Milisi Taliban Pakai Gaun Gucci Rp50 Juta Jadi Bahan Tertawaan
loading...
A
A
A
KABUL - Sebuah foto viral yang menunjukkan seorang milisi Taliban Afghanistan "bergaya hippie" telah menjadi bahan tertawaan di media sosial. Musababnya, milisi tesebut mengenakan gaun perempuan merek Gucci seharga USD3.500 (lebih dari Rp50 juta).
Foto asli, yang diterbitkan di Twitter oleh jurnalis Etilaatroz, Elyas Nawandish, menunjukkan rekannya; seorang jurnalis perempuan Sakina Amiri mewawancarai milisi Taliban di Kabul, hanya beberapa hari setelah kelompok itu menguasai Afghanistan pada 15 Agustus.
Foto itu adalah pakaian bergaya John Lennon era psikedelik 1960-an dari salah satu milisi Taliban yang paling menarik perhatian, karena pengguna media sosial terpana oleh gaun oranye-nya, kacamata trendi, dan ikat kepala merah.
Wartawan Turki, Ragip Soylu, meledek penampilan milisi itu yang mengenakan Gaun Oranye Gucci seharga USD3.500, serta sepatu kets Asix, Rompi Perkotaan [Urban Vest], Ikat Kepala Tertinggi, dan Cincin Onyx Macy.
Menurut perkiraan wartawan tersebut, total biaya penampilan milisi Taliban itu sekitar USD6.500 (lebih dari 93,6 juta).
“Di mana di dunia ini, pria berani memakai warna seperti itu? Mereka membuat pernyataan mode besar," bunyi komentar seorang pengguna media sosial dengan menambahkan emoji tertawa.
Tidak semua orang menganggap perhatian yang diberikan baru-baru ini pada penampilan dan pakaian milisi Taliban sangat lucu, mengingat reputasi brutal kelompok tersebut.
Artikel terbaru Mail Online tentang "Taliban Trendi” yang mencakup aksesori milisi muda dan pakaian bermerek dikecam sebagai hal yang “sangat tidak pantas”, “menyerang” dan “memalukan” oleh media lain dan para pengguna media sosial.
Perhatian itu dilaporkan hanya bisa dimainkan di tangan Taliban, karena juru bicaranya Zabihullah Mujahid dengan tegas mengeklaim pekan lalu bahwa; "Ada perbedaan besar antara kami dan Taliban 20 tahun yang lalu”.
Kelompok tersebut telah bersumpah untuk menegakkan hak-hak perempuan dalam kerangka hukum atau syariah Islam dan telah mendorong perempuan untuk kembali bekerja.
Lihat Juga: 5 Negara Mayoritas Islam yang Hancur Karena Campur Tangan AS, Nomor 3 Manfaatkan Media untuk Hancurkan Rezim
Foto asli, yang diterbitkan di Twitter oleh jurnalis Etilaatroz, Elyas Nawandish, menunjukkan rekannya; seorang jurnalis perempuan Sakina Amiri mewawancarai milisi Taliban di Kabul, hanya beberapa hari setelah kelompok itu menguasai Afghanistan pada 15 Agustus.
Foto itu adalah pakaian bergaya John Lennon era psikedelik 1960-an dari salah satu milisi Taliban yang paling menarik perhatian, karena pengguna media sosial terpana oleh gaun oranye-nya, kacamata trendi, dan ikat kepala merah.
Wartawan Turki, Ragip Soylu, meledek penampilan milisi itu yang mengenakan Gaun Oranye Gucci seharga USD3.500, serta sepatu kets Asix, Rompi Perkotaan [Urban Vest], Ikat Kepala Tertinggi, dan Cincin Onyx Macy.
Menurut perkiraan wartawan tersebut, total biaya penampilan milisi Taliban itu sekitar USD6.500 (lebih dari 93,6 juta).
“Di mana di dunia ini, pria berani memakai warna seperti itu? Mereka membuat pernyataan mode besar," bunyi komentar seorang pengguna media sosial dengan menambahkan emoji tertawa.
Tidak semua orang menganggap perhatian yang diberikan baru-baru ini pada penampilan dan pakaian milisi Taliban sangat lucu, mengingat reputasi brutal kelompok tersebut.
Artikel terbaru Mail Online tentang "Taliban Trendi” yang mencakup aksesori milisi muda dan pakaian bermerek dikecam sebagai hal yang “sangat tidak pantas”, “menyerang” dan “memalukan” oleh media lain dan para pengguna media sosial.
Perhatian itu dilaporkan hanya bisa dimainkan di tangan Taliban, karena juru bicaranya Zabihullah Mujahid dengan tegas mengeklaim pekan lalu bahwa; "Ada perbedaan besar antara kami dan Taliban 20 tahun yang lalu”.
Kelompok tersebut telah bersumpah untuk menegakkan hak-hak perempuan dalam kerangka hukum atau syariah Islam dan telah mendorong perempuan untuk kembali bekerja.
Lihat Juga: 5 Negara Mayoritas Islam yang Hancur Karena Campur Tangan AS, Nomor 3 Manfaatkan Media untuk Hancurkan Rezim
(min)