Horor Bom Bandara Kabul: 'Mayat, Daging dan Orang-orang Dibuang ke Kanal'
loading...
A
A
A
KABUL - Milad pergi ke bandara Kabul bersama istrinya, tiga anak, dan dokumen untuk kehidupan baru di Amerika Serikat (AS). Namun, keluarga Afghanistan itu pergi dengan harapannya yang hancur setelah menyaksikan seorang pembom bunuh diri membunuh puluhan orang di sekitarnya.
Serangan bom kembar pada hari Kamis yang diklaim oleh kelompok Islamic State atau ISIS menargetkan pasukan AS yang mengawasi upaya evakuasi hiruk pikuk di bandara serta massa Afghanistan yang berusaha melarikan diri dari negara mereka sendiri yang saat ini dikuasai Taliban.
Orang-orang yang terluka dengan pakaian berlumuran darah diangkut dengan gerobak, ketika para korban yang selamat berteriak putus asa untuk mencari bantuan mencari orang-orang terkasih dalam pembantaian itu.
"Mayat, daging, dan orang-orang dibuang ke kanal di dekatnya," kata Milad, yang berada di lokasi ledakan pertama, kepada AFP, Jumat (27/8/2021).
"Saya tidak akan pernah, ingin pergi (ke bandara) lagi. Matilah Amerika, evakuasi dan visanya," katanya.
"Taliban kemudian mulai menembak ke udara untuk membubarkan kerumunan di pintu gerbang," kata seorang saksi, yang juga mencoba masuk ke bandara dengan harapan bisa melarikan diri.
Badan-badan intelijen Barat telah memperingatkan hari Kamis tentang serangan yang akan segera terjadi, dengan Presiden AS Joe Biden mengutip ancaman teroris dari cabang regional kelompok ISIS.
Lebih dari 100.000 orang telah meninggalkan Afghanistan melalui evakuasi yang dipimpin AS, dengan warga Afghanistan ketakutan akan kehidupan di bawah pemerintahan baru Taliban yang dikenal dengan citra garis kerasnya.
Dua bom diledakkan di area sekitar Abbey Gate dan Baron Hotel saat matahari mulai terbenam, merenggut nyawa puluhan warga Afghanistan, serta 13 tentara AS.
Tak lama setelah itu, seorang fotografer AFP melihat beberapa mayat tiba di Emergency Hospital di Kabul.
NGO Emergency asal Italia mengatakan rumah sakit yang dioperasikannya di Kabul telah kewalahan oleh "masuknya besar-besaran" lebih dari 60 korban, 16 di antaranya dinyatakan meninggal pada saat kedatangan.
Korban yang dibawa ke rumah sakit, yang sudah terisi 80 persen sebelum pemboman. "Semuanya adalah warga sipil; wanita, anak-anak," kata presiden Emergency, Rossella Miccio.
Serangan bom kembar pada hari Kamis yang diklaim oleh kelompok Islamic State atau ISIS menargetkan pasukan AS yang mengawasi upaya evakuasi hiruk pikuk di bandara serta massa Afghanistan yang berusaha melarikan diri dari negara mereka sendiri yang saat ini dikuasai Taliban.
Orang-orang yang terluka dengan pakaian berlumuran darah diangkut dengan gerobak, ketika para korban yang selamat berteriak putus asa untuk mencari bantuan mencari orang-orang terkasih dalam pembantaian itu.
"Mayat, daging, dan orang-orang dibuang ke kanal di dekatnya," kata Milad, yang berada di lokasi ledakan pertama, kepada AFP, Jumat (27/8/2021).
"Saya tidak akan pernah, ingin pergi (ke bandara) lagi. Matilah Amerika, evakuasi dan visanya," katanya.
"Taliban kemudian mulai menembak ke udara untuk membubarkan kerumunan di pintu gerbang," kata seorang saksi, yang juga mencoba masuk ke bandara dengan harapan bisa melarikan diri.
Badan-badan intelijen Barat telah memperingatkan hari Kamis tentang serangan yang akan segera terjadi, dengan Presiden AS Joe Biden mengutip ancaman teroris dari cabang regional kelompok ISIS.
Lebih dari 100.000 orang telah meninggalkan Afghanistan melalui evakuasi yang dipimpin AS, dengan warga Afghanistan ketakutan akan kehidupan di bawah pemerintahan baru Taliban yang dikenal dengan citra garis kerasnya.
Dua bom diledakkan di area sekitar Abbey Gate dan Baron Hotel saat matahari mulai terbenam, merenggut nyawa puluhan warga Afghanistan, serta 13 tentara AS.
Tak lama setelah itu, seorang fotografer AFP melihat beberapa mayat tiba di Emergency Hospital di Kabul.
NGO Emergency asal Italia mengatakan rumah sakit yang dioperasikannya di Kabul telah kewalahan oleh "masuknya besar-besaran" lebih dari 60 korban, 16 di antaranya dinyatakan meninggal pada saat kedatangan.
Korban yang dibawa ke rumah sakit, yang sudah terisi 80 persen sebelum pemboman. "Semuanya adalah warga sipil; wanita, anak-anak," kata presiden Emergency, Rossella Miccio.
(min)