Menlu AS: Taliban Pemerintah De Facto Afghanistan

Selasa, 14 September 2021 - 16:02 WIB
loading...
A A A


"Saya dapat memberitahu Anda dari pengalaman pribadi bahwa ini adalah kelompok kejam dari masa lalu dan apakah mereka berubah atau tidak masih harus dilihat," kata Milley, menambahkan bahwa dia dan Austin sama-sama berperang melawan kelompok itu selama karir militer mereka.

AS memulai perangnya di Afghanistan pada Oktober 2001, beberapa minggu setelah serangan 11 September. Taliban pada saat itu menyediakan perlindungan bagi al-Qaeda, kelompok yang merencanakan dan melakukan serangan teroris yang menghancurkan di World Trade Center dan Pentagon.

Sejak itu, sekitar 2.500 anggota militer AS tewas dalam konflik tersebut, yang juga merenggut nyawa lebih dari 100.000 tentara, personel polisi, dan warga sipil Afghanistan.

Sekarang Taliban kembali berkuasa.

Dalam minggu-minggu terakhir dari rencana eksodus pasukan asing dari Afghanistan, Taliban melakukan suksesi keuntungan medan perang yang mengejutkan. Pada 15 Agustus, kelompok itu merebut istana presiden di Kabul, memicu pemerintah Barat untuk mempercepat upaya evakuasi warga, diplomat, dan warga sipil Afghanistan yang berisiko.



Setelah pengambilalihan Taliban, Presiden Joe Biden membela keputusannya bahwa AS akan meninggalkan negara yang dilanda perang itu.

"Saya berdiri tegak di belakang keputusan saya. Setelah 20 tahun saya telah belajar dengan cara yang sulit bahwa tidak pernah ada waktu yang tepat untuk menarik pasukan AS," kata Biden sehari setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.

"Pasukan Amerika tidak bisa dan tidak boleh berperang dalam perang dan mati dalam perang yang pasukan Afghanistan tidak mau berjuang untuk diri mereka sendiri," kata Biden.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2297 seconds (0.1#10.140)