Mengenal ISIS-K dalang Bom Bandara Kabul: Dari Bom Bunuh Diri hingga Eksekusi Brutal
loading...
A
A
A
KABUL - ISIS-K atau Negara Islam Provinsi Khorasan mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di bandara Kabul , yang menewaskan puluhan orang yang berusaha meninggalkan Afghanistan dan setidaknya 13 anggota militer Amerika Serikat (AS). Kelompok ekstrimis itu mengatakan seorang bombernya berhasil mencapai kerumunan penerjemah dan kolaborator tentara AS di Baran Camp dekat Bandara Kabul dan meledakkan sabuk peledaknya di antara mereka, menewaskan sekitar 60 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya, termasuk pejuang Taliban .
Laporan mengatakan bahwa ISIS-K, afiliasi regional ISIS yang aktif di Afghanistan dan Pakistan, telah lama merencanakan serangan terhadap personel Amerika dan lainnya.
Lalu siapakan ISIS-K?
Dikutip dari Hindustan Times, Jumat (27/8/2021), ISIS-K dinamai menurut istilah lama untuk wilayah yang sekarang terletak di timur laut Iran, Turkmenistan selatan dan Afghanistan utara. Kelompok ini pertama kali muncul di Afghanistan timur pada akhir 2014 dan dengan cepat membangun reputasi untuk kebrutalan ekstrem.
Menurut beberapa ahli tentang militansi Islam di wilayah tersebut kelompok ini didirikan oleh elemen garis keras Taliban Pakistan yang melarikan diri ke Afghanistan ketika pasukan keamanan Pakistan menindak mereka.
Pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) sebelumnya mengatakan kepada CNN bahwa keanggotaan ISIS-K termasuk sejumlah kecil jihadis veteran dari Suriah dan pejuang teroris asing lainnya. Mereka mengatakan bahwa AS telah mengidentifikasi 10 sampai 15 dari operasi utama mereka di Afghanistan.
Kelompok ini mempunyai basis di Afghanistan timur dalam beberapa tahun terakhir, terutama di provinsi Nangahar dan Kunar. ISIS-K telah membentuk sel-sel di Kabul yang telah melakukan sejumlah serangan bunuh diri yang menghancurkan di dalam dan di luar ibu kota Afghanistan sejak 2016. ISIS-K, yang awalnya terbatas pada sejumlah kecil wilayah di perbatasan dengan Pakistan, telah membentuk sebuah front besar kedua di provinsi utara termasuk Jawzjan dan Faryab.
Pusat Pemberantasan Terorisme di West Point mengatakan anggota ISIS-K termasuk warga Pakistan dari kelompok militan lain dan ekstremis Uzbekistan selain warga Afghanistan.
Para pejabat intelijen AS mengatakan bahwa gerakan itu menggunakan ketidakstabilan yang menyebabkan runtuhnya pemerintah dukungan Barat di Afghanistan awal bulan ini untuk memperkuat posisinya dan meningkatkan perekrutan anggota Taliban yang kehilangan haknya.
Laporan mengatakan bahwa ISIS-K, afiliasi regional ISIS yang aktif di Afghanistan dan Pakistan, telah lama merencanakan serangan terhadap personel Amerika dan lainnya.
Lalu siapakan ISIS-K?
Dikutip dari Hindustan Times, Jumat (27/8/2021), ISIS-K dinamai menurut istilah lama untuk wilayah yang sekarang terletak di timur laut Iran, Turkmenistan selatan dan Afghanistan utara. Kelompok ini pertama kali muncul di Afghanistan timur pada akhir 2014 dan dengan cepat membangun reputasi untuk kebrutalan ekstrem.
Menurut beberapa ahli tentang militansi Islam di wilayah tersebut kelompok ini didirikan oleh elemen garis keras Taliban Pakistan yang melarikan diri ke Afghanistan ketika pasukan keamanan Pakistan menindak mereka.
Pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) sebelumnya mengatakan kepada CNN bahwa keanggotaan ISIS-K termasuk sejumlah kecil jihadis veteran dari Suriah dan pejuang teroris asing lainnya. Mereka mengatakan bahwa AS telah mengidentifikasi 10 sampai 15 dari operasi utama mereka di Afghanistan.
Kelompok ini mempunyai basis di Afghanistan timur dalam beberapa tahun terakhir, terutama di provinsi Nangahar dan Kunar. ISIS-K telah membentuk sel-sel di Kabul yang telah melakukan sejumlah serangan bunuh diri yang menghancurkan di dalam dan di luar ibu kota Afghanistan sejak 2016. ISIS-K, yang awalnya terbatas pada sejumlah kecil wilayah di perbatasan dengan Pakistan, telah membentuk sebuah front besar kedua di provinsi utara termasuk Jawzjan dan Faryab.
Pusat Pemberantasan Terorisme di West Point mengatakan anggota ISIS-K termasuk warga Pakistan dari kelompok militan lain dan ekstremis Uzbekistan selain warga Afghanistan.
Para pejabat intelijen AS mengatakan bahwa gerakan itu menggunakan ketidakstabilan yang menyebabkan runtuhnya pemerintah dukungan Barat di Afghanistan awal bulan ini untuk memperkuat posisinya dan meningkatkan perekrutan anggota Taliban yang kehilangan haknya.