Pemimpin Tertinggi Taliban Peringatkan Adanya Penyusup di Tengah Perjuangan
loading...
A
A
A
KABUL - Pemimpin tertinggi Taliban , Haibatullah Akhunzada, telah memperingatkan kelompok itu bahwa mungkin ada entitas "tidak dikenal" di antara barisan mereka yang "bekerja melawan kehendak pemerintah". Peringatan itu datang saat Taliban menghadapi serangan yang meningkat dari kelompok garis keras.
Peringatan itu diedarkan secara luas di akun media sosial Taliban pada Kamis (4/11/2021). Pemimpin tertinggi Taliban tidak terlihat di depan umum sejak kelompok itu merebut kekuasaan hampir tiga bulan lalu, ketika pasukan Amerika Serikat mundur setelah pendudukan di Afghanistan selama beberapa dekade.
Sejak Taliban menguasai negara itu, kepemimpinannya telah berulang kali memperingatkan kemungkinan penipu dan penjahat bergabung dengan kelompok itu dalam upaya untuk merusak citranya. Pada bulan September, penjabat Menteri Pertahanan, Mullah Mohammad Yaqoob menyuarakan keprihatinan dalam pesan audio.
“Ada beberapa orang jahat dan korup yang ingin bergabung dengan kami. Untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri atau untuk mencemarkan nama baik kami dan membuat kami terlihat buruk,” katanya, seperti dikutip dari Al Jazeera. Yaqoob, putra pendiri Taliban Mullah Mohammad Omar, menambahkan bahwa setiap elemen jahat di antara jajaran akan ditangani.
Dalam beberapa bulan terakhir, Taliban telah memperluas perekrutannya karena berusaha memenuhi janji untuk menjaga keamanan di negara itu. Tetapi, kelompok tersebut telah menghadapi serangkaian serangan mematikan dari saingannya, termasuk ISIS di Provinsi Khorasan, kelompok bersenjata ISKP (ISIS-K), afiliasi ISIL.
Taliban juga mengumumkan amnesti nasional dan berjanji untuk mengizinkan perusahaan media swasta untuk terus beroperasi secara bebas dan independen. Namun, ada laporan tentang beberapa pejuang Taliban yang diduga melecehkan wartawan, dan yang lainnya dituduh secara paksa menyita properti di beberapa provinsi.
Menyusul laporan tersebut, kantor Akhunzada mengeluarkan dekrit pada akhir September yang melarang anggota kelompok memasuki rumah dan kantor di Kabul atau sekitarnya dengan dalih memeriksa kendaraan atau peralatan. “Tidak ada yang diizinkan untuk mengambil kendaraan atau peralatan atas nama pemerintah Afghanistan,” katanya.
Peringatan itu diedarkan secara luas di akun media sosial Taliban pada Kamis (4/11/2021). Pemimpin tertinggi Taliban tidak terlihat di depan umum sejak kelompok itu merebut kekuasaan hampir tiga bulan lalu, ketika pasukan Amerika Serikat mundur setelah pendudukan di Afghanistan selama beberapa dekade.
Sejak Taliban menguasai negara itu, kepemimpinannya telah berulang kali memperingatkan kemungkinan penipu dan penjahat bergabung dengan kelompok itu dalam upaya untuk merusak citranya. Pada bulan September, penjabat Menteri Pertahanan, Mullah Mohammad Yaqoob menyuarakan keprihatinan dalam pesan audio.
“Ada beberapa orang jahat dan korup yang ingin bergabung dengan kami. Untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri atau untuk mencemarkan nama baik kami dan membuat kami terlihat buruk,” katanya, seperti dikutip dari Al Jazeera. Yaqoob, putra pendiri Taliban Mullah Mohammad Omar, menambahkan bahwa setiap elemen jahat di antara jajaran akan ditangani.
Dalam beberapa bulan terakhir, Taliban telah memperluas perekrutannya karena berusaha memenuhi janji untuk menjaga keamanan di negara itu. Tetapi, kelompok tersebut telah menghadapi serangkaian serangan mematikan dari saingannya, termasuk ISIS di Provinsi Khorasan, kelompok bersenjata ISKP (ISIS-K), afiliasi ISIL.
Taliban juga mengumumkan amnesti nasional dan berjanji untuk mengizinkan perusahaan media swasta untuk terus beroperasi secara bebas dan independen. Namun, ada laporan tentang beberapa pejuang Taliban yang diduga melecehkan wartawan, dan yang lainnya dituduh secara paksa menyita properti di beberapa provinsi.
Menyusul laporan tersebut, kantor Akhunzada mengeluarkan dekrit pada akhir September yang melarang anggota kelompok memasuki rumah dan kantor di Kabul atau sekitarnya dengan dalih memeriksa kendaraan atau peralatan. “Tidak ada yang diizinkan untuk mengambil kendaraan atau peralatan atas nama pemerintah Afghanistan,” katanya.
(esn)