Kisah Pilot Jet Tempur AS Batalkan Misi Bunuh Diri Lawan Serangan 9/11

Senin, 13 September 2021 - 15:33 WIB
loading...
A A A
"Saya telah mengangkat tangan dan bersumpah untuk melindungi dan membela bangsa kita," katanya. "Jika ini adalah tempat di mana alam semesta menempatkan saya pada saat ini ... bahwa ini adalah tujuan saya. Siapa pun yang pernah berada di posisi kami akan bersedia melakukan hal yang sama. Dan buktinya ada di puding, karena penumpang di Penerbangan 93 melakukannya."

Penerbangan 93 dibajak oleh empat teroris al-Qaeda hampir satu jam setelah lepas landas dan dialihkan ke timur menuju Washington, D.C.

"Kami tahu apa yang perlu dilakukan. Dan tidak ada air mata. Doanya, sejujurnya," kata Penney, menambahkan, "'Ya Tuhan, jangan biarkan aku mengacaukan ini'. Karena betapa pentingnya hal itu dan potensi konsekuensinya jika kami tidak berhasil."

Tapi Penney tidak menyelesaikan atau membatalkan misi bunuh dirinya. Penumpang United Airlines Penerbangan 93 berusaha merebut kembali pesawat, dan dalam perjuangan, pesawat jatuh di sebuah lapangan di Pennsylvania, menewaskan semua orang di dalamnya.

Itu adalah satu-satunya dari empat pesawat yang dibajak hari itu yang tidak mencapai target yang diinginkan para teroris.

Penney, yang tanda panggilannya "Lucky", mengatakan dia tidak merasa beruntung karena melarikan diri dari misi bunuh diri hari itu.

"Ketika Anda melihat kembali timeline, [penumpang Penerbangan 93] menabrakkan pesawat mereka hampir setengah jam sebelum kami mengudara. Saya tidak menganggap diri saya beruntung karena apa yang mereka lakukan adalah sesuatu yang seharusnya tidak pernah mereka lakukan. Naik Penerbangan 93 hari itu, mereka hanya melakukan perjalanan bisnis atau pulang dari liburan...Mereka tidak mengangkat tangan kanan mereka dan bersumpah untuk melindungi dan membela seperti yang saya lakukan. Saya merasa sepertinya misi kami adalah kegagalan karena banyak alasan."

Penney mengatakan dia tidak memiliki kesempatan untuk merenungkan apa yang mungkin terjadi. "Segera pindah ke patroli udara tempur 24/7, terbang dari tengah malam hingga pukul 04.00 pagi selama hampir satu tahun," katanya. Kemudian, dia pergi ke pelatihan untuk operasi tempur di Irak, di mana dia melayani dua tur.

Dia mengatakan bayangannya tidak datang sampai hampir satu dekade kemudian ketika upacara peringatan menghormati responden pertama serangan 9/11, dan ceritanya keluar.

"Saat itulah saya mulai berpikir tentang apa yang saya saksikan hari itu dan arti dari pengorbanan para responden pertama dan kepahlawanan yang mereka semua tunjukkan," katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1176 seconds (0.1#10.140)