Pembelot Sebut Korut Punya Mata-mata di Istana Presiden Korsel
loading...
A
A
A
SEOUL - Sebuah pengakuan mengejutkan datang dari pembelot Korea Utara (Korut) yang juga seorang mantan mata-mata top Pyongyang. Ia mengatakan bahwa Korut pernah menempatkan seorang mata-mata di Istana Kepresidenan Korea Selatan (Korsel).
Kim Kuk-song telah bekerja sebagai mata-mata Korut selama 30 tahun sebelum ia memutuskan untuk membelot ke Korsel pada 2014. Dia mengungkapkan bahwa salah satu tanggung jawabnya di Korut adalah mengembangkan strategi untuk menghadapi Korsel. Tujuannya adalah "subordinasi politik".
Itu melibatkan memiliki mata dan telinga di lapangan.
"Ada banyak kasus di mana saya mengarahkan mata-mata untuk pergi ke Korea Selatan dan melakukan misi operasi melalui mereka. Banyak kasus," klaimnya seperti dikutip dari BBC, Selasa (12/10/2021).
Dia tidak merinci, tetapi dia memberi satu contoh yang menarik.
"Ada kasus di mana seorang agen Korea Utara dikirim dan bekerja di Kantor Kepresidenan di Korea Selatan dan kembali ke Korea Utara dengan selamat. Itu pada awal 1990-an. Setelah bekerja untuk Blue House (sebutan untuk Istana Presiden Korsel) selama lima sampai enam tahun, dia kembali dengan selamat dan bekerja di Kantor Penghubung 314 Partai Buruh," ungkapnya.
"Saya dapat memberitahu Anda bahwa operasi Korea Utara memainkan peran aktif dalam berbagai organisasi masyarakat sipil serta lembaga-lembaga penting di Korea Selatan," klaimnya lagi.
BBC tidak memiliki cara untuk memverifikasi klaim ini.
Korut mungkin salah satu negara termiskin dan paling terisolasi di dunia, tetapi para pembelot terkenal sebelumnya telah memperingatkan bahwa Pyongyang telah menciptakan 6.000 tentara peretas yang terampil.
Menurut Kuk-song, pemimpin Korut sebelumnya, Kim Jong-il, memerintahkan pelatihan personel baru pada 1980-an untuk mempersiapkan perang siber.
"Universitas Moranbong akan memilih siswa paling cerdas dari seluruh negeri dan menempatkan mereka melalui enam tahun pendidikan khusus," ujarnya.
Terkait pasukan siber ini, pejabat keamanan Inggris percaya bahwa unit Korut yang dikenal sebagai Lazarus Group berada di balik serangan siber yang melumpuhkan bagian dari NHS dan organisasi lain di seluruh dunia pada tahun 2017. Kelompok yang sama diyakini telah menargetkan Sony Pictures dalam peretasa profil tinggi pada tahun 2014.
Kim Kuk-song mengatakan kantor itu dikenal sebagai Kantor Penghubung 414. "Secara internal, kami menjulukinya Pusat Informasi Kim Jong-il'," ungkapnya.
Lebih jauh dia mengklaim memiliki saluran telepon langsung ke pemimpin Korut.
"Orang-orang mengatakan agen-agen ini berada di China, Rusia, dan negara-negara Asia Tenggara, tetapi mereka juga beroperasi di Korea Utara sendiri. Kantor itu juga menjaga komunikasi antara agen mata-mata Korea Utara," pungkasnya.
Kim Kuk-song telah bekerja sebagai mata-mata Korut selama 30 tahun sebelum ia memutuskan untuk membelot ke Korsel pada 2014. Dia mengungkapkan bahwa salah satu tanggung jawabnya di Korut adalah mengembangkan strategi untuk menghadapi Korsel. Tujuannya adalah "subordinasi politik".
Itu melibatkan memiliki mata dan telinga di lapangan.
"Ada banyak kasus di mana saya mengarahkan mata-mata untuk pergi ke Korea Selatan dan melakukan misi operasi melalui mereka. Banyak kasus," klaimnya seperti dikutip dari BBC, Selasa (12/10/2021).
Dia tidak merinci, tetapi dia memberi satu contoh yang menarik.
"Ada kasus di mana seorang agen Korea Utara dikirim dan bekerja di Kantor Kepresidenan di Korea Selatan dan kembali ke Korea Utara dengan selamat. Itu pada awal 1990-an. Setelah bekerja untuk Blue House (sebutan untuk Istana Presiden Korsel) selama lima sampai enam tahun, dia kembali dengan selamat dan bekerja di Kantor Penghubung 314 Partai Buruh," ungkapnya.
"Saya dapat memberitahu Anda bahwa operasi Korea Utara memainkan peran aktif dalam berbagai organisasi masyarakat sipil serta lembaga-lembaga penting di Korea Selatan," klaimnya lagi.
BBC tidak memiliki cara untuk memverifikasi klaim ini.
Korut mungkin salah satu negara termiskin dan paling terisolasi di dunia, tetapi para pembelot terkenal sebelumnya telah memperingatkan bahwa Pyongyang telah menciptakan 6.000 tentara peretas yang terampil.
Menurut Kuk-song, pemimpin Korut sebelumnya, Kim Jong-il, memerintahkan pelatihan personel baru pada 1980-an untuk mempersiapkan perang siber.
"Universitas Moranbong akan memilih siswa paling cerdas dari seluruh negeri dan menempatkan mereka melalui enam tahun pendidikan khusus," ujarnya.
Terkait pasukan siber ini, pejabat keamanan Inggris percaya bahwa unit Korut yang dikenal sebagai Lazarus Group berada di balik serangan siber yang melumpuhkan bagian dari NHS dan organisasi lain di seluruh dunia pada tahun 2017. Kelompok yang sama diyakini telah menargetkan Sony Pictures dalam peretasa profil tinggi pada tahun 2014.
Kim Kuk-song mengatakan kantor itu dikenal sebagai Kantor Penghubung 414. "Secara internal, kami menjulukinya Pusat Informasi Kim Jong-il'," ungkapnya.
Lebih jauh dia mengklaim memiliki saluran telepon langsung ke pemimpin Korut.
"Orang-orang mengatakan agen-agen ini berada di China, Rusia, dan negara-negara Asia Tenggara, tetapi mereka juga beroperasi di Korea Utara sendiri. Kantor itu juga menjaga komunikasi antara agen mata-mata Korea Utara," pungkasnya.
(ian)