Beri Semangat, Presiden Afghanistan Terbang ke Kota Utara yang Dikepung Taliban
loading...
A
A
A
Pertempuran dalam konflik berkepanjangan Afghanistan telah meningkat secara dramatis sejak Mei, ketika koalisi militer pimpinan AS memulai tahap akhir penarikan yang akan diselesaikan sebelum akhir bulan.
Lebih jauh ke timur Mazar di ibu kota Badakhshan, Faizabad, anggota parlemen setempat mengatakan kepada AFP bahwa pasukan keamanan telah mundur setelah berhari-hari bentrokan hebat.
“Taliban telah merebut kota itu sekarang,” ujar Zabihullah Attiq.
Para pemberontak juga mengkonfirmasi dalam posting media sosial bahwa pejuang mereka menguasai kota.
Tetapi bahkan ketika Taliban mengusir pasukan pemerintah, Presiden AS Joe Biden tidak memberikan petunjuk untuk menunda tenggat waktunya menarik semua pasukan Amerika pada 31 Agustus, sebaliknya mendesak para pemimpin Afghanistan “berjuang untuk diri mereka sendiri” pada Selasa.
“Saya tidak menyesali keputusan saya untuk menarik pasukan AS setelah dua dekade perang,” ujar Biden di Washington.
Dan ketika pertempuran berkecamuk, diplomat AS berusaha mati-matian menghidupkan kembali semua pembicaraan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban di Doha, di mana utusan khusus Washington Zalmay Khalilzad mendorong Taliban menerima gencatan senjata.
Biden telah menekankan Washington akan terus mendukung pasukan keamanan Afghanistan dengan serangan udara, makanan, peralatan dan uang untuk gaji.
“Mereka pasti ingin bertarung. Jumlah mereka melebihi jumlah Taliban,” ungkap Biden.
Taliban sebagian besar tampak acuh tak acuh terhadap tawaran perdamaian, dan tampaknya berniat meraih kemenangan militer untuk merebut kembali kekuasaan setelah penggulingan mereka 20 tahun lalu setelah serangan 11 September.
Lebih jauh ke timur Mazar di ibu kota Badakhshan, Faizabad, anggota parlemen setempat mengatakan kepada AFP bahwa pasukan keamanan telah mundur setelah berhari-hari bentrokan hebat.
“Taliban telah merebut kota itu sekarang,” ujar Zabihullah Attiq.
Para pemberontak juga mengkonfirmasi dalam posting media sosial bahwa pejuang mereka menguasai kota.
Tetapi bahkan ketika Taliban mengusir pasukan pemerintah, Presiden AS Joe Biden tidak memberikan petunjuk untuk menunda tenggat waktunya menarik semua pasukan Amerika pada 31 Agustus, sebaliknya mendesak para pemimpin Afghanistan “berjuang untuk diri mereka sendiri” pada Selasa.
“Saya tidak menyesali keputusan saya untuk menarik pasukan AS setelah dua dekade perang,” ujar Biden di Washington.
Dan ketika pertempuran berkecamuk, diplomat AS berusaha mati-matian menghidupkan kembali semua pembicaraan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban di Doha, di mana utusan khusus Washington Zalmay Khalilzad mendorong Taliban menerima gencatan senjata.
Biden telah menekankan Washington akan terus mendukung pasukan keamanan Afghanistan dengan serangan udara, makanan, peralatan dan uang untuk gaji.
“Mereka pasti ingin bertarung. Jumlah mereka melebihi jumlah Taliban,” ungkap Biden.
Taliban sebagian besar tampak acuh tak acuh terhadap tawaran perdamaian, dan tampaknya berniat meraih kemenangan militer untuk merebut kembali kekuasaan setelah penggulingan mereka 20 tahun lalu setelah serangan 11 September.