada empat pasien yang sembuh dari HIV, dua di antaranya “pasien Berlin” Timothy Ray Brown dan “pasien London” Adam Castillejo yang juga pasien kanker yang menerima transplantasi sumsum tulang berisiko dari donor dengan gen yang resistan terhadap HIV.
Namun, keberhasilan prosedur mereka belum direplikasi.
“Ini benar-benar keajaiban sistem kekebalan manusia yang melakukannya,” ujar Dr Xu Yu, ahli imunologi di Ragon Institute di Boston, yang ikut menulis penelitian tersebut, pada NBC.
Dia pertama kali didiagnosis dengan infeksi penyebab AIDS pada 2013.
Para ilmuwan telah menjuluki ibu berusia 30 tahun itu sebagai "pasien Esperanza" seperti nama kota kelahirannya.
Kata “esperanza” diterjemahkan menjadi 'harapan' dalam bahasa Inggris. Menerbitkan temuan mereka di jurnal Annals of Internal Medicine pada Senin (15/11/2021), para peneliti mengatakan penemuan itu meningkatkan harapan untuk "penyembuhan sterilisasi" untuk sekitar 38 juta orang dengan infeksi HIV seumur hidup.
“Saya menikmati kesehatan,” ungkap pasien Esperanza itu kepada NBC News melalui email.
Dia menambahkan, “Saya memiliki keluarga yang sehat. Saya tidak perlu berobat, dan saya hidup seolah-olah tidak ada yang terjadi. Ini sudah merupakan hak istimewa.”
Studi tersebut tidak menemukan sisa-sisa virus yang utuh dalam 1,5 miliar sel darah dan jaringan yang dianalisis para peneliti.
Penelitian ini mengkonfirmasikan penemuan yang pertama kali diumumkan pada Maret pada pertemuan internasional para ahli HIV.
Tidak ada informasi tambahan tentang wanita itu yang dipublikasikan, tetapi dia digambarkan pada saat itu sebagai "atletis dan cantik" serta terungkap memiliki pacar HIV-negatif dan bayi yang baru lahir.
Hanya satu orang lainnya, yang diidentifikasi pada Agustus 2020 sebagai Loreen Willenberg, umur 67 tahun dari San Francisco, yang dipastikan telah mengalahkan virus HIV tanpa intervensi medis.
Kedua wanita tersebut telah diberi label “pengendali elit”, mengacu pada sebagian kecil pasien HIV yang tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi meskipun tidak menjalani pengobatan antiretroviral.
Biasanya, orang yang terinfeksi HIV memerlukan terapi obat yang konstan untuk mencegah virus menempel pada DNA sel kekebalan mereka dan bereplikasi.
Namun, dalam delapan tahun sejak didiagnosis, pasien Esperanza hanya menerima pengobatan selama enam bulan selama kehamilan untuk memastikan bayinya sehat.
Secara keseluruhan, ada empat pasien yang sembuh dari HIV, dua di antaranya “pasien Berlin” Timothy Ray Brown dan “pasien London” Adam Castillejo yang juga pasien kanker yang menerima transplantasi sumsum tulang berisiko dari donor dengan gen yang resistan terhadap HIV.
Namun, keberhasilan prosedur mereka belum direplikasi.
“Ini benar-benar keajaiban sistem kekebalan manusia yang melakukannya,” ujar Dr Xu Yu, ahli imunologi di Ragon Institute di Boston, yang ikut menulis penelitian tersebut, pada NBC.
(sya)