Pendiri Taliban Mullah Baradar Disebut Akan Memimpin Pemerintahan Baru Afghanistan
loading...
A
A
A
KABUL - Salah satu pendiri Taliban , Mullah Abdul Ghani Baradar, akan memimpin pemerintahan baru Afghanistan yang akan segera diumumkan. Hal itu diungkapkan sejumlah sumber di dalam kelompok itu.
Tiga sumber di dalam kelompok Taliban mengatakan Baradar, yang mengepalai kantor politik kelompok itu, akan bergabung dengan Mullah Mohammad Yaqoob, putra mendiang salah satu pendiri Taliban Mullah Omar, dan Sher Mohammad Abbas Stanikzai, dalam posisi senior di pemerintahan.
"Semua pemimpin puncak telah tiba di Kabul, di mana persiapan sedang dalam tahap akhir untuk mengumumkan pemerintahan baru," kata seorang pejabat Taliban yang berbicara dengan syarat anonim dikutip dari Reuters, Sabtu (4/9/2021).
Sumber lain di Taliban mengatakan Haibatullah Akhundzada, pemimpin agama tertinggi Taliban, akan fokus pada masalah agama dan pemerintahan dalam kerangka Islam.
Sementara Taliban telah berbicara tentang keinginan mereka untuk membentuk pemerintah konsensus, sebuah sumber yang dekat dengan gerakan militan Islam mengatakan pemerintah sementara yang sekarang dibentuk hanya akan terdiri dari anggota Taliban.
"Itu akan terdiri dari 25 kementerian, dengan dewan konsultatif, atau syura, dari 12 cendekiawan Muslim," tambah sumber itu.
Juga, kata sumber itu, sedang direncanakan dalam enam sampai delapan bulan adalah loya jirga, atau majelis akbar, menyatukan para tetua dan perwakilan di seluruh masyarakat Afghanistan untuk membahas konstitusi dan struktur pemerintahan masa depan.
Semua sumber memperkirakan kabinet pemerintah sementara akan segera selesai, tetapi berbeda waktu tepatnya.
Kabar ini muncul di tengah upaya kelompok itu memerangi pasukan yang setia kepada republik yang ditaklukkan di Lembah Panjshir di utara Kabul. Taliban, yang merebut Kabul pada 15 Agustus setelah menyapu sebagian besar negara itu, telah menghadapi perlawanan sengit di Lembah Panjshir yang memakan korban tidak sedikit.
Beberapa ribu pejuang milisi regional dan sisa-sisa angkatan bersenjata pemerintah telah berkumpul di lembah terjal itu di bawah kepemimpinan Ahmad Massoud, putra mantan komandan Mujahidin Ahmad Shah Massoud.
Upaya untuk merundingkan penyelesaian tampaknya telah gagal, dengan masing-masing pihak menyalahkan pihak lain atas kegagalan tersebut.
Tetapi prioritas paling mendesak pemerintah baru Afghanistan mungkin mencegah runtuhnya ekonomi yang bergulat dengan kekeringan dan kerusakan akibat konflik 20 tahun yang menewaskan sekitar 240.000 warga Afghanistan sebelum pasukan Amerika Serikat (AS) menyelesaikan penarikan penuh gejolak pada 30 Agustus lalu.
Yang dipertaruhkan adalah apakah Taliban dapat memerintah negara yang tengah menghadapi krisis ekonomi, bencana kemanusiaan, dan ancaman terhadap keamanan serta stabilitas dari kelompok saingan, termasuk cabang lokal ISIS.
Tiga sumber di dalam kelompok Taliban mengatakan Baradar, yang mengepalai kantor politik kelompok itu, akan bergabung dengan Mullah Mohammad Yaqoob, putra mendiang salah satu pendiri Taliban Mullah Omar, dan Sher Mohammad Abbas Stanikzai, dalam posisi senior di pemerintahan.
"Semua pemimpin puncak telah tiba di Kabul, di mana persiapan sedang dalam tahap akhir untuk mengumumkan pemerintahan baru," kata seorang pejabat Taliban yang berbicara dengan syarat anonim dikutip dari Reuters, Sabtu (4/9/2021).
Sumber lain di Taliban mengatakan Haibatullah Akhundzada, pemimpin agama tertinggi Taliban, akan fokus pada masalah agama dan pemerintahan dalam kerangka Islam.
Sementara Taliban telah berbicara tentang keinginan mereka untuk membentuk pemerintah konsensus, sebuah sumber yang dekat dengan gerakan militan Islam mengatakan pemerintah sementara yang sekarang dibentuk hanya akan terdiri dari anggota Taliban.
"Itu akan terdiri dari 25 kementerian, dengan dewan konsultatif, atau syura, dari 12 cendekiawan Muslim," tambah sumber itu.
Juga, kata sumber itu, sedang direncanakan dalam enam sampai delapan bulan adalah loya jirga, atau majelis akbar, menyatukan para tetua dan perwakilan di seluruh masyarakat Afghanistan untuk membahas konstitusi dan struktur pemerintahan masa depan.
Semua sumber memperkirakan kabinet pemerintah sementara akan segera selesai, tetapi berbeda waktu tepatnya.
Kabar ini muncul di tengah upaya kelompok itu memerangi pasukan yang setia kepada republik yang ditaklukkan di Lembah Panjshir di utara Kabul. Taliban, yang merebut Kabul pada 15 Agustus setelah menyapu sebagian besar negara itu, telah menghadapi perlawanan sengit di Lembah Panjshir yang memakan korban tidak sedikit.
Beberapa ribu pejuang milisi regional dan sisa-sisa angkatan bersenjata pemerintah telah berkumpul di lembah terjal itu di bawah kepemimpinan Ahmad Massoud, putra mantan komandan Mujahidin Ahmad Shah Massoud.
Upaya untuk merundingkan penyelesaian tampaknya telah gagal, dengan masing-masing pihak menyalahkan pihak lain atas kegagalan tersebut.
Tetapi prioritas paling mendesak pemerintah baru Afghanistan mungkin mencegah runtuhnya ekonomi yang bergulat dengan kekeringan dan kerusakan akibat konflik 20 tahun yang menewaskan sekitar 240.000 warga Afghanistan sebelum pasukan Amerika Serikat (AS) menyelesaikan penarikan penuh gejolak pada 30 Agustus lalu.
Yang dipertaruhkan adalah apakah Taliban dapat memerintah negara yang tengah menghadapi krisis ekonomi, bencana kemanusiaan, dan ancaman terhadap keamanan serta stabilitas dari kelompok saingan, termasuk cabang lokal ISIS.
(ian)