Korea Utara Konfirmasi Luncurkan Rudal Balistik dari Kapal Selam
loading...
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) mengatakan telah melakukan uji coba rudal balistik baru dari kapal selam (SLBM). Demikian laporan media pemerintah Korut, Rabu (20/10/2021), sehari setelah pihak berwenang di Korea Selatan (Korsel) dan Jepang mendeteksi adanya uji coba senjata.
"SLBM tipe baru diluncurkan dari kapal selam yang sama yang terlibat dalam uji coba SLBM sebelumnya pada tahun 2016," kata kantor berita Korut, KCNA, yang dinukil Reuters.
KCNA menyatakan bahwa SLBM tipe baru ini menampilkan teknologi panduan kontrol canggih termasuk mobilitas sayap dan mobilitas lompat luncur.
“(SLBM) akan sangat berkontribusi untuk menempatkan teknologi pertahanan negara pada tingkat tinggi dan untuk meningkatkan kemampuan operasional bawah laut angkatan laut kita,” tambah KCNA.
Pemimpin Korut Kim Jong Un dilaporkan tidak menghadiri tes tersebut.
Sebelumnya militer Korea Selatan (Korsel) pada hari Selasa melaporkan bahwa mereka yakin Korut telah menembakkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) di lepas pantai timurnya. Ini adalah uji coba terbaru dalam serangkaian uji coba rudal Korea Utara.
"Rudal itu diluncurkan dari laut di sekitar Sinpo, tempat Korea Utara menyimpan kapal selam serta peralatan untuk uji tembak SLBM," Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pada Selasa kemarin.
Analis mencatat bahwa foto-foto yang dirilis oleh KCNA tampaknya menunjukkan rudal yang lebih tipis dan lebih kecil dari desain SLBM Korut sebelumnya, dan mungkin model yang sebelumnya tidak terlihat seperti yang pertama kali dipamerkan di pameran pertahanan Pyongyang pekan lalu.
SLBM yang lebih kecil dapat berarti lebih banyak rudal yang disimpan di satu kapal selam, meskipun dengan jangkauan yang lebih pendek. Ini berpotensi menempatkan Korut yang bersenjata nuklirsemakin dekat untuk menurunkan kapal selam rudal balistik operasional.
Namun, perkembangan itu diperkirakan hanya berdampak terbatas pada persenjataan Pyongyang sampai negara itu membuat lebih banyak kemajuan pada kapal selam yang lebih besar.
“Itu hanya berarti mereka mencoba mendiversifikasi opsi peluncuran kapal selam mereka,” jelas Dave Schmerler, peneliti senior di James Martin Center for Nonproliferation Studies di California.
“Ini adalah perkembangan yang menarik tetapi dengan hanya satu kapal selam di dalam air yang dapat meluncurkan satu atau dua dari ini, itu tidak banyak berubah,” imbuhnya.
Schmerler mengatakan tidak jelas apa yang dimaksud KCNA dengan "mobilitas sayap", tetapi "lompatan meluncur" itu adalah cara untuk mengubah lintasan rudal agar lebih sulit dilacak dan dicegat.
Korut telah melakukan sejumlah tes rudal balistik jarak pendek dalam beberapa tahun terakhir yang menurut para analis dirancang untuk menghindari sistem pertahanan rudal di Korsel.
"SLBM tipe baru diluncurkan dari kapal selam yang sama yang terlibat dalam uji coba SLBM sebelumnya pada tahun 2016," kata kantor berita Korut, KCNA, yang dinukil Reuters.
KCNA menyatakan bahwa SLBM tipe baru ini menampilkan teknologi panduan kontrol canggih termasuk mobilitas sayap dan mobilitas lompat luncur.
“(SLBM) akan sangat berkontribusi untuk menempatkan teknologi pertahanan negara pada tingkat tinggi dan untuk meningkatkan kemampuan operasional bawah laut angkatan laut kita,” tambah KCNA.
Pemimpin Korut Kim Jong Un dilaporkan tidak menghadiri tes tersebut.
Sebelumnya militer Korea Selatan (Korsel) pada hari Selasa melaporkan bahwa mereka yakin Korut telah menembakkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) di lepas pantai timurnya. Ini adalah uji coba terbaru dalam serangkaian uji coba rudal Korea Utara.
"Rudal itu diluncurkan dari laut di sekitar Sinpo, tempat Korea Utara menyimpan kapal selam serta peralatan untuk uji tembak SLBM," Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pada Selasa kemarin.
Analis mencatat bahwa foto-foto yang dirilis oleh KCNA tampaknya menunjukkan rudal yang lebih tipis dan lebih kecil dari desain SLBM Korut sebelumnya, dan mungkin model yang sebelumnya tidak terlihat seperti yang pertama kali dipamerkan di pameran pertahanan Pyongyang pekan lalu.
SLBM yang lebih kecil dapat berarti lebih banyak rudal yang disimpan di satu kapal selam, meskipun dengan jangkauan yang lebih pendek. Ini berpotensi menempatkan Korut yang bersenjata nuklirsemakin dekat untuk menurunkan kapal selam rudal balistik operasional.
Namun, perkembangan itu diperkirakan hanya berdampak terbatas pada persenjataan Pyongyang sampai negara itu membuat lebih banyak kemajuan pada kapal selam yang lebih besar.
“Itu hanya berarti mereka mencoba mendiversifikasi opsi peluncuran kapal selam mereka,” jelas Dave Schmerler, peneliti senior di James Martin Center for Nonproliferation Studies di California.
“Ini adalah perkembangan yang menarik tetapi dengan hanya satu kapal selam di dalam air yang dapat meluncurkan satu atau dua dari ini, itu tidak banyak berubah,” imbuhnya.
Schmerler mengatakan tidak jelas apa yang dimaksud KCNA dengan "mobilitas sayap", tetapi "lompatan meluncur" itu adalah cara untuk mengubah lintasan rudal agar lebih sulit dilacak dan dicegat.
Korut telah melakukan sejumlah tes rudal balistik jarak pendek dalam beberapa tahun terakhir yang menurut para analis dirancang untuk menghindari sistem pertahanan rudal di Korsel.
(ian)