Erdogan Kecam 5 Negara Pemenang Perang Dunia II sebagai Penguasa Dunia
loading...
A
A
A
LUANDA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam lima negara pemenang Perang Dunia (PD) II yang dia sebut bertindak sebagai penguasa dunia. Dia menyindir dengan kalimat "dunia lebih besar dari lima".
Dalam pidatonya di depan Parlemen Angola—bagian dari tur diplomatik empat hari di Afrika—pemimpin Turki itu mengatakan tatanan dunia saat ini tidak adil. Dunia, kata dia, telah didominasi beberapa negara pemenang PD II.
Erdogan tak merinci lima negara pemenang PD II yang bertindak sebagai penguasa dunia saat ini. Namun, lima negara itu menyiratkan pada lima anggota tetap DK PBB pemilik hak veto—Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Inggris dan Prancis.
Erdogan mendarat di Luanda pada hari Senin (18/10/2021) untuk pertemuan dengan Presiden Angola Joao Lourenco.
Dalam pidatonya di Parlemen Angola, dia mencela "pendekatan orientalis yang berpusat pada Barat" ke benua itu dan mengeluh tentang ketidakadilan di tatanan global saat ini.
“Nasib umat manusia tidak boleh diserahkan kepada belas kasihan segelintir negara yang memenangkan Perang Dunia Kedua,” kata Erdogan kepada anggota parlemen Angola.
“Hari ini kita berbicara semboyan ‘dunia lebih besar dari lima’ dan dengan cara ini kita berjuang melawan ketidaksetaraan di dunia,” ujarnya, merujuk pada jumlah anggota tetap Dewan Keamanan PBB pemilik hak veto.
Dia mengatakan Turki merangkul orang-orang Afrika tanpa diskriminasi.
Dalam pidatonya di depan Parlemen Angola—bagian dari tur diplomatik empat hari di Afrika—pemimpin Turki itu mengatakan tatanan dunia saat ini tidak adil. Dunia, kata dia, telah didominasi beberapa negara pemenang PD II.
Erdogan tak merinci lima negara pemenang PD II yang bertindak sebagai penguasa dunia saat ini. Namun, lima negara itu menyiratkan pada lima anggota tetap DK PBB pemilik hak veto—Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Inggris dan Prancis.
Erdogan mendarat di Luanda pada hari Senin (18/10/2021) untuk pertemuan dengan Presiden Angola Joao Lourenco.
Dalam pidatonya di Parlemen Angola, dia mencela "pendekatan orientalis yang berpusat pada Barat" ke benua itu dan mengeluh tentang ketidakadilan di tatanan global saat ini.
“Nasib umat manusia tidak boleh diserahkan kepada belas kasihan segelintir negara yang memenangkan Perang Dunia Kedua,” kata Erdogan kepada anggota parlemen Angola.
“Hari ini kita berbicara semboyan ‘dunia lebih besar dari lima’ dan dengan cara ini kita berjuang melawan ketidaksetaraan di dunia,” ujarnya, merujuk pada jumlah anggota tetap Dewan Keamanan PBB pemilik hak veto.
Dia mengatakan Turki merangkul orang-orang Afrika tanpa diskriminasi.