Kabul Jatuh ke Tangan Taliban, Negara Asia Ramai-ramai Evakuasi Warganya
loading...
A
A
A
KABUL - Sejumlah negara Asia - termasuk India , Filipina , dan Korea Selatan (Korsel) - bergegas mengevakuasi diplomat dan warga mereka dari Ibu Kota Afghanistan , Kabul, setelah kota itu jatuh di bawah kendali Taliban pada Selasa (17/8/2021). Langkah ini diambil di tengah upaya penyelamatan serupa oleh negara-negara lain di seluruh dunia.
"Mengingat keadaan yang berlaku, telah diputuskan bahwa duta besar kami di Kabul dan staf India-nya akan segera pindah ke India," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Arindam Bagchi, dalam postingannya di Twitter seperti dikutip dari Nikkei.
Beberapa jam kemudian sebuah pesawat Angkatan Udara India membawa staf kedutaan pulang dengan selamat. Perkembangan itu terjadi beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar mengatakan dia telah membahas perkembangan terakhir di Afghanistan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan menggarisbawahi urgensi memulihkan operasi bandara di Kabul.
"Sangat menghargai upaya Amerika yang sedang berlangsung dalam hal ini," cuitnya.
Kementeriannya juga telah membentuk sel khusus Afghanistan untuk mengoordinasikan upaya repatriasi dan permintaan bantuan lainnya dari negara tersebut. Kementerian Dalam Negeri India mengumumkan secara terpisah bahwa kategori baru visa elektronik telah diperkenalkan untuk aplikasi visa jalur cepat untuk masuk ke India.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri Jepang juga mengumumkan bahwa kedutaan besarnya di Kabul ditutup sementara pada hari Minggu dan 12 staf kedutaan telah dievakuasi ke Dubai.
"Mereka meninggalkan Bandara Internasional Kabul dengan pesawat militer dari negara sahabat," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan tanpa mengungkapkan nama negara sahabat yang dimaksud.
Negara-negara Asia lainnya juga bergegas untuk memulangkan warga negara mereka dari Afghanistan ketika krisis semakin dalam dan kepanikan mencengkeram rakyat.
"Kedatangan warga negara Nepal dari Afghanistan telah dimulai, 118 di antaranya telah tiba di bandara Kathmandu dengan pesawat carteran melalui Kuwait pagi ini," cuit Kementerian Luar Negeri Nepal.
Sedangkan Filipina pada hari Senin mengatakan bahwa mereka sedang membuat pengaturan untuk pemulangan warga Filipina yang masih tersisa di Kabul.
"(Pemerintah Filipina) menjajaki semua jalan kerja sama dan berkoordinasi erat dengan pemerintah dan mitra internasional untuk menjamin perjalanan mereka yang segera dan aman," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Pada Minggu malam, 32 orang Filipina dievakuasi ke Doha, dari mana mereka akan dibawa kembali ke Filipina, sementara kelompok lain yang terdiri dari 19 orang juga akan meninggalkan ibu kota Afghanistan," kata pernyataan itu.
Vietnam membantu salah satu warganya yang bekerja untuk sebuah badan PBB untuk di evakuasi dari Afghanistan awal bulan ini, menurut media resmi. Vietnam telah melaporkan bahwa tidak ada lagi warganya di sana, tetapi mengarahkan kedutaan di Pakistan untuk memantau situasi dan menawarkan bantuan jika diperlukan.
Secara terpisah, Korsel telah menyelesaikan evakuasi semua warga negaranya dari Afghanistan. Sebuah pesawat yang membawa empat warga terakhirnya, termasuk duta besar negara itu, berangkat dari bandara Kabul pada Selasa pagi dan mendarat di negara ketiga di Timur Tengah, kantor berita Yonhap melaporkan mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel Choi Young-sam.
Choi Young-sam mengatakan keempatnya, tiga staf kedutaan dan seorang warga sipil, naik pesawat pada Senin malam tetapi penerbangan itu tidak bisa lepas landas sampai pagi ini karena ribuan warga Afghanistan memadati landasan pacu dalam upaya putus asa untuk melarikan diri.
Sementara itu, kedutaan besar China di Kabul masih beroperasi secara normal. Hal itu diungkapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri negara itu Hua Chunying dalam jumpa pers di Beijing, pada Senin kemarin.
"Duta Besar China dan staf kedutaan memenuhi tugas mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa sebagian besar warga negara China di Afghanistan telah kembali ke China.
"Untuk beberapa orang yang memilih untuk tinggal, kedutaan berhubungan dekat dengan mereka. Mereka semua aman dan sehat sejauh ini," ungkapnya.
Kecepatan kilat Taliban - yang digulingkan dari kekuasaan pada tahun 2001 oleh AS dan pasukan sekutu yang menginvasi Afghanistan sebagai respons atas serangan 11 September - menguasai hampir seluruh negara itu setelah pasukan AS memulai penarikan mereka membuat seluruh dunia tercengang.
Ketika kelompok militan Islam merebut Kabul pada hari Minggu, pemerintah Afghanistan yang didukung AS otomatis runtuh dan Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu. Banyak negara telah menutup kedutaan mereka di Kabul, sementara AS dan Inggris mengirim pasukan untuk membantu mengevakuasi staf diplomatik mereka.
"Mengingat keadaan yang berlaku, telah diputuskan bahwa duta besar kami di Kabul dan staf India-nya akan segera pindah ke India," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Arindam Bagchi, dalam postingannya di Twitter seperti dikutip dari Nikkei.
Beberapa jam kemudian sebuah pesawat Angkatan Udara India membawa staf kedutaan pulang dengan selamat. Perkembangan itu terjadi beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar mengatakan dia telah membahas perkembangan terakhir di Afghanistan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan menggarisbawahi urgensi memulihkan operasi bandara di Kabul.
"Sangat menghargai upaya Amerika yang sedang berlangsung dalam hal ini," cuitnya.
Kementeriannya juga telah membentuk sel khusus Afghanistan untuk mengoordinasikan upaya repatriasi dan permintaan bantuan lainnya dari negara tersebut. Kementerian Dalam Negeri India mengumumkan secara terpisah bahwa kategori baru visa elektronik telah diperkenalkan untuk aplikasi visa jalur cepat untuk masuk ke India.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri Jepang juga mengumumkan bahwa kedutaan besarnya di Kabul ditutup sementara pada hari Minggu dan 12 staf kedutaan telah dievakuasi ke Dubai.
"Mereka meninggalkan Bandara Internasional Kabul dengan pesawat militer dari negara sahabat," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan tanpa mengungkapkan nama negara sahabat yang dimaksud.
Negara-negara Asia lainnya juga bergegas untuk memulangkan warga negara mereka dari Afghanistan ketika krisis semakin dalam dan kepanikan mencengkeram rakyat.
"Kedatangan warga negara Nepal dari Afghanistan telah dimulai, 118 di antaranya telah tiba di bandara Kathmandu dengan pesawat carteran melalui Kuwait pagi ini," cuit Kementerian Luar Negeri Nepal.
Sedangkan Filipina pada hari Senin mengatakan bahwa mereka sedang membuat pengaturan untuk pemulangan warga Filipina yang masih tersisa di Kabul.
"(Pemerintah Filipina) menjajaki semua jalan kerja sama dan berkoordinasi erat dengan pemerintah dan mitra internasional untuk menjamin perjalanan mereka yang segera dan aman," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Pada Minggu malam, 32 orang Filipina dievakuasi ke Doha, dari mana mereka akan dibawa kembali ke Filipina, sementara kelompok lain yang terdiri dari 19 orang juga akan meninggalkan ibu kota Afghanistan," kata pernyataan itu.
Vietnam membantu salah satu warganya yang bekerja untuk sebuah badan PBB untuk di evakuasi dari Afghanistan awal bulan ini, menurut media resmi. Vietnam telah melaporkan bahwa tidak ada lagi warganya di sana, tetapi mengarahkan kedutaan di Pakistan untuk memantau situasi dan menawarkan bantuan jika diperlukan.
Secara terpisah, Korsel telah menyelesaikan evakuasi semua warga negaranya dari Afghanistan. Sebuah pesawat yang membawa empat warga terakhirnya, termasuk duta besar negara itu, berangkat dari bandara Kabul pada Selasa pagi dan mendarat di negara ketiga di Timur Tengah, kantor berita Yonhap melaporkan mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel Choi Young-sam.
Choi Young-sam mengatakan keempatnya, tiga staf kedutaan dan seorang warga sipil, naik pesawat pada Senin malam tetapi penerbangan itu tidak bisa lepas landas sampai pagi ini karena ribuan warga Afghanistan memadati landasan pacu dalam upaya putus asa untuk melarikan diri.
Sementara itu, kedutaan besar China di Kabul masih beroperasi secara normal. Hal itu diungkapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri negara itu Hua Chunying dalam jumpa pers di Beijing, pada Senin kemarin.
"Duta Besar China dan staf kedutaan memenuhi tugas mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa sebagian besar warga negara China di Afghanistan telah kembali ke China.
"Untuk beberapa orang yang memilih untuk tinggal, kedutaan berhubungan dekat dengan mereka. Mereka semua aman dan sehat sejauh ini," ungkapnya.
Kecepatan kilat Taliban - yang digulingkan dari kekuasaan pada tahun 2001 oleh AS dan pasukan sekutu yang menginvasi Afghanistan sebagai respons atas serangan 11 September - menguasai hampir seluruh negara itu setelah pasukan AS memulai penarikan mereka membuat seluruh dunia tercengang.
Ketika kelompok militan Islam merebut Kabul pada hari Minggu, pemerintah Afghanistan yang didukung AS otomatis runtuh dan Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu. Banyak negara telah menutup kedutaan mereka di Kabul, sementara AS dan Inggris mengirim pasukan untuk membantu mengevakuasi staf diplomatik mereka.
(ian)