Negara Termuda di Dunia, Miskin dan Dilanda Kelaparan
loading...
A
A
A
Hanya memiliki sedikit sumber daya, Republik Sudan Selatan kesulitan mengendalikan ladang minyak untuk memberikan keuntungan strategis.
Pada tahun 2013, ketegangan memuncak menjadi perang saudara skala penuh yang merenggut nyawa puluhan ribu orang Sudan Selatan dan membuat 4 juta orang mengungsi. Kekerasan terkait masalah ini tidak berakhir hingga 2018, lebih dari lima tahun setelah konflik pecah.
Kondisi Negara Termuda di Dunia
Perang saudara di Sudan Selatan merusak sistem yang sudah melemah dan telah menciptakan salah satu situasi kemiskinan terburuk.
Saat ini, sekitar 82 persen dari mereka yang tinggal di negara termuda di dunia itu hidup di bawah garis kemiskinan. Karena panen yang buruk baru-baru ini, Oxfam memperkirakan bahwa lebih dari 7 juta orang Sudan Selatan berada dalam bahaya kelaparan.
Parahnya, ekonomi negara termuda di dunia ini hampir seluruhnya bergantung pada ekspor minyak mentah, dan stabilitas keuangannya tidak ada kepastian.
Menurut Bank Dunia, Sudan Selatan mengalami pertumbuhan PDB sebesar 3,2% pada tahun 2019. Lantaran pandemi COVID-19 global, PDB-nya menyusut 4,3% setelah tahun 2020, kehilangan lebih banyak dari yang diperoleh pada tahun sebelumnya.
Sepertiga penduduknya telantar karena perang saudara. Lebih dari separuh penduduk berjuang untuk makan dan ekonomi nasional menyusut. Sudan Selatan yang sudah berada dalam bahaya menjadi wilayah yang dikategorikan dilanda kemiskinan yang sangat besar.
Bantuan
Kondisi mengerikan yang dilanda negara termuda di dunia ini, badan-badan bantuan kemanusiaan terkemuka sebenarnya telah turun tangan. Action Against Hunger, misalnya, telah membantu memberi makan lebih dari 500.000 orang Sudan Selatan pada tahun 2019.
Pada tahun 2013, ketegangan memuncak menjadi perang saudara skala penuh yang merenggut nyawa puluhan ribu orang Sudan Selatan dan membuat 4 juta orang mengungsi. Kekerasan terkait masalah ini tidak berakhir hingga 2018, lebih dari lima tahun setelah konflik pecah.
Kondisi Negara Termuda di Dunia
Perang saudara di Sudan Selatan merusak sistem yang sudah melemah dan telah menciptakan salah satu situasi kemiskinan terburuk.
Saat ini, sekitar 82 persen dari mereka yang tinggal di negara termuda di dunia itu hidup di bawah garis kemiskinan. Karena panen yang buruk baru-baru ini, Oxfam memperkirakan bahwa lebih dari 7 juta orang Sudan Selatan berada dalam bahaya kelaparan.
Parahnya, ekonomi negara termuda di dunia ini hampir seluruhnya bergantung pada ekspor minyak mentah, dan stabilitas keuangannya tidak ada kepastian.
Menurut Bank Dunia, Sudan Selatan mengalami pertumbuhan PDB sebesar 3,2% pada tahun 2019. Lantaran pandemi COVID-19 global, PDB-nya menyusut 4,3% setelah tahun 2020, kehilangan lebih banyak dari yang diperoleh pada tahun sebelumnya.
Sepertiga penduduknya telantar karena perang saudara. Lebih dari separuh penduduk berjuang untuk makan dan ekonomi nasional menyusut. Sudan Selatan yang sudah berada dalam bahaya menjadi wilayah yang dikategorikan dilanda kemiskinan yang sangat besar.
Bantuan
Kondisi mengerikan yang dilanda negara termuda di dunia ini, badan-badan bantuan kemanusiaan terkemuka sebenarnya telah turun tangan. Action Against Hunger, misalnya, telah membantu memberi makan lebih dari 500.000 orang Sudan Selatan pada tahun 2019.