AS dan Rusia Rilis Jumlah Senjata Nuklir, Siapa yang Lebih Banyak?

Selasa, 26 Oktober 2021 - 15:55 WIB
loading...
AS dan Rusia Rilis Jumlah Senjata Nuklir, Siapa yang Lebih Banyak?
AS dan Rusia merilis jumlah senjata nujklir yang mereka miliki. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
MOSKOW - Rusia dan Amerika Serikat (AS) telah merilis jumlah senjata nuklir mereka terbaru di tengah hubungan antara Moskow dan aliansi militer bentukan Washington, NATO , terjun bebas.

Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Senin menerbitkan laporan terbarunya tentang jumlah total senjata ofensif strategis. Penghitungan yang diperlukan setiap enam bulan oleh Moskow dan Washington sesuai dengan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START) bilateral mereka yang mulai berlaku pada tahun 2011.

Dalam laporan tersebut, Rusia disebutkan memiliki 527 rudal balistik antar benua (ICBM) , rudal balistik berbasis kapal selam (SLBM), dan pembom berat.

Rusia juga memiliki 1.458 hulu ledak yang dikerahkan pada ICBM dan SLBMsertapengebom berat yang dikerahkan. Selain itu, Rusia tercatat memiliki 742 peluncur ICBM dan SLBM yang dikerahkan dan yang tidak serta pengebom berat yang dikerahkan dan tidak dikerahkan.

Laporan tersebut juga menempatkan jumlah senjata yang dimiliki oleh AS. AS tercatat memiliki 665 ICBM, SLBM, dan pembom berat.

Untuk hulu ledak nuklir pada ICBM, SLBM, danpengebom berat yang dikerahkan, AS memiliki 1.389 serta 800 peluncur ICBM, SLBM, serta pengebom berat yang dikerahkan dan tidak dikerahkan.

Departemen Luar Negeri AS sendiiri telah merilis angka yang sama pada bulan lalu sebagai bagian dari pengaturan START Baru seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (26/10/2021).

AS dan Rusia Rilis Jumlah Senjata Nuklir, Siapa yang Lebih Banyak?


Berdasarkan perjanjian New START, kekuatan kedua negara itu dibatasi menjadi 700 ICBM yang dikerahkan, SLBM yang dikerahkan, dan pembom berat; 1.550 hulu ledak pada ICBM yang dikerahkan, pada SLBM yang dikerahkan dan hulu ledak nuklir dihitung untuk pengebom berat yang dikerahkan dan 800 peluncur ICBM yang dikerahkan dan tidak, peluncur SLBM yang dikerahkan dan yang tidak dikerahkan, serta pengebom berat yang dikerahkan dan tidak dikerahkan.

Washington dan Moskow terus sepakat mematuhi perjanjian nuklir terakhir yang tersisa di antara mereka.

Selain menyelamatkan perjanjian New START, Presiden AS Joe Biden telah menetapkan untuk mencapai apa yang disebut pemerintahannya sebagai "hubungan yang stabil dan dapat diprediksi" dengan Rusia, terutama di bidang senjata nuklir. Pejabat Rusia sendiri mengatakan mereka berusaha untuk mencapai dinamika yang lebih positif dengan AS.

Namun keduanya belum mencapai kesepakatan komprehensif baru, dan friksi yang memburuk dengan anggota NATO mengancam akan memperburuk keretakan yang ada.

Setelah menteri pertahanan NATO membahas "Konsep Pencegahan dan Pertahanan di Kawasan Euro-Atlantik" yang mencakup merancang strategi multi-front untuk memblokir setiap serangan hipotetis dari Rusia selama pertemuan, Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan Berlin mendukung rencana induk NATO yang akan melawan Rusia habis-habisan dengan senjata nuklir jika konflik kedua pihak pecah.

"Kami siap untuk menggunakan cara tersebut sehingga memiliki efek jera sebelumnya dan tidak ada yang mendapat ide untuk menyerang mitra NATO," tegasnya.



Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pun bereaksi terhadap pernyataan itu pada hari Sabtu.

“Di tengah seruan untuk pencegahan militer Rusia, NATO secara konsisten menarik pasukannya ke perbatasan kami,” kata Shoigu.

“Menteri pertahanan Jerman harus tahu betul bagaimana langkah seperti itu di masa lalu berakhir untuk Jerman dan Eropa,” tambahnya, mengacu pada Front Timur Perang Dunia II.

“Hanya ada keamanan bersama di Eropa, tanpa melanggar kepentingan Rusia. Tetapi NATO yang tidak siap untuk dialog yang adil tentang masalah ini,” pungkasnya.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1738 seconds (0.1#10.140)