AQ Khan, Bapak Bom Nuklir Pakistan Dibenci Barat dan Disamakan dengan Osama bin Laden

Senin, 11 Oktober 2021 - 08:17 WIB
loading...
AQ Khan, Bapak Bom Nuklir...
Dr Abdul Qadeer Khan, Bapak bom nuklir Pakistan yang dimusuhi Barat meninggal dunia, Minggu (10/10/2021). Foto/REUTERS
A A A
ISLAMABAD - Dr Abdul Qadeer (AQ) Khan, ilmuwan yang dijuluki "Bapak bom nuklir Pakistan" telah meninggal dunia, Minggu (10/11/2021). Dia pahlawan bagi Pakistan karena membantu melindungi negara dengan temuan bom nuklir , tapi dibenci Barat yang menganggapnya salah satu orang paling berbahaya di dunia seperti Osama bin Laden.

AQ Khan meninggal pada usia 85 tahun setelah dirawat di rumah sakit karena terinfeksi COVID-19.



Pada 11 Desember 2003, sekelompok perwira CIA Amerika Serikat (AS) dan MI6 Inggris hendak menaiki pesawat tak bertanda di Libya ketika mereka diberikan setumpuk setengah lusin amplop cokelat.

Tim berada di akhir misi rahasia yang melibatkan negosiasi tegang dengan pejabat Libya. Ketika mereka membuka amplop di atas pesawat, mereka menemukan bahwa mereka telah diberikan bukti terakhir yang mereka butuhkan di mana di dalamnya ada desain untuk senjata nuklir.

Desain tersebut—serta banyak komponen untuk program nuklir siap pakai—telah dipasok oleh AQ Khan.

Khan adalah salah satu tokoh paling signifikan dalam keamanan global dalam setengah abad terakhir. Kisahnya ada di jantung pertempuran atas teknologi paling berbahaya di dunia, pertempuran antara mereka yang memilikinya dan mereka yang menginginkannya.

Mantan Direktur CIA George Tenet menggambarkan Khan sebagai "setidaknya sama berbahayanya dengan Osama bin Laden", cukup sebanding ketika Osama bin Laden berada di balik serangan 11 September 2001 atau serangan 9/11 di AS.

Fakta bahwa AQ Khan dapat digambarkan sebagai salah satu orang paling berbahaya di dunia oleh mata-mata Barat, tetapi juga dipuji sebagai pahlawan di tanah airnya, memberi tahu dunia tentang tidak hanya kompleksitas pria itu sendiri, tetapi juga bagaimana dunia memandang senjata nuklir.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2057 seconds (0.1#10.140)