Pakistan Marah Dituduh Kendalikan Situasi di Afghanistan

Selasa, 07 September 2021 - 17:02 WIB
loading...
Pakistan Marah Dituduh Kendalikan Situasi di Afghanistan
Para pendukung Taliban merayakan kemenangan di Afghanistan. Foto/REUTERS
A A A
ISLAMABAD - Pakistan marah dituduh mengendalikan situasi di Afghanistan. Duta Besar Pakistan untuk Rusia Shafqat Ali Khan menolak tuduhan tersebut saat wawancara dengan Sputnik.

Pada akhir Agustus, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, “Islamabad memiliki tanggung jawab khusus untuk situasi di Afghanistan, sebagian karena hubungan dekat Pakistan dengan Taliban."

Banyak warga Afghanistan yang menentang Taliban telah mengkritik Islamabad di media sosial, sementara tagar #SanctionPakistan menjadi tren di Twitter selama serangan Taliban dan jatuhnya Kabul.



"Jadi bukan karena kita memiliki semacam kontrol atas Afghanistan, tetapi geografi, budaya, sejarah, dan, tentu saja, bahasa dan fakta bahwa ada empat juta pengungsi yang tinggal di Pakistan. Itu memberi kami semacam peran, tetapi tidak mengendalikan situasi. Solusi dan menghadapi tantangan adalah tanggung jawab bersama," papar Khan, seraya menambahkan, “Moskow memahami poin itu dengan sangat baik."



Diplomat itu juga mengatakan, "Semua orang tahu Anda tidak dapat mendikte orang Afghanistan sebagaimana dibuktikan oleh sejarah negara itu.”

"Saya berharap (bahwa) bukan (NATO mencoba mengalihkan semua tanggung jawab Afghanistan ke Pakistan) karena negara-negara barat memahami bahwa penarikan pasukan tidak berarti bahwa mereka telah mencuci tangan. Mereka tidak bisa. Pengungsi hanyalah satu manifestasi. Mungkin ada konsekuensi yang lebih gelap: narkoba, penyelundupan manusia, narkotika, terorisme," tambah Khan.

“Pakistan siap menanggapi ancaman teroris yang berasal dari Afghanistan tetapi percaya masalah ini membutuhkan perhatian internasional,” papar Shafqat Ali Khan.

Diplomat tersebut menyebutkan, “Ada beberapa masalah yang terkait Afghanistan, termasuk ancaman dari daerah yang tidak diatur yang tidak ada yang memiliki kendali dan pendanaan elemen teroris oleh negara lain."
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1687 seconds (0.1#10.140)