Jenderal Israel: Kami Punya Rencana Luas Ketika Putuskan Menyerang Iran
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel , Letnan Jenderal Aviv Kochavi, mengaku sudah memiliki rencana yang lebih luas ketika memutuskan untuk menyerang Iran .
Militer Zionis selama ini berambisi menghancurkan program nuklir Teheran dengan karena khawatir dimanfaatkan untuk membuat senjata pemusnah massal.
“Kami telah sangat mempercepat persiapan kami untuk kegiatan di Iran,” kata Kochavi kepada situs berita Israel, Walla, Senin (6/9/2021).
Jenderal Zionis itu menambahkan bahwa peningkatan yang cukup besar dalam anggaran telah dialokasikan untuk tujuan itu, dengan lebih banyak kemampuan intelijen dan operasional yang ditugaskan.
Israel memandang musuh bebuyutannya, Iran, sebagai ancaman eksistensial. Ketegangan antara keduanya meningkat setelah serangkaian serangan kapal tanker, operasi sabotase, dan pembunuhan.
Kochavi mengatakan Israel meningkatkan operasinya untuk membendung pengaruh Iran, khususnya di Suriah.
"Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kehadiran Iran di Timur Tengah dengan penekanan pada Suriah dan di tempat lain. Operasi-operasi itu terjadi di seluruh Timur Tengah, melawan Hamas [di Palestina], melawan Hizbullah [di Lebanon],” kata Kochavi.
Iran telah lama dituduh mengobarkan kekerasan di Timur Tengah melalui jaringan proksi Syiah-nya di wilayah tersebut, khususnya di Irak, Lebanon, dan Yaman.
Hizbullah dan Hamas telah lama menikmati dukungan keuangan dan militer dari Teheran. Pejabat pertahanan Israel menilai Iran menghabiskan hampir USD1 miliar per tahun untuk Hizbullah, dan USD100 juta untuk Hamas.
Militer Zionis selama ini berambisi menghancurkan program nuklir Teheran dengan karena khawatir dimanfaatkan untuk membuat senjata pemusnah massal.
“Kami telah sangat mempercepat persiapan kami untuk kegiatan di Iran,” kata Kochavi kepada situs berita Israel, Walla, Senin (6/9/2021).
Jenderal Zionis itu menambahkan bahwa peningkatan yang cukup besar dalam anggaran telah dialokasikan untuk tujuan itu, dengan lebih banyak kemampuan intelijen dan operasional yang ditugaskan.
Israel memandang musuh bebuyutannya, Iran, sebagai ancaman eksistensial. Ketegangan antara keduanya meningkat setelah serangkaian serangan kapal tanker, operasi sabotase, dan pembunuhan.
Kochavi mengatakan Israel meningkatkan operasinya untuk membendung pengaruh Iran, khususnya di Suriah.
"Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kehadiran Iran di Timur Tengah dengan penekanan pada Suriah dan di tempat lain. Operasi-operasi itu terjadi di seluruh Timur Tengah, melawan Hamas [di Palestina], melawan Hizbullah [di Lebanon],” kata Kochavi.
Iran telah lama dituduh mengobarkan kekerasan di Timur Tengah melalui jaringan proksi Syiah-nya di wilayah tersebut, khususnya di Irak, Lebanon, dan Yaman.
Hizbullah dan Hamas telah lama menikmati dukungan keuangan dan militer dari Teheran. Pejabat pertahanan Israel menilai Iran menghabiskan hampir USD1 miliar per tahun untuk Hizbullah, dan USD100 juta untuk Hamas.
(min)