Perjuangkan Kebebasan Berekspresi, Jurnalis Rusia dan Filipina Raih Nobel Perdamaian

Jum'at, 08 Oktober 2021 - 16:52 WIB
loading...
Perjuangkan Kebebasan...
Jurnalis asal Filipina Maria Ressa dan Dmitry Muratov dari Rusia meraih hadiah Nobel Perdamaian 2021 atas perjuangan mereka memperjuangkan kebebasan berekspresi di negara masing-masing. Foto/BBC
A A A
OSLO - Dua jurnalis dari dua negara berbeda, Dmitry Muratov dari Rusia dan Maria Ressa asal Filipina mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian . Keduanya mendapatkan penghargaan bergengsi itu untuk perjuangannya mendapatkan ruang kebebasan berekspresi di negaranya masing-masing.

"Penghargaan diberikan untuk upaya mereka menjaga kebebasan berekspresi, yang merupakan prasyarat bagi demokrasi dan perdamaian abadi," ucap Ketua komite, Berit Reiss-Andersen, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (8/10/2021).

Dmitry Muratov adalah seorang jurnalis dan pemimpin redaksi surat kabar Novaya Gazeta Rusia. Surat kabar miliknya digambarkan oleh Committee to Protect Journalists (CPJ) sebagai satu-satunya surat kabar yang benar-benar kritis dengan pengaruh nasional di Rusia saat ini. Muratov bekerja sebagai editor di surat kabar itu antara tahun 1995 dan 2017.

Muratov sebelumnya juga memenangkan penghargaan kebebasan pers internasional CPJ pada tahun 2007 atas keberaniannya membela kebebasan pers dalam menghadapi serangan, ancaman, dan pemenjaraan.



Sementara itu Maria Ressa adalah jurnalis dan penulis Filipina-Amerika, salah satu pendiri dan CEO Rappler, yang menghabiskan hampir dua dekade sebagai reporter investigasi di Asia Tenggara untuk CNN.

Pada tahun 2020 ia dihukum karena pencemaran nama baik di bawah undang-undang Filipina yang kontroversial terhadap kejahatan dunia maya, sebuah langkah yang secara luas dikutuk oleh kelompok-kelompok hak asasi dan jurnalis sebagai serangan terhadap kebebasan pers.

The Guardian menerbitkan editorial tentang Ressa tahun lalu, menyebutnya sebagai "jurnalis pemberani" dan keyakinannya sebagai langkah yang dirancang untuk mendinginkan media.

"Jurnalisme yang bebas, independen, dan berdasarkan fakta berfungsi untuk melindungi dari penyalahgunaan kekuasaan, kebohongan, dan propaganda perang. Tanpa kebebasan berekspresi dan kebebasan pers, akan sulit untuk berhasil mempromosikan persaudaraan antar bangsa, perlucutan senjata dan tatanan dunia yang lebih baik untuk berhasil di zaman kita," kata Berit Reiss-Andersen.

Hadiah Nobel Perdamaian telah diberikan sebanyak 102 kali sejak tahun 1901, diberikan kepada seseorang atau orang-orang yang telah atau telah melakukan pekerjaan paling banyak atau terbaik untuk persaudaraan antar bangsa.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
6 Percobaan Pembunuhan...
6 Percobaan Pembunuhan Vladimir Putin yang Selalu Gagal
Putin: Rusia Segera...
Putin: Rusia Segera Habisi Militer Ukraina!
Putin Usul PBB Memerintah...
Putin Usul PBB Memerintah Sementara Ukraina, Ini Tujuan Pentingnya
Zelensky: Vladimir Putin...
Zelensky: Vladimir Putin Segera Mati, Perang Rusia-Ukraina Akan Berakhir
Kapal Selam Sindbad...
Kapal Selam Sindbad Bawa 45 Turis Tenggelam di Lepas Pantai Mesir, 6 Tewas, Ini Penampakannya
Eks Jenderal Tertinggi...
Eks Jenderal Tertinggi Ukraina: Pasal 5 NATO Itu Tak Ada, Anggotanya Tak Dilindungi dari Rusia
Ukraina Desak Pengerahan...
Ukraina Desak Pengerahan Pasukan Tempur Uni Eropa
Gempa Myanmar: PM Thailand...
Gempa Myanmar: PM Thailand Nyatakan Bangkok Zona Darurat, Getaran Dirasakan di China
Profil Paetongtarn Shinawatra,...
Profil Paetongtarn Shinawatra, PM Thailand yang Pernah Jadi Pelayan Restoran
Rekomendasi
Jelang Lebaran Ini,...
Jelang Lebaran Ini, iPhone 16 Sudah Tersedia melalui Official Store di Shopee Mall
Berbagi Takjil, Pelindo...
Berbagi Takjil, Pelindo Tumbuhkan Ekonomi UMKM
Pemudik Diminta Hati-hati,...
Pemudik Diminta Hati-hati, Jalur Gentong Hujan Deras Malam Ini
Berita Terkini
Korban Gempa Myanmar...
Korban Gempa Myanmar Bertambah, 144 Orang Tewas dan 730 Terluka
1 jam yang lalu
Gedung 30 Lantai Roboh...
Gedung 30 Lantai Roboh Akibat Gempa di Bangkok, Pekerja Ungkap Cerita Mengerikan Lolos dari Maut
2 jam yang lalu
Gempa Besar 7,7 SR,...
Gempa Besar 7,7 SR, Gedung Pencakar Langit di Bangkok Roboh
3 jam yang lalu
Gempa Besar, Listrik...
Gempa Besar, Listrik dan Internet Padam di Myanmar, Situasi Mulai Membaik di Thailand
3 jam yang lalu
Gempa Guncang Thailand...
Gempa Guncang Thailand dan Myanmar, KBRI Ungkap Belum Ada Laporan Korban WNI
4 jam yang lalu
2 Gempa Bumi Dahsyat...
2 Gempa Bumi Dahsyat Guncang Myanmar dan Thailand
4 jam yang lalu
Infografis
Kantong Teh Melepaskan...
Kantong Teh Melepaskan Jutaan Mikroplastik dan Diserap Sel Usus
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved