Menlu Rusia: Ukraina Harus Berhenti Mengemis Uang dari Barat Agar Bermartabat

Kamis, 16 September 2021 - 13:31 WIB
loading...
Menlu Rusia: Ukraina...
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Para politisi di Ukraina tidak akan berhenti meminta uang kepada negara-negara Barat, dan mengemis terus-menerus ini tidak layak bagi rakyat Ukraina yang mereka wakili.

Peringatan keras itu diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov.

Saat berbicara pada Rabu (15/9/2021), Lavrov menggunakan jaringan pipa gas Nord Stream 2 sebagai contoh dari Kiev yang terus-menerus meminta bantuan kepada negara asing.



"Teman-teman Ukraina kami ... telah membuat kebiasaan untuk mengemis sesuatu kepada Barat," ungkap Lavrov.



"Misalnya, 'Nord Stream. Hentikan! Jika Anda tidak bisa menghentikannya, beri kami uang sebagai kompensasi... dan biarkan kami bergabung dengan NATO, Uni Eropa, kami sudah siap sejak lama'," papar Lavrov.



"Mereka terus mengemis dan mengemis," kecam Lavrov.

Menurut Lavrov, Ukraina perlu menunjukkan "martabat" dan menyelesaikan masalahnya sendiri.

"Bangsa Ukraina, dengan sejarahnya yang kaya, layak menjadi pencipta, bukan pengemis dengan tangan terulur sepanjang waktu," tegas dia.

Komentar Lavrov muncul saat Ukraina terus mencari jaminan bahwa pipa gas Nord Stream 2 yang kontroversial tidak akan mengakhiri miliaran biaya yang diterima Ukraina untuk transit gas alam Rusia melalui negara itu.

Nord Stream 2, setelah beroperasi, akan menghubungkan Jerman langsung ke Rusia melalui Laut Baltik, memungkinkan Moskow mengirim gas tanpa perlu membayar tarif untuk melewati negara-negara lain.

Jerman bertujuan melindungi keamanan energinya dan membuat prosesnya tidak terlalu bergantung pada pihak ketiga, sehingga dapat menurunkan harga gas.

Seperti yang terjadi selama ini, Gazprom Rusia membayar sejumlah besar biaya transit gas ke Ukraina.

Menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Nord Stream 2 berpotensi merugikan negaranya sebesar USD3 miliar setiap tahun karena pendapatan yang hilang.

Zelensky ingin Jerman memberi tahu Rusia bahwa mereka harus terus mengirim gas melalui Ukraina.

Awal tahun ini, Ukraina, Jerman dan Amerika Serikat (AS) menandatangani kesepakatan untuk tujuan itu, tetapi itu tidak mengikat secara hukum.

Adapun tangan kanan Zelensky, Andrey Yermak, telah mengungkapkan Kiev masih menunggu jaminan resmi di atas kertas.

Pada 10 September, Gazprom mengungkapkan pembangunan pipa gas Nord Stream 2 telah selesai sepenuhnya. Jaringan itu diharapkan beroperasi penuh pada akhir tahun.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1766 seconds (0.1#10.140)