Aktivitas Nuklir Korut Bikin Bos IAEA Prihatin
loading...
A
A
A
“Saya menyerukan (Korea Utara) untuk sepenuhnya mematuhi kewajibannya berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan, untuk segera bekerja sama dengan Badan tersebut dalam implementasi penuh dan efektif dari Perjanjian Perlindungan (Perjanjian Non-Proliferasi) dan untuk menyelesaikan semua masalah yang belum terselesaikan, terutama yang muncul selama ketidakhadiran inspektur Badan dari negara tersebut,” imbuhnya seperti dikutip dari Koreajoongangdaily, Selasa (14/9/2021).
Pusat Penelitian Ilmiah Nuklir Yongbyon, yang terletak 100 kilometer (62 mil) utara ibukota Pyongyang, adalah fasilitas nuklir terbesar dan paling terkenal di Korut. Fasilitas ini bertanggung jawab untuk memproduksi bahan fisil yang digunakan dalam enam uji coba nuklir rezim tersebut.
Badan tersebut baru-baru ini merilis sebuah laporan pada akhir Agustus yang mengatakan bahwa reaktor nuklir utama 5 megawatt telah mengeluarkan air pendingin sejak Juli, yang kemungkinan digunakan untuk menghilangkan panas dari inti reaktor nuklir.
Sebuah laboratorium radiokimia di kompleks yang sama juga telah beroperasi selama lima bulan dari Februari hingga Juli, menunjukkan bahwa fasilitas itu telah memproses ulang sejumlah besar bahan bakar bekas dalam jangka waktu tersebut.
Pemrosesan ulang memungkinkan pemulihan produk yang tersisa dalam bahan bakar nuklir bekas yang dapat mengalami fisi lagi dalam perakitan bahan bakar baru. Fisi adalah pemecahan inti berat, seperti uranium, yang melepaskan energi.
Pusat Penelitian Ilmiah Nuklir Yongbyon, yang terletak 100 kilometer (62 mil) utara ibukota Pyongyang, adalah fasilitas nuklir terbesar dan paling terkenal di Korut. Fasilitas ini bertanggung jawab untuk memproduksi bahan fisil yang digunakan dalam enam uji coba nuklir rezim tersebut.
Badan tersebut baru-baru ini merilis sebuah laporan pada akhir Agustus yang mengatakan bahwa reaktor nuklir utama 5 megawatt telah mengeluarkan air pendingin sejak Juli, yang kemungkinan digunakan untuk menghilangkan panas dari inti reaktor nuklir.
Sebuah laboratorium radiokimia di kompleks yang sama juga telah beroperasi selama lima bulan dari Februari hingga Juli, menunjukkan bahwa fasilitas itu telah memproses ulang sejumlah besar bahan bakar bekas dalam jangka waktu tersebut.
Pemrosesan ulang memungkinkan pemulihan produk yang tersisa dalam bahan bakar nuklir bekas yang dapat mengalami fisi lagi dalam perakitan bahan bakar baru. Fisi adalah pemecahan inti berat, seperti uranium, yang melepaskan energi.
(ian)