AS Perang Habis-habisan, Putra Eks Menhan Afghanistan Malah Beli Rumah Mewah Rp284 M

Sabtu, 09 Oktober 2021 - 22:08 WIB
loading...
AS Perang Habis-habisan,...
Putra seorang mantan menteri pertahanan Afghanistan, Daoud Wardak, menghabiskan jutaan dolar untuk membeli sebuah rumah mewah dengan pemandangan Los Angeles. Foto/Yahoo
A A A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menghabiskan dana sekitar USD85 miliar untuk militer Afghanistan , hanya untuk melihatmereka menyerah kepada Taliban tanpa perlawanan. Sekarang putra seorang mantan menteri pertahanan negara itu menghabiskan jutaan dolar untuk membeli sebuah rumah mewah dengan pemandangan Los Angeles.

Seperti dilaporkan oleh Yahoo News, mengutip catatan real estate, seorang pria bernama Daoud Wardak baru-baru ini membeli properti Trousdale Estates di Beverly Hills seharga $20,9 juta atau sekitar Rp284 miliar. Ia digambarkan sebagai "pengungsi etnis Pashtun" yang lahir pada tahun 1977, dengan catatan publik menunjukkan dia sebagai presiden AD Capital Group, yang berbasis di Miami, Florida.

Menurut sumber yang sama Wardak sudah memiliki USD5,2 juta di resor St. Regis Bal Harbour di Miami Beach. Rumah barunya di Beverly Hills, yang dikenal sebagai Carla Ridge Residence, baru-baru ini didesain ulang dengan gaya "minimalis kontemporer" dan menawarkan pemandangan cakrawala Los Angeles melalui dinding kacanya.



Untuk diketahui Daoud adalah putra bungsu Abdul Rahim Wardak, yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan di pemerintah yang didukung AS di Kabul antara 2004 dan 2012. Mantan pejuang mujahidin itu adalah pemain kunci dalam mendirikan Tentara Nasional Afghanistan (ANA), kekuatan yang runtuh tanpa perlawanan kepada Taliban pada bulan Agustus. Ini membuat Taliban menguasai negara itu bahkan sebelum pasukan AS sempat pergi seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (9/10/2021).

Pentagon menghabiskan sekitar USD85 miliar selama 20 tahun terakhir untuk ANA, termasuk untuk senjata, peralatan, dan membayar gaji tentara. Ada tuduhan terus-menerus selama bertahun-tahun bahwa beberapa komandan ANA memalsukan jumlah pasukan di bawah komando mereka, disebut "tentara hantu", sehingga mereka bisa mengantongi selisih dari dana yang ada.

Sementara Wardak berkeliling ibu kota Barat untuk mengadvokasi pendanaan ANA, dia jelas tidak cukup percaya pada masa depan Afghanistan untuk meninggalkan anak-anaknya di sana. Baik Daoud dan kakak laki-lakinya Hamed berakhir di AS, di mana Hamed menjalankan perusahaan kontraktor militer, NCL Holdings, dibayar oleh Pentagon untuk mengamankan rute pasokan di Afghanistan.



Hamed Wardak juga disebut-sebut sebagai CEO Ludus Athletics, sebuah merek gaya hidup yang terinspirasi oleh Miami dengan motto "LOVE THE WORLD," yang menyelenggarakan turnamen voli pantai pada Maret 2012. Kurang dari lima bulan kemudian, ayahnya digulingkan dari Kementerian Pertahanannya dalam mosi tidak percaya parlemen.

Ludus tampaknya sudah tidak berfungsi sekarang, dan tidak ada di biografi LinkedIn Hamed Wardak.

Presiden AS Joe Biden mengumumkan pada bulan Maret bahwa semua pasukan AS akan ditarik dari Afghanistan pada bulan September. Ia bersikeras bahwa Angkatan Darat Afghanistan lebih dari mampu untuk menahan Taliban. Sebaliknya, Taliban merebut Kabul tanpa perlawanan pada 14 Agustus, membuat AS terburu-buru untuk mengevakuasi ribuan warga Amerika dan sekutu Afghanistannya melalui bandara sipil ibukota.

Biden menggambarkan pengangkutan udara yang membawa 124.000 orang – tetapi meninggalkan beberapa warga AS dan banyak lagi sekutu Afghanistannya – sebagai keberhasilan luar biasa, sementara kepemimpinan Pentagon menolak seruan untuk mengundurkan diri setelahnya.



Demikian juga, tidak ada yang didisiplinkan atas kematian 13 tentara AS dan lebih dari 170 warga sipil Afghanistan dalam pemboman bunuh diri 26 Agustus di bandara atau serangan balasan pesawat tak berawak dua hari kemudian, yang menewaskan 10 orang tak berdosa termasuk tujuh anak-anak, bukannya seorang tersangka teroris.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1241 seconds (0.1#10.140)