Tak Setuju Serangan Teror ISIS, Suami Shamima Begum Diam Saat Ditanya Aksi Penggal Kepala
loading...
A
A
A
DAMASKUS - Suami pengantin ISIS asal Inggris , Shamima Begum , mengaku tidak setuju dengan serangan teror yang dilakukan kelompok ekstrimis itu di sejumlah negara. Namun ia menolak untuk mengutuk pemenggalan kepala atau praktek perbudakan seks yang dilakukan ISIS.
Dalam sebuah wawancara dengan dari penjara al-Roj yang dikelola Kurdi di Suriah utara, Yago Riedijk (29), mengatakan dia juga tidak setuju dengan serangan teror yang diklaim ISIS di Jerman, Prancis, dan Inggris karena melibatkan pembunuhan terhadap orang tak bersalah.
"Secara pribadi, saya tidak setuju dengan serangan ini karena beberapa alasan. Larangan membunuh orang yang tidak bersalah dalam Islam, wanita dan anak-anak," tuturnya.
"Saya melihat serangan ini sebagai tidak bertanggung jawab secara Islam," imbuhnya seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (9/11/2021).
Namun, saat ditanya tentang serangan terhadap umat Muslim lain dan etnis Yazidi - yang dijual kepada pejuang ISIS sebagai budak seks - Riedijk menggelengkan kepalanya.
Untuk diketahui, lebih dari 2.800 wanita dan anak-anak Yazidi masih hilang dan diduga ditahan oleh ISIS.
Ia juga memilih diam saat ditanya tentang aksi penggal kepala yang dilakukan oleh ISIS.
"Tidak ada komentar," ujarnya.
Pria berusia 29 tahun itu menggambarkan kematian sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Ia juga menyalahkan pemboman yang dilakukan koalisi atas pembunuhan Muslim yang tidak bersalah.
Baca Juga: Inggris Cabut Kewarganegaraan Pengantin ISIS Shamima Begum
Ditanya apakah ISIS telah selesai, Riedijk mengatakan: "Tidak", menambahkan bahwa dia ingin melihat kekhalifahan yang menganut 'tradisi Islam' berdiri.
Shamima Begum adalah salah satu dari tiga siswi dari Bethnal Green Academy Inggris yang bergabung dengan ISIS, tak lama setelah Sharmeena Begum, yang bukan kerabatnya, melakukan perjalanan ke Suriah pada Desember 2014.
Kadiza Sultana dan Amira Abase, masing-masing berusia 16 dan 15 tahun, bergabung dengan Begum dalam penerbangan dari London ke Istanbul sebelum menuju Suriah.
Shamima Begum telah memohon maaf kepada publik Inggris. Ia bahkan menawarkan diri untuk membantu Inggris memerangi terorisme. Itu dilakukannya setelah pengadilan Inggris mengharamkan dirinya untuk menginjakan kaki di Negeri Ratu Elizabeth itu.
Dalam sebuah wawancara dengan dari penjara al-Roj yang dikelola Kurdi di Suriah utara, Yago Riedijk (29), mengatakan dia juga tidak setuju dengan serangan teror yang diklaim ISIS di Jerman, Prancis, dan Inggris karena melibatkan pembunuhan terhadap orang tak bersalah.
"Secara pribadi, saya tidak setuju dengan serangan ini karena beberapa alasan. Larangan membunuh orang yang tidak bersalah dalam Islam, wanita dan anak-anak," tuturnya.
"Saya melihat serangan ini sebagai tidak bertanggung jawab secara Islam," imbuhnya seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (9/11/2021).
Namun, saat ditanya tentang serangan terhadap umat Muslim lain dan etnis Yazidi - yang dijual kepada pejuang ISIS sebagai budak seks - Riedijk menggelengkan kepalanya.
Untuk diketahui, lebih dari 2.800 wanita dan anak-anak Yazidi masih hilang dan diduga ditahan oleh ISIS.
Ia juga memilih diam saat ditanya tentang aksi penggal kepala yang dilakukan oleh ISIS.
"Tidak ada komentar," ujarnya.
Pria berusia 29 tahun itu menggambarkan kematian sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Ia juga menyalahkan pemboman yang dilakukan koalisi atas pembunuhan Muslim yang tidak bersalah.
Baca Juga: Inggris Cabut Kewarganegaraan Pengantin ISIS Shamima Begum
Ditanya apakah ISIS telah selesai, Riedijk mengatakan: "Tidak", menambahkan bahwa dia ingin melihat kekhalifahan yang menganut 'tradisi Islam' berdiri.
Shamima Begum adalah salah satu dari tiga siswi dari Bethnal Green Academy Inggris yang bergabung dengan ISIS, tak lama setelah Sharmeena Begum, yang bukan kerabatnya, melakukan perjalanan ke Suriah pada Desember 2014.
Kadiza Sultana dan Amira Abase, masing-masing berusia 16 dan 15 tahun, bergabung dengan Begum dalam penerbangan dari London ke Istanbul sebelum menuju Suriah.
Shamima Begum telah memohon maaf kepada publik Inggris. Ia bahkan menawarkan diri untuk membantu Inggris memerangi terorisme. Itu dilakukannya setelah pengadilan Inggris mengharamkan dirinya untuk menginjakan kaki di Negeri Ratu Elizabeth itu.
(ian)