Pertama, Pengungsi Rohingya Meninggal karena Covid-19 di Bangladesh
loading...
A
A
A
DHAKA - Seorang pria Rohingya berusia 71 tahun menjadi orang pertama yang meninggal akibat virus Corona di kamp pengungsi di Bangladesh. Hal itu diungkapkan oleh pejabat setempat.
Para ahli kesehatan telah lama memperingatkan bahwa virus mematikan itu dapat melanda kamp pengungsi yang menampung hampir satu juta pengungsi di tenggara negara itu.
"Dia meninggal pada 31 Mei. Tapi tadi malam kami mendapat konfirmasi bahwa dia meninggal karena Covid-19 ," kata Toha Bhuiyan, seorang pejabat kesehatan senior di distrik Bazar Cox seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (2/6/2020).
Pria itu termasuk di antara setidaknya 29 orang Rohingya yang dinyatakan positif mengidap virus di kamp itu. (Baca: Virus Corona Mewabah di Kamp Pengungsi Rohingya Bangladesh )
Bhuiyan mengatakan korban meninggal di pusat isolasi yang dikelola oleh lembaga amal medis Doctors Without Borders dan dimakamkan di kamp itu pada hari yang sama.
"Kami akan berbicara dengan para administrator di kamp dan memperingatkan orang-orang tentang kematian itu," kata Bhuiyan, seraya menambahkan mereka berusaha menemukan orang-orang yang telah melakukan kontak dengan korban.
Mahbubur Rahman, kepala departemen kesehatan di distrik Bazar Cox, mengatakan kepada AFP para pejabat sedang menunggu laporan lengkap tentang kematian tersebut.
Seorang juru bicara PBB mengatakan mereka akan berkomentar nanti.
Pada awal April, pihak berwenang memberlakukan penguncian total di distrik itu - rumah bagi 3,4 juta orang termasuk para pengungsi - setelah sejumlah infeksi Covid-19 dilaporkan. Kasus pertama di kamp itu sendiri terdeteksi pada pertengahan Mei. (Baca: Pandemi Virus Corona Intai Kamp Pengungsi Rohingya )
Para pejabat sejak itu memblokir jalan-jalan yang mengarah ke beberapa area kamp di mana sebagian besar infeksi telah dicatat.
Para ahli kesehatan telah lama memperingatkan bahwa virus mematikan itu dapat melanda kamp pengungsi yang menampung hampir satu juta pengungsi di tenggara negara itu.
"Dia meninggal pada 31 Mei. Tapi tadi malam kami mendapat konfirmasi bahwa dia meninggal karena Covid-19 ," kata Toha Bhuiyan, seorang pejabat kesehatan senior di distrik Bazar Cox seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (2/6/2020).
Pria itu termasuk di antara setidaknya 29 orang Rohingya yang dinyatakan positif mengidap virus di kamp itu. (Baca: Virus Corona Mewabah di Kamp Pengungsi Rohingya Bangladesh )
Bhuiyan mengatakan korban meninggal di pusat isolasi yang dikelola oleh lembaga amal medis Doctors Without Borders dan dimakamkan di kamp itu pada hari yang sama.
"Kami akan berbicara dengan para administrator di kamp dan memperingatkan orang-orang tentang kematian itu," kata Bhuiyan, seraya menambahkan mereka berusaha menemukan orang-orang yang telah melakukan kontak dengan korban.
Mahbubur Rahman, kepala departemen kesehatan di distrik Bazar Cox, mengatakan kepada AFP para pejabat sedang menunggu laporan lengkap tentang kematian tersebut.
Seorang juru bicara PBB mengatakan mereka akan berkomentar nanti.
Pada awal April, pihak berwenang memberlakukan penguncian total di distrik itu - rumah bagi 3,4 juta orang termasuk para pengungsi - setelah sejumlah infeksi Covid-19 dilaporkan. Kasus pertama di kamp itu sendiri terdeteksi pada pertengahan Mei. (Baca: Pandemi Virus Corona Intai Kamp Pengungsi Rohingya )
Para pejabat sejak itu memblokir jalan-jalan yang mengarah ke beberapa area kamp di mana sebagian besar infeksi telah dicatat.