Tes Rudal Hipersonik Berujung Kegagalan, AS Semakin Tertinggal dari China dan Rusia

Jum'at, 22 Oktober 2021 - 06:40 WIB
loading...
A A A
Para pejabat pertahanan mengatakan mereka sangat prihatin tentang China yang mengembangkan kemampuan hipersonik karena dapat memungkinkan Beijing untuk melancarkan serangan ke Kutub Selatan, menghindari pertahanan rudal AS, yang umumnya diarahkan untuk rudal yang datang dari Kutub Utara.

Di sisi lain, dua minggu lalu, Rusia mengklaim telah berhasil menguji coba rudal hipersonik yang diluncurkan dari kapal selam untuk pertama kalinya, dijuluki Tsirkon atau Zircon. Awal musim panas ini, Rusia mengatakan telah menembakkan rudal yang sama dari kapal perang.



Namun demikian, Pentagon menegaskan pihaknya tetap berada di jalur untuk mengirimkan senjata hipersonik ofensif pada awal 2020-an, sebuah garis waktu yang tampaknya lebih mendesak dengan kemajuan teknologi hipersonik yang ditunjukkan oleh Rusia dan China.

Tes yang gagal dari badan luncur hipersonik terjadi setelah Angkatan Laut dan Angkatan Darat awal pekan ini melakukan serangkaian tes pengukuran hipersonik yang berhasil menyoroti prioritas Pentagon untuk meneliti dan menguji sistem senjata dengan cepat. Tiga tes suara bersama dirancang untuk mengumpulkan data dan melakukan eksperimen hipersonik dari mitra Departemen Pertahanan AS yang terlibat dalam pengembangan senjata canggih.

“Peluncuran ini memungkinkan peluang pengujian penerbangan yang sering dan teratur untuk mendukung pematangan cepat teknologi hipersonik ofensif dan defensif,” kata Angkatan Laut dalam sebuah pernyataan tentang uji coba tersebut.

Tes tersebut, yang dilakukan di NASA's Wallops Flight Facility di Eastern Shore of Virginia, menyediakan data untuk pengembangan senjata hipersonik, termasuk Conventional Prompt Strike Angkatan Laut dan Senjata Hipersonik Jarak Jauh Angkatan Darat.

AS berfokus pada senjata hipersonik konvensional yang didasarkan pada kapal, platform darat dan udara.

Pada bulan April, program rudal hipersonik Angkatan Udara mengalami kemunduran ketika gagal diluncurkan dari B-52. Sebaliknya, AGM-183A Air-launched Rapid Response Weapon (ARRW) tetap berada di pesawat.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2092 seconds (0.1#10.140)