Hendak Melarikan Diri dari Myanmar, Puluhan Warga Rohingya Ditembaki Drone

Sabtu, 10 Agustus 2024 - 20:05 WIB
loading...
Hendak Melarikan Diri...
Pengungsi Rohingya ditembaki drone saat melarikan diri dari Myanmar. Foto/Reuters
A A A
YANGON - Puluhan warga Rohingya , termasuk anak-anak, tewas dalam serangan pesawat nirawak saat melarikan diri dari Myanmar.

Serangan pesawat tanpa awak terhadap warga Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar menewaskan puluhan orang, termasuk keluarga dengan anak-anak, kata beberapa saksi, menggambarkan para penyintas berkeliaran di antara tumpukan mayat untuk mengidentifikasi kerabat yang tewas dan terluka.

Empat saksi, aktivis, dan seorang diplomat menggambarkan serangan pesawat tanpa awak pada hari Senin yang menyerang keluarga yang menunggu untuk menyeberangi perbatasan ke negara tetangga Bangladesh.

Seorang wanita hamil tua dan putrinya yang berusia 2 tahun termasuk di antara korban dalam serangan itu, serangan paling mematikan yang diketahui terhadap warga sipil di negara bagian Rakhine selama beberapa minggu terakhir pertempuran antara pasukan junta dan pemberontak.

Tiga saksi mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat bahwa Tentara Arakan bertanggung jawab, tuduhan yang dibantah kelompok itu. Milisi dan militer Myanmar saling menyalahkan. Reuters tidak dapat memverifikasi berapa banyak orang yang tewas dalam serangan itu atau secara independen menentukan tanggung jawab.

Video yang diunggah ke media sosial menunjukkan tumpukan mayat berserakan di tanah berlumpur, koper dan ransel mereka berserakan di sekitar mereka. Tiga orang yang selamat mengatakan lebih dari 200 orang tewas sementara seorang saksi mata mengatakan ia melihat sedikitnya 70 mayat.

Reuters memverifikasi lokasi video tersebut di luar kota pesisir Myanmar, Maungdaw. Reuters tidak dapat mengonfirmasi secara independen tanggal video tersebut direkam.

Seorang saksi mata, Mohammed Eleyas yang berusia 35 tahun, mengatakan istrinya yang sedang hamil dan putrinya yang berusia 2 tahun terluka dalam serangan itu dan kemudian meninggal. Ia berdiri bersama mereka di garis pantai ketika pesawat tanpa awak mulai menyerang kerumunan, kata Eleyas kepada Reuters dari sebuah kamp pengungsi di Bangladesh.



"Saya mendengar suara tembakan yang memekakkan telinga beberapa kali," katanya. Eleyas mengatakan dia berbaring di tanah untuk melindungi dirinya sendiri dan ketika dia bangun, dia melihat istri dan putrinya terluka parah dan banyak kerabatnya yang lain tewas.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1524 seconds (0.1#10.140)