Inilah 'Kubus Heisenberg', Indikasi Rezim Hitler Coba Bikin Bom Nuklir

Sabtu, 28 Agustus 2021 - 02:38 WIB
loading...
Inilah Kubus Heisenberg,...
Peneliti AS, Brittany Robertson, dengan apa yang disebut Kubus Heisenberg yang dia analisis untuk menentukan asal-usulnya. Foto/Courtesy/Andrea Starr/PNNL
A A A
WASHINGTON - Para peneliti di Amerika Serikat (AS) sekarang, untuk pertama kalinya, melakukan analisis forensik nuklir pada tiga kubus uranium yang diyakini berasal dari laboratorium Nazi. Benda yang dikenal sebagai "Kubus Heisenberg" itu menjadi indikasi bahwa rezim Nazi Jerman yang dipimpin diktator Adolf Hitler mencoba membuat bom nuklir .

Saat pasukan Sekutu masuk ke Jerman pada April 1945, sebuah tim khusus memburu program senjata nuklir Third Reich's dan fisikawan terkenal Werner Heisenberg.



Di kota Haigerloch, tersembunyi di sebuah gua di bawah kastil, tim Sekutu menemukan sebuah reaktor nuklir eksperimental dan 659 kubus uranium yang dikubur di sebuah lapangan di dekatnya. Heisenberg melarikan diri ketika malam, mengendarai sepeda dengan ransel penuh kubus radioaktif.

Sebagian besar yang disebut "Kubus Heisenberg" hilang setelah Perang Dunia II. Para peneliti di AS sekarang melakukan analisis forensik nuklir pada tiga kubus uranium yang diyakini berasal dari laboratorium Nazi, dalam sebuah proyek yang dapat memiliki signifikansi historis, serta implikasinya bagi keamanan nuklir.

Brittany Robertson dan Jon Schwantes dari Pacific Northwest National Laboratory di Negara Bagian Washington mengungkapkan proyek tersebut pada hari Selasa lalu dalam pertemuan American Chemical Society.

“Ini agak tidak nyata dan agak menakutkan,” kata Robertson tentang bekerja dengan item yang kemungkinan ditangani oleh ilmuwan Nazi terkenal; Heisenberg.

"Kami berurusan dengan artefak sejarah yang jumlahnya terbatas dan kami harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari bahan yang sangat sedikit," ujarnya, seperti dikutip Times of Israel, Sabtu (28/8/2021).

"Artefak asal Nazi telah diklaim oleh sejumlah orang yang memiliki akses ke kubus ini, tetapi sepengetahuan kami, tidak pernah benar-benar dikonfirmasi secara eksperimental," katanya.

Robertson memelopori teknik baru untuk menentukan asal bahan, sebagai bagian dari tesis doktoralnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1499 seconds (0.1#10.140)