Taliban Gempur Milisi Panjshir Membuat Iran Marah

Selasa, 07 September 2021 - 10:29 WIB
loading...
Taliban Gempur Milisi...
Bendera nasional Iran. Teheran mengutuk serangan Taliban di Lembah Panjshir, Afghanistan. Foto/REUTERS
A A A
TEHERAN - Iran , untuk pertama kalinya, menyuarakan kemarahannya terhadap Taliban setelah kelompok itu menyerang para milisi perlawanan di Lembah Panjshir, Afghanistan.

Reaksi Teheran muncul setelah kelompok penguasa Afghanistan itu mengeklaim telah mengusai secara total wilayah Panjshir, kemarin.



"Berita yang datang dari Panjshir benar-benar mengkhawatirkan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh kepada wartawan. "Serangan itu sangat dikutuk," katanya lagi, seperti dikutip AFP.

Iran, kekuatan Muslim Syiah yang dominan di kawasan itu, selama ini menahan diri untuk tidak mengkritik Taliban sejak kelompok militan Muslim Sunni itu merebut Kabul pada 15 Agustus.

Taliban, pada hari Senin, mengeklaim kemenangan di daerah pegunungan Panjshir, di mana juru bicara menyatakan "negara kita benar-benar dibawa keluar dari rawa perang".

Namun Front Perlawanan Nasional (NRF)—yang terdiri dari milisi anti-Taliban dan mantan pasukan keamanan Afghanistan—mengatakan para pejuangnya masih berada di “posisi strategis” di seberang lembah, dan bahwa mereka melanjutkan perjuangan.

“Mengenai masalah Panjshir, saya bersikeras pada fakta bahwa itu diselesaikan dengan dialog di hadapan semua tetua Afghanistan,” kata Khatibzadeh.

“Taliban harus sama-sama menghormati kewajiban mereka dalam hal hukum internasional, dan komitmen mereka,” imbuh diplomat Iran tersebut.

"Iran akan bekerja untuk mengakhiri semua penderitaan rakyat Afghanistan demi mendirikan pemerintahan perwakilan untuk semua warga Afghanistan."



Menyinggung Pakistan, Khatibzadeh mengatakan Iran mengutuk "semua campur tangan asing" dalam urusan Afghanistan.

“Kami ingin memberi tahu teman-teman kami, dan mereka yang mungkin membuat kesalahan strategis memasuki Afghanistan dengan niat berbeda, bahwa Afghanistan bukanlah negara yang menerima musuh (atau) agresor di wilayahnya," imbuh dia.

Iran, yang berbatasan 900 kilometer dengan Afghanistan, tidak mengakui Taliban selama masa kekuasaan mereka tahun 1996 hingga 2001.

Sudah menjadi tuan rumah bagi hampir 3,5 juta warga Afghanistan, dan mengkhawatirkan gelombang baru, Teheran telah berusaha untuk membuat sketsa pemulihan hubungan dengan Taliban sejak mereka merebut Kabul di tengah penarikan pasukan AS bulan lalu.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2036 seconds (0.1#10.140)