Beri Semangat, Presiden Afghanistan Terbang ke Kota Utara yang Dikepung Taliban

Rabu, 11 Agustus 2021 - 15:01 WIB
loading...
Beri Semangat, Presiden...
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani tiba di kota utara Mazar-i-Sharif untuk memberi semangat pasukannya. Foto/Afghan Presidents Office
A A A
KABUL - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani terbang ke kota utara Mazar-i-Sharif yang dikepung Taliban untuk memberi semangat pada pasukannya.

Pejuang Taliban kini telah merebut lebih dari seperempat ibukota provinsi itu dalam waktu kurang dari sepekan.

Ghani tiba di Mazar saat Taliban merebut Faizabad semalam, menjadikannya kota kesembilan yang ditaklukkan sejak Jumat.



“Dia berencana memeriksa keamanan umum di zona utara," ungkap pernyataan yang dikeluarkan istana kepresidenan.



Pemimpin Afghanistan itu juga akan mengadakan pembicaraan dengan orang kuat lama Mazar, Atta Mohammad Noor dan panglima perang terkenal Abdul Rashid Dostum tentang pertahanan kota, ketika pejuang Taliban mendekati pinggiran kota.



Hilangnya Mazar akan menjadi pukulan besar bagi pemerintah Kabul dan menunjukkan keruntuhan total kendalinya atas wilayah utara yang telah lama menjadi benteng pertahanan milisi anti-Taliban.

Beberapa jam sebelum Ghani tiba, gambar yang diposting di akun media sosial resmi pemerintah menunjukkan Dostum menaiki pesawat di Kabul, bersama dengan kontingen komando, dalam perjalanan ke Mazar.

Pertempuran dalam konflik berkepanjangan Afghanistan telah meningkat secara dramatis sejak Mei, ketika koalisi militer pimpinan AS memulai tahap akhir penarikan yang akan diselesaikan sebelum akhir bulan.

Lebih jauh ke timur Mazar di ibu kota Badakhshan, Faizabad, anggota parlemen setempat mengatakan kepada AFP bahwa pasukan keamanan telah mundur setelah berhari-hari bentrokan hebat.

“Taliban telah merebut kota itu sekarang,” ujar Zabihullah Attiq.

Para pemberontak juga mengkonfirmasi dalam posting media sosial bahwa pejuang mereka menguasai kota.

Tetapi bahkan ketika Taliban mengusir pasukan pemerintah, Presiden AS Joe Biden tidak memberikan petunjuk untuk menunda tenggat waktunya menarik semua pasukan Amerika pada 31 Agustus, sebaliknya mendesak para pemimpin Afghanistan “berjuang untuk diri mereka sendiri” pada Selasa.

“Saya tidak menyesali keputusan saya untuk menarik pasukan AS setelah dua dekade perang,” ujar Biden di Washington.

Dan ketika pertempuran berkecamuk, diplomat AS berusaha mati-matian menghidupkan kembali semua pembicaraan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban di Doha, di mana utusan khusus Washington Zalmay Khalilzad mendorong Taliban menerima gencatan senjata.

Biden telah menekankan Washington akan terus mendukung pasukan keamanan Afghanistan dengan serangan udara, makanan, peralatan dan uang untuk gaji.

“Mereka pasti ingin bertarung. Jumlah mereka melebihi jumlah Taliban,” ungkap Biden.

Taliban sebagian besar tampak acuh tak acuh terhadap tawaran perdamaian, dan tampaknya berniat meraih kemenangan militer untuk merebut kembali kekuasaan setelah penggulingan mereka 20 tahun lalu setelah serangan 11 September.

Setelah menaklukkan sebagian besar wilayah utara, Taliban kini mengarahkan pandangan mereka ke kota terbesar di kawasan itu, Mazar-i-Sharif yang sudah lama menjadi kunci utama bagi kontrol pemerintah atas wilayah itu.

Taliban makin percaya diri setelah merebut Sheberghan di baratnya, dan Kunduz serta Taloqan di timurnya.

Pasukan pemerintah juga memerangi Taliban di Kandahar dan Helmand, provinsi berbahasa Pashtun di selatan tempat Taliban menarik kekuatan mereka.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1082 seconds (0.1#10.140)