Taliban Klaim Rebut Jalan Masuk Utama ke Lembah Panjshir
loading...
A
A
A
KABUL - Taliban mengklaim merebut posisi kunci di jalan masuk utama ke lembah Panjshir, satu-satunya provinsi Afghanistan yang masih di luar kendali Taliban.
Pejuang Panjshir menyangkal Taliban telah membuat kemajuan untuk merebut lembah tersebut.
“Taliban melancarkan operasi besar untuk merebut lembah Panjshir pada Kamis (2/9), setelah negosiasi dengan gerakan perlawanan lokal gagal,” ungkap juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.
Dia mengatakan para pejuang Taliban memasuki provinsi itu dan merebut sebelas posisi "penting" di sepanjang jalan utama menuju provinsi timur Badakhshan.
Di antara wilayah yang dikuasai Taliban adalah kota Shattal di provinsi Parwan, jalan masuk barat daya ke lembah Panjshir.
Namun, perwakilan Front Perlawanan Nasional (NRF) membantah Taliban membuat kemajuan ke lembah Panjshir.
NRF mengklaim mereka masih memegang kendali penuh atas semua jalan yang menuju Panjshir. Upaya Taliban memasuki daerah itu digagalkan oleh NRF.
"Mereka tidak berhasil dalam serangan mereka dan mereka tidak maju bahkan satu kilometer pun," ungkap juru bicara NRF Fahim Dashti.
Kedua belah pihak mengklaim telah menimbulkan kerugian besar pada musuh mereka, tetapi klaim tersebut tidak mungkin diverifikasi secara independen.
Juru bicara Taliban Mujahid mengatakan pertempuran dimulai setelah pembicaraan dengan milisi Panjshir gagal.
Menurut laporan, Taliban siap menerima gubernur mana pun yang akan ditunjuk oleh milisi lokal tetapi menuntut agar bendera 'Imarah Islam Afghanistan' dikibarkan di atas lembah tersebut.
Permintaan Taliban untuk pengibaran bendera itu ditolak oleh NRF.
Menurut Amrullah Saleh, yang kini mengangkat dirinya sebagai pelaksana presiden Afghanistan, bendera Republik Islam Afghanistan yang didukung AS, masih berkibar di Panjshir.
Saleh adalah wakil presiden di era Presiden Ashraf Ghani yang dukungan NATO dan melarikan diri dari negara itu pada 14 Agustus ketika Taliban mendekati Kabul.
Kekalahan pemerintahan Ghani memicu keributan besar-besaran dalam pengangkutan udara yang diorganisir AS.
Kebuntuan antara Taliban dan pejuang Panjshir telah muncul sejak saat itu. Pada 31 Agustus, Reuters melaporkan delapan pejuang Taliban tewas ketika mereka mencoba bergerak ke posisi NRF.
Taliban tidak mengomentari kekalahan pada saat itu, karena kelompok itu tampaknya masih mencari solusi negosiasi untuk konflik dengan pejuang Panjshir.
Pekan lalu dilaporkan milisi lokal di provinsi Baghlan utara telah mengusir anggota Taliban dari tiga distrik, hanya satu yang akan direbut kembali segera setelahnya. Taliban sekarang mengklaim telah merebut kembali ketiganya.
Lihat Juga: 3 Alasan Taliban Afghanistan Sudah Siap Menyerang Israel, Akankah Bekerjasama dengan Iran?
Pejuang Panjshir menyangkal Taliban telah membuat kemajuan untuk merebut lembah tersebut.
“Taliban melancarkan operasi besar untuk merebut lembah Panjshir pada Kamis (2/9), setelah negosiasi dengan gerakan perlawanan lokal gagal,” ungkap juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.
Dia mengatakan para pejuang Taliban memasuki provinsi itu dan merebut sebelas posisi "penting" di sepanjang jalan utama menuju provinsi timur Badakhshan.
Di antara wilayah yang dikuasai Taliban adalah kota Shattal di provinsi Parwan, jalan masuk barat daya ke lembah Panjshir.
Namun, perwakilan Front Perlawanan Nasional (NRF) membantah Taliban membuat kemajuan ke lembah Panjshir.
NRF mengklaim mereka masih memegang kendali penuh atas semua jalan yang menuju Panjshir. Upaya Taliban memasuki daerah itu digagalkan oleh NRF.
"Mereka tidak berhasil dalam serangan mereka dan mereka tidak maju bahkan satu kilometer pun," ungkap juru bicara NRF Fahim Dashti.
Kedua belah pihak mengklaim telah menimbulkan kerugian besar pada musuh mereka, tetapi klaim tersebut tidak mungkin diverifikasi secara independen.
Juru bicara Taliban Mujahid mengatakan pertempuran dimulai setelah pembicaraan dengan milisi Panjshir gagal.
Menurut laporan, Taliban siap menerima gubernur mana pun yang akan ditunjuk oleh milisi lokal tetapi menuntut agar bendera 'Imarah Islam Afghanistan' dikibarkan di atas lembah tersebut.
Permintaan Taliban untuk pengibaran bendera itu ditolak oleh NRF.
Menurut Amrullah Saleh, yang kini mengangkat dirinya sebagai pelaksana presiden Afghanistan, bendera Republik Islam Afghanistan yang didukung AS, masih berkibar di Panjshir.
Saleh adalah wakil presiden di era Presiden Ashraf Ghani yang dukungan NATO dan melarikan diri dari negara itu pada 14 Agustus ketika Taliban mendekati Kabul.
Kekalahan pemerintahan Ghani memicu keributan besar-besaran dalam pengangkutan udara yang diorganisir AS.
Kebuntuan antara Taliban dan pejuang Panjshir telah muncul sejak saat itu. Pada 31 Agustus, Reuters melaporkan delapan pejuang Taliban tewas ketika mereka mencoba bergerak ke posisi NRF.
Taliban tidak mengomentari kekalahan pada saat itu, karena kelompok itu tampaknya masih mencari solusi negosiasi untuk konflik dengan pejuang Panjshir.
Pekan lalu dilaporkan milisi lokal di provinsi Baghlan utara telah mengusir anggota Taliban dari tiga distrik, hanya satu yang akan direbut kembali segera setelahnya. Taliban sekarang mengklaim telah merebut kembali ketiganya.
Lihat Juga: 3 Alasan Taliban Afghanistan Sudah Siap Menyerang Israel, Akankah Bekerjasama dengan Iran?
(sya)