Pentagon Ungkap Fasilitator ISIS-K yang Tewas dalam Serangan Drone di Afghanistan
loading...
A
A
A
Selain itu, penyelidikan lanjutan oleh New York Times menemukan bahwa pengemudi mobil yang terkena serangan pesawat tak berawak, yang diidentifikasi sebagai Zemari Ahmadi, telah bekerja untuk organisasi bantuan yang berbasis di AS sejak 2006 sebagai insinyur listrik. Orang lain yang terbunuh, semuanya berasal dari keluarga yang sama, juga dilaporkan bekerja bersama militer AS sebagai kontraktor selama perang.
Sementara tidak mengidentifikasi Ahmadi sebelum membunuhnya, Pentagon mengklaim ia berperilaku mencurigakan pada serangan dilancarkan. Ia juga terlihat memuat barang-barang ke dalam mobilnya yang diyakini sebagai bahan peledak.
Namun The New York Times memperoleh rekaman keamanan yang menunjukkan Ahmadi memuat kendi air ke dalam mobilnya, menunjukkan militer AS mungkin telah salah mengira sebagai bom.
Pentagon sedari awal juga mengakui kemungkinan warga sipil turut menjadi korban dalam serangan itu. Namun mereka menyatakan para korban tewas karena ledakan susulan akibat bahan peledak yang dibawa dalam ke dalam mobil, daripada serangan pesawat tak berawak itu sendiri.
Kepala CENTCOM Frank McKenzie sejak itu mengakui bahwa bukan itu masalahnya, dan tidak ada dari mereka yang tewas dalam serangan itu memiliki hubungan dengan terorisme atau menimbulkan ancaman bagi pasukan AS, menganggap kematian tak berdosa sebagai “kesalahan.”
Sebelum pengakuan itu, militer AS telah menggambarkan Ahmadi dalam istilah yang sama sebagai tersangka pejuang ISIS, menyebutnya sebagai ancaman ISIS-K yang akan segera terjadi dan mengklaim serangan itu “sangat mengganggu” rencana serangan kelompok teroris di masa depan.
Sementara tidak mengidentifikasi Ahmadi sebelum membunuhnya, Pentagon mengklaim ia berperilaku mencurigakan pada serangan dilancarkan. Ia juga terlihat memuat barang-barang ke dalam mobilnya yang diyakini sebagai bahan peledak.
Namun The New York Times memperoleh rekaman keamanan yang menunjukkan Ahmadi memuat kendi air ke dalam mobilnya, menunjukkan militer AS mungkin telah salah mengira sebagai bom.
Pentagon sedari awal juga mengakui kemungkinan warga sipil turut menjadi korban dalam serangan itu. Namun mereka menyatakan para korban tewas karena ledakan susulan akibat bahan peledak yang dibawa dalam ke dalam mobil, daripada serangan pesawat tak berawak itu sendiri.
Kepala CENTCOM Frank McKenzie sejak itu mengakui bahwa bukan itu masalahnya, dan tidak ada dari mereka yang tewas dalam serangan itu memiliki hubungan dengan terorisme atau menimbulkan ancaman bagi pasukan AS, menganggap kematian tak berdosa sebagai “kesalahan.”
Sebelum pengakuan itu, militer AS telah menggambarkan Ahmadi dalam istilah yang sama sebagai tersangka pejuang ISIS, menyebutnya sebagai ancaman ISIS-K yang akan segera terjadi dan mengklaim serangan itu “sangat mengganggu” rencana serangan kelompok teroris di masa depan.
(ian)