AS Selama Ini Dikibuli, Banyak ‘Tentara Hantu' di Militer Afghanistan
loading...
A
A
A
Laporan SIGAR juga mengungkapkan keprihatinan atas kurangnya sarana untuk mengukur "pengaruh pada kesiapan tempur dari faktor-faktor tidak berwujud seperti keinginan untuk bertarung."
Semangat tempur telah menjadi salah satu elemen kunci di mana Taliban dipandang mampu mencetak kemenangan secara meyakinkan atas pasukan Afghanistan, terutama saat Taliban semakin kuat.
Moral tentara Afghanistan jelas sudah hancur lebur sejak awal pertempuran melawan Taliban, terlihat dari banyaknya ibu kota provinsi yang terus direbut Taliban dalam hitungan hari.
Sementara pasukan Afghanistan terlihat menawarkan perlawanan di beberapa distrik, laporan SIGAR mengatakan, "Di tempat lain mereka menyerah atau melarikan diri dalam kekacauan."
“Dalam beberapa kasus, para tetua setempat dilaporkan menengahi gencatan senjata yang memungkinkan para pendukung ANDSF pergi," ungkap laporan itu.
Laporan West Point menunjuk pada “kemampuan Taliban merekrut dan mengerahkan pejuang baru dalam beberapa tahun terakhir.”
Laporan itu juga menggarisbawahi, “Kemampuan Taliban untuk mencegah korban yang signifikan, diperkirakan dalam kisaran ribuan militan per tahun.”
Untuk semua pembicaraan tentang mereka sebagai kekuatan tempur yang didanai AS dan diperlengkapi dengan lebih baik daripada Taliban, laporan menunjukkan pasukan Afghanistan sebenarnya mungkin menderita karena kurangnya kohesi dan dukungan organisasi.
Laporan New York Times mengatakan pasukan Afghanistan telah mengeluhkan tidak adanya dukungan logistik dan bahkan makanan, saat mereka menghadapi serangan yang semakin melumpuhkan dari Taliban.
Laporan SIGAR mencatat AS telah menghabiskan lebih dari USD88 miliar untuk "mendukung sektor keamanan Afghanistan" meskipun meragukan hasil dari pendanaan tersebut, dengan mengatakan "Pertanyaan apakah uang itu dibelanjakan dengan baik pada akhirnya akan dijawab oleh hasil pertempuran di lapangan."
Semangat tempur telah menjadi salah satu elemen kunci di mana Taliban dipandang mampu mencetak kemenangan secara meyakinkan atas pasukan Afghanistan, terutama saat Taliban semakin kuat.
Moral tentara Afghanistan jelas sudah hancur lebur sejak awal pertempuran melawan Taliban, terlihat dari banyaknya ibu kota provinsi yang terus direbut Taliban dalam hitungan hari.
Sementara pasukan Afghanistan terlihat menawarkan perlawanan di beberapa distrik, laporan SIGAR mengatakan, "Di tempat lain mereka menyerah atau melarikan diri dalam kekacauan."
“Dalam beberapa kasus, para tetua setempat dilaporkan menengahi gencatan senjata yang memungkinkan para pendukung ANDSF pergi," ungkap laporan itu.
Laporan West Point menunjuk pada “kemampuan Taliban merekrut dan mengerahkan pejuang baru dalam beberapa tahun terakhir.”
Laporan itu juga menggarisbawahi, “Kemampuan Taliban untuk mencegah korban yang signifikan, diperkirakan dalam kisaran ribuan militan per tahun.”
Untuk semua pembicaraan tentang mereka sebagai kekuatan tempur yang didanai AS dan diperlengkapi dengan lebih baik daripada Taliban, laporan menunjukkan pasukan Afghanistan sebenarnya mungkin menderita karena kurangnya kohesi dan dukungan organisasi.
Laporan New York Times mengatakan pasukan Afghanistan telah mengeluhkan tidak adanya dukungan logistik dan bahkan makanan, saat mereka menghadapi serangan yang semakin melumpuhkan dari Taliban.
Laporan SIGAR mencatat AS telah menghabiskan lebih dari USD88 miliar untuk "mendukung sektor keamanan Afghanistan" meskipun meragukan hasil dari pendanaan tersebut, dengan mengatakan "Pertanyaan apakah uang itu dibelanjakan dengan baik pada akhirnya akan dijawab oleh hasil pertempuran di lapangan."