AS Bekerja Sama dengan Taliban Amankan Penerbangan Tambahan dari Kabul
loading...
A
A
A
DOHA - Amerika Serikat (AS) sedang bernegosiasi dengan Taliban untuk mengamankan penerbangan charter (sewaan) tambahan dari bandara Kabul bagi mereka yang ingin meninggalkan Afghanistan.
Pernyataan itu diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken saat berada di Qatar pada Selasa (7/9).
Blinken mengatakan AS telah berkomunikasi dengan Taliban untuk mengamankan perjanjian agar ada lebih banyak penerbangan charter untuk berangkat dengan aman.
Dia bersumpah memegang janji Taliban bahwa semua orang dengan dokumen perjalanan yang ingin meninggalkan Afghanistan akan dapat melakukannya tanpa komplikasi.
“Sekitar 100 warga negara AS masih mencari jalan keluar dari negara yang dilanda perang itu,” ungkap Blinken.
Blinken membantah klaim Taliban telah memblokir orang-orang untuk pergi melalui bandara di kota utara Mazar-i-Sharif.
Ada laporan lebih dari 1.000 orang, termasuk sejumlah "relatif kecil" warga Amerika, telah terjebak menunggu penerbangan charter.
“Taliban hanya menolak beberapa orang keluar dari Afghanistan karena beberapa di antara mereka tidak memiliki dokumen yang sah,” papar Blinken.
Menurut pernyataan Presiden AS Joe Biden yang dikeluarkan pada 31 Agustus, Gedung Putih memperkirakan ada 100 hingga 200 warga AS yang ingin pergi dari Afghanistan.
Lebih dari 120.000 orang sejauh ini telah dievakuasi dari Kabul.
Taliban awalnya menyatakan mereka tidak akan menerima perpanjangan evakuasi melewati batas waktu 31 Agustus.
Namun, Taliban kemudian meyakinkan 100 negara yang warganya ada di Afghanistan, bahwa mereka dan warga negara Afghanistan yang ditunjuk, akan “diizinkan melanjutkan dengan cara yang aman dan tertib ke titik keberangkatan dan (untuk) bepergian ke luar negeri.”
Qatar yang menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di kawasan Teluk, telah menawarkan bantuan yang signifikan dalam memulangkan warga negara asing.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada 26 Agustus, Doha mengatakan telah membantu mengevakuasi lebih dari 40.000 orang, termasuk anak-anak, wanita, dan jurnalis.
Pernyataan itu diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken saat berada di Qatar pada Selasa (7/9).
Blinken mengatakan AS telah berkomunikasi dengan Taliban untuk mengamankan perjanjian agar ada lebih banyak penerbangan charter untuk berangkat dengan aman.
Dia bersumpah memegang janji Taliban bahwa semua orang dengan dokumen perjalanan yang ingin meninggalkan Afghanistan akan dapat melakukannya tanpa komplikasi.
“Sekitar 100 warga negara AS masih mencari jalan keluar dari negara yang dilanda perang itu,” ungkap Blinken.
Blinken membantah klaim Taliban telah memblokir orang-orang untuk pergi melalui bandara di kota utara Mazar-i-Sharif.
Ada laporan lebih dari 1.000 orang, termasuk sejumlah "relatif kecil" warga Amerika, telah terjebak menunggu penerbangan charter.
“Taliban hanya menolak beberapa orang keluar dari Afghanistan karena beberapa di antara mereka tidak memiliki dokumen yang sah,” papar Blinken.
Menurut pernyataan Presiden AS Joe Biden yang dikeluarkan pada 31 Agustus, Gedung Putih memperkirakan ada 100 hingga 200 warga AS yang ingin pergi dari Afghanistan.
Lebih dari 120.000 orang sejauh ini telah dievakuasi dari Kabul.
Taliban awalnya menyatakan mereka tidak akan menerima perpanjangan evakuasi melewati batas waktu 31 Agustus.
Namun, Taliban kemudian meyakinkan 100 negara yang warganya ada di Afghanistan, bahwa mereka dan warga negara Afghanistan yang ditunjuk, akan “diizinkan melanjutkan dengan cara yang aman dan tertib ke titik keberangkatan dan (untuk) bepergian ke luar negeri.”
Qatar yang menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di kawasan Teluk, telah menawarkan bantuan yang signifikan dalam memulangkan warga negara asing.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada 26 Agustus, Doha mengatakan telah membantu mengevakuasi lebih dari 40.000 orang, termasuk anak-anak, wanita, dan jurnalis.
(sya)