AS Masih Rusuh, Trump Kerahkan Ribuan Tentara Garda Nasional
loading...
A
A
A
Tepat sebelum dia muncul di Rose Garden Gedung Putih, ledakan keras terdengar di dekat Gedung Putih. Para polisi lantas membubarkan demonstran berpenutup muka dengan tembakan granat dan ledakan gas air mata.
Floyd Dibunuh
Sementara itu, dua dokter yang melakukan autopsi independen menyimpulkan George Floyd tewas karena sesak napas (asfiksia) dan kematiannya sebagai pembunuhan. (Baca juga: Autopsi Independen: George Floyd Tewas karena Asfiksia, Ini Pembunuhan )
Para dokter juga mengatakan Floyd tidak memiliki kondisi medis yang mendasari yang berkontribusi pada kematiannya, dan dia kemungkinan meninggal sebelum dia dimasukkan ke dalam ambulans.
Kesimpulan dua dokter ini bertentangan dengan temuan awal autopsi resmi oleh Pemeriksa Medis Hennepin County, yang dikutip dalam dokumen tuntutan pengadilan terhadap petugas polisi yang mencekik leher Floyd dengan lututnya selama beberapa menit.
Temuan awal itu mengatakan tidak ada bukti pencekikan traumatis. Temuan itu juga mengatakan penyakit arteri koroner dan hipertensi juga kemungkinan berkontribusi pada kematian Floyd. Laporan lengkap autopsi Pemeriksa Medis Hennepin County belum dirilis.
"Buktinya konsisten dengan asfiksia mekanik sebagai penyebab kematian dan pembunuhan sebagai cara kematian," kata Dr Allecia Wilson dari University of Michigan, salah satu dari dua dokter forensik yang melakukan autopsi independen, seperti dikutip Reuters, Selasa (2/6/2020).
Sebuah rekaman video menunjukkan Floyd memohon untuk dilepaskan dan mengatakan berulang kali bahwa dia tidak bisa bernapas ketika seorang perwira polisi Derek Chauvin menggunakan lututnya untuk mencekik leher Floyd selama hampir sembilan menit. Dua petugas lainnya menekan punggung Floyd juga dengan lutut.
Chauvin, yang berkulit putih dan telah dipecat dari Departemen Kepolisian Minneapolis, dikenai tuduhan pembunuhan tingkat tiga.
Dr Michael Baden, yang juga mengambil bagian dalam autopsi independen atas permintaan keluarga Floyd, mengatakan bahwa tindakan dua petugas polisi lainnya juga menyebabkan Floyd berhenti bernapas.
Floyd Dibunuh
Sementara itu, dua dokter yang melakukan autopsi independen menyimpulkan George Floyd tewas karena sesak napas (asfiksia) dan kematiannya sebagai pembunuhan. (Baca juga: Autopsi Independen: George Floyd Tewas karena Asfiksia, Ini Pembunuhan )
Para dokter juga mengatakan Floyd tidak memiliki kondisi medis yang mendasari yang berkontribusi pada kematiannya, dan dia kemungkinan meninggal sebelum dia dimasukkan ke dalam ambulans.
Kesimpulan dua dokter ini bertentangan dengan temuan awal autopsi resmi oleh Pemeriksa Medis Hennepin County, yang dikutip dalam dokumen tuntutan pengadilan terhadap petugas polisi yang mencekik leher Floyd dengan lututnya selama beberapa menit.
Temuan awal itu mengatakan tidak ada bukti pencekikan traumatis. Temuan itu juga mengatakan penyakit arteri koroner dan hipertensi juga kemungkinan berkontribusi pada kematian Floyd. Laporan lengkap autopsi Pemeriksa Medis Hennepin County belum dirilis.
"Buktinya konsisten dengan asfiksia mekanik sebagai penyebab kematian dan pembunuhan sebagai cara kematian," kata Dr Allecia Wilson dari University of Michigan, salah satu dari dua dokter forensik yang melakukan autopsi independen, seperti dikutip Reuters, Selasa (2/6/2020).
Sebuah rekaman video menunjukkan Floyd memohon untuk dilepaskan dan mengatakan berulang kali bahwa dia tidak bisa bernapas ketika seorang perwira polisi Derek Chauvin menggunakan lututnya untuk mencekik leher Floyd selama hampir sembilan menit. Dua petugas lainnya menekan punggung Floyd juga dengan lutut.
Chauvin, yang berkulit putih dan telah dipecat dari Departemen Kepolisian Minneapolis, dikenai tuduhan pembunuhan tingkat tiga.
Dr Michael Baden, yang juga mengambil bagian dalam autopsi independen atas permintaan keluarga Floyd, mengatakan bahwa tindakan dua petugas polisi lainnya juga menyebabkan Floyd berhenti bernapas.