Peneliti AS Prediksi Tiga Kemungkinan 'Masa Depan' Covid-19

Selasa, 02 Juni 2020 - 03:30 WIB
loading...
Peneliti AS Prediksi Tiga Kemungkinan Masa Depan Covid-19
Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Para peneliti di Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular (CIDRAP) di University of Minnesota, Amerika Serikat (AS) memprediksi apa yang mereka sebut 'masa depan' dari Covid-19. Para peneliti menyebut, setidaknya ada tiga prediksi dalam hal ini.

Para peneliti mengatakan, masa depan pandemi Covid-19 dapat berupa beberapa gelombang kecil infeksi baru, gelombang infeksi yang lebih besar daripada level saat ini yang diikuti oleh satu atau lebih gelombang yang lebih kecil atau "pembakaran lambat" dari transmisi virus berkelanjutan tanpa puncak yang jelas.

Para peneliti, seperti dilansir Al Arabiya mendasarkan prediksi skenario mereka pada perbandingan dengan pandemi influenza dan mengidentifikasi kesamaan dengan Covid-19.

(Baca: Ibu Kota Filipina Kembali Hidup Meski Masih Ada Ancaman Covid-19 )

Virus pandemi influenza dan coronavirus adalah virus baru di dunia yang tidak memiliki kekebalan terhadapnya, keduanya menyebar melalui tetesan dan aerosol kecil, keduanya dapat ditularkan melalui orang yang tidak menunjukkan gejala apa pun dan keduanya mampu menginfeksi jutaan orang.

Skenario prediksi mereka untuk masa depan pandemi Covid-19 adalah sekenario pertama, gelombang pertama infeksi Covid-19 pada musim semi 2020 diikuti oleh serangkaian gelombang kecil yang terjadi secara konsisten selama satu atau dua tahun, yang secara bertahap akan berkurang pada tahun 2021.

Para peneliti mengatakan bahwa pemerintah harus mengembalikan atau mengurangi langkah-langkah pengendalian seperti penguncian dan jam malam, tergantung pada ketinggian puncak pandemi.

Skenario kedua atau kasus terburuk, di mana gelombang pertama infeksi Covid-19 pada musim semi 2020 diikuti oleh gelombang yang lebih besar pada musim gugur atau musim dingin tahun 2020 dan kemudian satu atau lebih gelombang yang lebih kecil pada tahun 2021.

(Baca: Jaga Jarak, Ribuan Orang Antre di Sekolah dan IKEA Inggris )

"Pemerintah harus mengembalikan langkah-langkah penahanan di musim gugur untuk mencoba menurunkan penyebaran virus dan melindungi sektor kesehatan dari kewalahan," ucap para peneliti.

Sedangkan skenario ketiga adalah, gelombang pertama infeksi Covid-19 pada musim semi 2020 diikuti oleh "pembakaran lambat" dari transmisi Covid-19 yang berkelanjutan tanpa pola gelombang yang jelas. Skenario ini tidak akan mengharuskan pemerintah untuk mengembalikan langkah-langkah penahanan, meskipun kasus baru infeksi dan kematian akan terus terjadi.

"Skenario apa pun yang diikuti pandemi ini (dengan asumsi setidaknya beberapa tingkat tindakan mitigasi yang sedang berlangsung), kita harus bersiap untuk setidaknya 18 hingga 24 bulan aktivitas Covid-19 yang signifikan, dengan hot spot bermunculan secara berkala di berbagai wilayah geografis," ujar para peneliti.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1399 seconds (0.1#10.140)