Round of Circles, Pameran Tunggal Seniman Indonesia di Kopenhagen
loading...
A
A
A
KOPENHAGEN - Seniman kelahiran Indonesia namun berdomisili di Denmark, Awang Berhartawan, tengah mengadakan pameran tunggal di Kopenhagen, Denmark . Pameran yang digelar mulai tanggal 12 Agustus – 18 September 2021 dan bertema “Round in Circles” tersebut menampilkan 35 karya Awang yang beraliran abstrak geometri.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Kerajaan Denmark Dewi Savitri Wahab yang secara resmi membuka pameran di Davis Gallery sampaikan apresiasi kepada Awang dalam penyelenggaraan pameran tersebut.
Lebih lanjut Dubes Dewi sampaikan bahwa Awang telah membantu upaya penguatan hubungan bilateral Indonesia-Denmark yang tahun ini memasuki usia ke 71 tahun. Melalui karyanya, Awang menjadi sosok individu yang berkontribusi besar dalam peningkatan kerja sama bidang kebudayaan khususnya melalui peningkatan hubungan masyarakat kedua negara.
Pemilik Davis Gallery, Annegrethe Davis sebutkan bahwa sejak menetap di Denmark pada tahun 1997, Awang telah memprakarsai pertukaran budaya antara dua negara dan dua benua. Awang telah terlibat sebagai kurator serta nara hubung antara seniman dari Indonesia dan seniman dari Denmark.
Melanjutkan apa yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, rencananya Awang akan menjembatani pertukaran lima orang seniman Indonesia dan lima orang seniman Denmark pada tahun 2022.
Melalui karyanya, Awang ingin menyampaikan bahwa seluruh momen dan kondisi kehidupan yang dijalani berulang dari generasi ke generasi dan mempengaruhi seluruh umat manusia. Kehidupan akan berlanjut dari masa lalu ke masa sekarang dan selanjutnya ke masa depan.
Terkait dengan Round in Circles, Awang sampaikan bahwa karya-karyanya ini harus dipahami sebagai pesan persatuan, pemahaman, dan kelangsungan hidup. Karya-karyanya tersebut turut terinspirasi oleh fenomena-fenomena yang dijumpai umat manusia saat ini termasuk polusi, pandemi Covid-19, dan bencana alam. Pesan-pesan tersebut disampaikan dalam teori fraktal dan pengulangan dan pertemuan motif yang menghasilkan karya yang menakjubkan.
Pengunjung yang hadir terlihat antusias dalam pembukaan Round in Circles yang turut menyertakan beberapa tari tradisional dan makanan khas Indonesia tersebut.
Awang yang lahir di Palembang adalah lulusan Sekolah Desain Modern di Yogyakarta dan saat ini tinggal di Kopenhagen. Namun ia menganggap dirinya sebagai warga dunia karena terlepas dari asal, orang memiliki tantangan yang sama. Dengan pameran tunggalnya Round in Circles, seniman kelahiran Indonesia Awang Behartawan menggabungkan pengalaman dari Timur dan Barat. Pesan dan pemahaman karya-karya tersebut terletak pada filosofi kehidupan Timur, sedangkan struktur dan desainnya lebih banyak dipengaruhi oleh pemikiran logis Barat.
Selain Indonesia dan Denmark, Awang tercatat telah beberapa kali mengadakan pameran di Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan beberapa negara di Eropa. Kolektor karya Awang mayoritas berasal dari Jepang, Indonesia, Malaysia, Singapura, Jerman, Swedia, dan tentunya Denmark.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Kerajaan Denmark Dewi Savitri Wahab yang secara resmi membuka pameran di Davis Gallery sampaikan apresiasi kepada Awang dalam penyelenggaraan pameran tersebut.
Lebih lanjut Dubes Dewi sampaikan bahwa Awang telah membantu upaya penguatan hubungan bilateral Indonesia-Denmark yang tahun ini memasuki usia ke 71 tahun. Melalui karyanya, Awang menjadi sosok individu yang berkontribusi besar dalam peningkatan kerja sama bidang kebudayaan khususnya melalui peningkatan hubungan masyarakat kedua negara.
Pemilik Davis Gallery, Annegrethe Davis sebutkan bahwa sejak menetap di Denmark pada tahun 1997, Awang telah memprakarsai pertukaran budaya antara dua negara dan dua benua. Awang telah terlibat sebagai kurator serta nara hubung antara seniman dari Indonesia dan seniman dari Denmark.
Melanjutkan apa yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, rencananya Awang akan menjembatani pertukaran lima orang seniman Indonesia dan lima orang seniman Denmark pada tahun 2022.
Melalui karyanya, Awang ingin menyampaikan bahwa seluruh momen dan kondisi kehidupan yang dijalani berulang dari generasi ke generasi dan mempengaruhi seluruh umat manusia. Kehidupan akan berlanjut dari masa lalu ke masa sekarang dan selanjutnya ke masa depan.
Terkait dengan Round in Circles, Awang sampaikan bahwa karya-karyanya ini harus dipahami sebagai pesan persatuan, pemahaman, dan kelangsungan hidup. Karya-karyanya tersebut turut terinspirasi oleh fenomena-fenomena yang dijumpai umat manusia saat ini termasuk polusi, pandemi Covid-19, dan bencana alam. Pesan-pesan tersebut disampaikan dalam teori fraktal dan pengulangan dan pertemuan motif yang menghasilkan karya yang menakjubkan.
Pengunjung yang hadir terlihat antusias dalam pembukaan Round in Circles yang turut menyertakan beberapa tari tradisional dan makanan khas Indonesia tersebut.
Awang yang lahir di Palembang adalah lulusan Sekolah Desain Modern di Yogyakarta dan saat ini tinggal di Kopenhagen. Namun ia menganggap dirinya sebagai warga dunia karena terlepas dari asal, orang memiliki tantangan yang sama. Dengan pameran tunggalnya Round in Circles, seniman kelahiran Indonesia Awang Behartawan menggabungkan pengalaman dari Timur dan Barat. Pesan dan pemahaman karya-karya tersebut terletak pada filosofi kehidupan Timur, sedangkan struktur dan desainnya lebih banyak dipengaruhi oleh pemikiran logis Barat.
Selain Indonesia dan Denmark, Awang tercatat telah beberapa kali mengadakan pameran di Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan beberapa negara di Eropa. Kolektor karya Awang mayoritas berasal dari Jepang, Indonesia, Malaysia, Singapura, Jerman, Swedia, dan tentunya Denmark.
(ian)