Sabet Nobel Perdamaian, Kremlin Sebut Muratov Jurnalis Pemberani

Sabtu, 09 Oktober 2021 - 20:10 WIB
loading...
Sabet Nobel Perdamaian, Kremlin Sebut Muratov Jurnalis Pemberani
Kremlin memuji jurnalis Rusia Dmitry Muratov sebagai jurnalis pemberani setelah menyabet Hadiah Nobel Perdamaian. Foto/LA Times
A A A
MOSKOW - Kremlin memberikan ucapan selamat kepada jurnalis Rusia Dmitry Muratov karena memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini. Kremlin menyebutnya sebagai jurnalis berbakat dan pemberani.

Muratov, pemimpin redaksi surat kabar independen terkemuka Rusia Novaya Gazeta, diumumkan sebagai pemenang penghargaan bergengsi itu pada hari Jumat bersama dengan jurnalis Maria Ressa dari Filipina.

Pria berusia 59 tahun itu adalah salah satu tokoh media paling dihormati di Rusia dan telah memimpin Novaya Gazeta selama 24 tahun.

Di bawah kepemimpinannya, surat kabar itu secara konsisten menentang Presiden Rusia Vladimir Putin dengan penyelidikan atas kesalahan dan korupsi. Surat kabar ini secara ekstensif juga meliput konflik di negara tetangga Ukraina, di mana Moskow dituduh sebagai pemicunya.

"Ini adalah penilaian yang tinggi dan kami mengucapkan selamat kepadanya. Dia terus-menerus bekerja sesuai dengan cita-citanya sendiri, dia mengabdi pada mereka, dia berbakat, dia berani," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (9/10/2021).

Saat mengumumkan Muratov dan Ressa sebagai pemenang, ketua Komite Nobel Norwegia Berit Reiss-Andersen mengatakan keduanya diakui untuk perjuangan mereka yang berani untuk kebebasan berekspresi di Filipina dan Rusia.



“Mereka adalah perwakilan dari semua jurnalis yang membela cita-cita ini di dunia di mana demokrasi dan kebebasan pers menghadapi kondisi yang semakin buruk,” katanya.

Didirikan bersama oleh mantan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1993, Novaya Gazeta adalah salah satu dari sedikit media independen yang saat ini aktif di Rusia.

Di bawah Putin, Kremlin secara rutin bergerak untuk membungkam pelaporan kritis dengan menutup banyak organisasi media. Ini sangat bergantung pada outlet media pemerintah untuk mendorong propaganda pro-Putin ke publik.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2100 seconds (0.1#10.140)