Hendak Jual Rahasia Kapal Selam ke Asing, Insinyur Nuklir AS Ditangkap FBI

Senin, 11 Oktober 2021 - 06:28 WIB
loading...
Hendak Jual Rahasia Kapal Selam ke Asing, Insinyur Nuklir AS Ditangkap FBI
USS Connecticut, kapal selam bertenaga nuklir tercanggih dan termahal yang dimiliki Angkatan Laut Amerika Serikat. Foto/Twitter/@USPacificFleet
A A A
WASHINGTON - Seorang insinyur nuklir Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dan istrinya ditangkap para agen Biro Investigasi Federal (FBI). Pasangan itu ditangkap atas tuduhan spionase karena mencoba menjual informasi rahasia tentang kapal selam nuklir Amerika kepada kekuatan asing.

Upaya pasangan itu digagalkan dalam operasi penyergapan FBI.

Departemen Kehakiman dalam sebuah pernyataan Minggu (10/10/2021) mengatakan Jonathan dan Diana Toebbe, asal Annapolis, Maryland, ditangkap di Jefferson County, West Virginia oleh para agen FBI dan Layanan Investigasi Kriminal Angkatan Laut pada hari Sabtu.



Pasangan ini dituduh menjual data terbatas mengenai desain kapal selam tempur bertenaga nuklir selama setahun kepada seseorang yang mereka anggap sebagai perwakilan dari kekuatan asing. Orang itu sebenarnya adalah agen FBI yang menyamar.

Jonathan Toebbe merupakan karyawan Angkatan Laut AS dan bekerja di Program Propulsi Nuklir Angkatan Laut. Dia memiliki izin keamanan untuk mengakses data terbatas tentang desain kapal selam nuklir dan reaktornya.

Pada April 2020, dia diduga mengirim sampel data terbatas tersebut ke pemerintah asing, bersama dengan surat yang berbunyi: “Tolong teruskan surat ini ke badan intelijen militer Anda. Saya percaya informasi ini akan sangat berharga bagi bangsa Anda. Ini bukan tipuan.”

"Informasi ini dikumpulkan secara perlahan dan hati-hati selama beberapa tahun dalam pekerjaan normal saya untuk menghindari menarik perhatian, dan menyelundupkan melewati pos pemeriksaan keamanan beberapa lapis sekaligus," lanjut surat tersebut yang menjadi bagian dari dokumen pengadilan, seperti dikutip dari NPR, Senin (11/10/2021).

Negara yang dimaksud tidak disebutkan namanya oleh Departemen Kehakiman, tetapi surat itu "dicegat" oleh atau diberikan kepada FBI sebelum mencapai tujuannya. Seorang agen yang menyamar menghubungi Toebbe, dan pasangan itu mengatur kesepakatan di mana Toebbe akan menyerahkan data lebih lanjut dengan imbalan pembayaran dalam mata uang crypto.

Agen FBI mengirim Toebbe USD10.000 dalam cryptocurrency Juni ini. Tak lama setelah itu, Toebbe dan istrinya diduga melakukan perjalanan ke "dead drop" yang telah diatur sebelumnya di West Virginia, di mana istri insinyur itu bertindak sebagai pengintai sementara Toebbe menempatkan kartu SD di dalam sandwich selai kacang untuk dikumpulkan oleh agen.



Toebbe kemudian mengirim kunci enkripsi untuk kartu SD dengan imbalan USD20.000 lagi, dan FBI dapat memverifikasi bahwa kartu tersebut memang berisi data terbatas yang terkait dengan reaktor nuklir kapal selam.

Pembayaran dan penyerahan data sukses lainnya menyusul, tetapi Toebbes ditangkap di West Virginia pada hari Sabtu, ketika mereka mencoba pertukaran ketiga.

Selama berbulan-bulan korespondensi mereka, Toebbe awalnya tidak percaya pada agen tersebut, dan ragu-ragu untuk bertemu kontaknya jika dia masuk ke dalam jebakan. Agen itu berhasil membujuknya dengan persuasi, dan dengan mengatur "sinyal" dari kedutaan negara asing selama akhir pekan Memorial Day.

Tidak diungkapkan seperti apa bentuk sinyal ini, atau bagaimana FBI mengaturnya dengan negara yang bersangkutan.

Toobe tampaknya memiliki visi romantis untuk menjual rahasia negara. Membahas bagaimana dia dan istrinya mungkin pada akhirnya harus melarikan diri dari AS, dia mengatakan kepada agen itu: “Suatu hari, ketika aman, mungkin dua teman lama akan memiliki kesempatan untuk bertemu satu sama lain di kafe, berbagi sebotol anggur, dan menertawakan cerita tentang eksploitasi bersama."

Pasangan itu telah didakwa dengan dua pelanggaran terkait spionase: Konspirasi untuk Mengkomunikasikan Data yang Dibatasi, dan Komunikasi Data yang Dibatasi. Kedua pelanggaran membawa hukuman terbuka.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2146 seconds (0.1#10.140)