Mengenal Mullah Abdul Ghani Baradar, Presiden Baru Afghanistan?

Rabu, 18 Agustus 2021 - 06:12 WIB
loading...
Mengenal Mullah Abdul...
Pemimpin Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar (kiri) dan Kepala Kantor Politik Taliban Mohammad Abbas Stanikzai (kanan) saat perundingan damai dengan politisi Afghanistan di Moskow, Rusia, 30 Mei 2019. Foto/REUTERS
A A A
KABUL - Taliban kembali berkuasa di Afghanistan dengan mendeklarasikan berakhirnya perang selama 20 tahun di negara itu.

Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang didukung Amerika Serikat (AS) secara memalukan telah melarikan diri dan para pemberontak siap membentuk pemerintahan sementara.

Di pusat "kemenangan" ini muncul Pemimpin Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar yang kemungkinan akan menjadi Presiden Afghanistan berikutnya. Siapakah dia?



Baradar lahir pada 1968 di provinsi Uruzgan Afghanistan dan dibesarkan di Kandahar, menurut laporan BBC.



Dia diketahui berasal dari cabang Popalzai, suku Durrani. Pada 1980-an, Baradar, seperti banyak pemuda Afghanistan lainnya adalah bagian dari Mujahidin Afghanistan yang berperang melawan invasi Uni Soviet.



Soviet kalah perang dan meninggalkan negara itu pada akhir 80-an, lalu perang saudara pun terjadi di Afghanistan.

Di tengah perang saudara, Baradar, bersama saudara iparnya Mullah Mohammed Omar, ikut mendirikan Taliban pada 1994.

Mereka kemudian membentuk pemerintahan Taliban dalam dua tahun ke depan. Baradar mengendalikan dana Taliban dan muncul sebagai ahli strategi dan komandan militer utama kelompok itu.

Dia memegang beberapa jabatan, termasuk Wakil Menteri Pertahanan, selama pemerintahan Taliban pada 1996 hingga 2001.

Pada 2001, pasukan pimpinan Amerika Serikat (AS) menginvasi Afghanistan setelah serangan 9/11 di tanah Amerika Serikat dan sebagai bagian dari "perang melawan teror".

AS kemudian menggulingkan rezim Taliban, lima tahun setelah kelompok militan itu mengambil alih kekuasaan.

Setelah penggulingan Taliban, Baradar tidak menonjolkan diri sebelum menjadi berita utama atas penangkapannya pada 2010.

Dia ditahan oleh Inter-Services Intelligence (ISI) Pakistan dalam operasi gabungan AS-Pakistan. Namun, setelah Donald Trump mengambil alih sebagai Presiden AS, dia dibebaskan pada 2018 atas permintaan AS.

Dia mengawasi penandatanganan perjanjian penarikan pasukan Barat dengan AS di Qatar pada 2020.

Setelah Taliban memperoleh kekuasaan pada Minggu, Baradar merilis pernyataan video di media sosial.

"Kita telah mencapai kemenangan yang tidak diharapkan. Kita harus menunjukkan kerendahan hati di hadapan Allah," tutur dia.

Dia menambahkan, “Sekarang saatnya untuk menguji dan membuktikan, sekarang kita harus menunjukkan bahwa kita bisa mengabdi pada bangsa kita dan menjamin keamanan dan kenyamanan hidup.”
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1191 seconds (0.1#10.140)