Jenderal Mark Milley: Al-Qaeda Dapat Mengancam AS dalam Setahun

Rabu, 29 September 2021 - 05:30 WIB
loading...
Jenderal Mark Milley:...
Jenderal tertinggi Amerika Serikat Mark Milley memberi keterangan di Kongres AS pada 28 September 2021. Foto/bbc
A A A
WASHINGTON - Jenderal tertinggi Amerika Serikat (AS) Mark Milley memperingatkan teroris al-Qaeda di Afghanistan dapat mengancam AS hanya dalam waktu 12 bulan.

“Taliban tidak memutuskan hubungan dengan kelompok yang bertanggung jawab atas 9/11 dan mereka sendiri tetap menjadi organisasi teror,” ungkap Jenderal Milley saat berbicara di Kongres pada Selasa (28/9/2021).

Dia dan Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin sedang ditanyai di Kongres tentang penarikan pasukan AS bulan lalu dari Afghanistan.



Pemerintah Afghanistan yang didukung Barat runtuh ketika Taliban dengan cepat maju merebut kembali negara itu.



Senator AS dan ketua komite Jack Reed mengatakan anggota parlemen ingin memahami apakah AS "melewatkan indikator" keruntuhan pemerintah.



AS telah mengatakan sekarang akan bergerak menuju misi kontra-terorisme.

Sidang parlemen yang diadakan komite angkatan bersenjata Senat digelar beberapa pekan setelah penarikan yang kacau di bandara Kabul ketika kekuatan asing berusaha membawa pulang warganya dan ribuan warga Afghanistan yang putus asa memohon diselamatkan.

Satu serangan bunuh diri menewaskan 182 orang selama operasi penarikan di bandara Kabul. Tiga belas personel layanan AS dan 169 warga Afghanistan tewas di gerbang bandara Kabul pada 26 Agustus.

Sidang pada Selasa (28/9/2021) dimulai dengan kesaksian pembukaan dari Menteri Pertahanan Lloyd Austin diikuti Jenderal Milley.

Jenderal Milley mengatakan AS harus terus melindungi rakyatnya dari serangan teroris dari Afghanistan, dan misi itu sekarang akan lebih sulit.

"Taliban adalah dan tetap menjadi organisasi teroris dan masih belum memutuskan hubungan dengan al-Qaeda," papar dia.

"Al-Qaeda atau ISIS (kelompok Negara Islam) yang dibentuk kembali dengan aspirasi untuk menyerang AS adalah kemungkinan yang sangat nyata, dan berbagai kondisi memasukkan aktivitas di wilayah yang tidak diatur dapat muncul dalam 12-36 bulan ke depan," ujar dia.

Jenderal Milley mengatakan dia membuat penilaian pada akhir 2020 bahwa penarikan pasukan yang dipercepat dari Afghanistan dapat mempercepat keruntuhan pemerintah.

Namun baik dia maupun Austin sama-sama bersaksi bahwa kecepatan keruntuhan membuat militer AS lengah.

"Fakta bahwa tentara Afghanistan yang kami dan mitra kami latih begitu saja mencair, dalam banyak kasus tanpa melepaskan tembakan, mengejutkan kami semua," ujar Austin.

Jenderal AS lainnya, Kenneth McKenzie, juga hadir dalam sidang parlemen itu. Sebagai kepala Komando Pusat AS, dia mengawasi penarikan dari Afghanistan.

Ketiga pria itu sekarang menjawab pertanyaan dari anggota Kongres.

Pasukan AS pertama kali memasuki Afghanistan pada akhir 2001, tak lama setelah serangan 9/11. Pada saat mereka pergi, AS telah menghabiskan sekitar USD985 miliar dan mengerahkan puluhan ribu tentara, puncaknya sebanyak 110.000 tentara pada 2011.

Dalam pekan-pekan antara jatuhnya Kabul dan batas waktu penarikan 31 Agustus, AS mengevakuasi sisa 4.000 tentaranya. AS juga membawa sekitar 50.000 pengungsi Afghanistan yang diterbangkan keluar dari Kabul.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
10 Negara Terluas di...
10 Negara Terluas di Dunia, Adakah Indonesia?
4 Alasan Elon Musk Akan...
4 Alasan Elon Musk Akan Dijadikan Nama Kapal Induk AS Terbaru, Salah Satunya Simbol Kebangkitan Militer
Insiden Paling Memalukan,...
Insiden Paling Memalukan, Tank AS Tenggelam di Rawa di dekat Perbatasan Belarusia, 4 Tentara Tewas
13 Rudal dan Drone Iran...
13 Rudal dan Drone Iran yang Bisa Hapus Pangkalan AS di Timur Tengah dari Peta
Netanyahu Batal Tunjuk...
Netanyahu Batal Tunjuk Eli Sharafit Jadi Bos Baru Shin Bet karena Kritik Trump
China Gelar Latihan...
China Gelar Latihan Militer Dekat Taiwan, AS Kirim Jet Tempur F-16 Block 70 Viper
Perang Panas Trump dan...
Perang Panas Trump dan Iran Bisa Picu Kiamat Inflasi?
Khawatir Perang, Swedia...
Khawatir Perang, Swedia Siapkan Bunker Nuklir untuk 7 Juta Jiwa
Dahsyatnya Ledakan Pipa...
Dahsyatnya Ledakan Pipa Gas Petronas serasa Gempa Bumi, Suhu Capai 1.000 Derajat Celsius
Rekomendasi
PMI Kirim Bantuan Kemanusiaan...
PMI Kirim Bantuan Kemanusiaan Senilai Rp800 Juta untuk Korban Gempa Myanmar
Ini 7 Sekolah yang Dikecualikan...
Ini 7 Sekolah yang Dikecualikan dari Ketentuan SPMB 2025
Risiko Resesi Amerika...
Risiko Resesi Amerika Semakin Besar, Begini Isi Ramalan Goldman Sachs
Berita Terkini
10 Negara Terluas di...
10 Negara Terluas di Dunia, Adakah Indonesia?
1 jam yang lalu
Militer China Kepung...
Militer China Kepung Taiwan untuk Simulasi Invasi Besar-besaran, AS Tak Bisa Berbuat Banyak
1 jam yang lalu
Israel Ingin Rebut Wilayah...
Israel Ingin Rebut Wilayah yang Lebih Luas, Hamas Siap Melawan
3 jam yang lalu
Siapa Sheikh Mohammed...
Siapa Sheikh Mohammed bin Zayed? Presiden UEA yang Dijadikan Nama Jalan Tol di Indonesia
3 jam yang lalu
4 Negara Mayoritas Islam...
4 Negara Mayoritas Islam Rayakan Lebaran dalam Kondisi Berperang, dari Palestina hingga Suriah
5 jam yang lalu
Rusia Kecam Trump karena...
Rusia Kecam Trump karena Mengancam Akan Mengebom Iran
6 jam yang lalu
Infografis
Gunung Pelangi China,...
Gunung Pelangi China, Fenomena Alam yang Disebut dalam Al-Quran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved