Paedofil Kapok setelah Dikebiri Paksa: 'Sekarang Saya Minta Maaf'

Selasa, 10 Agustus 2021 - 12:51 WIB
loading...
Paedofil Kapok setelah Dikebiri Paksa: Sekarang Saya Minta Maaf
Terpidana paedofil di Kazakhstan bercerita tentang penderitaannya setelah dikebiri kimia paksa. Foto/east2west
A A A
NUR SULTAN - Para terpidana paedofil di Kazakhstan menceritakan penderitaan mereka di televisi setelah dikebiri kimia secara paksa. Mereka mengaku kapok dan memperingatkan para pria lain untuk tidak melakukan kejahatan seksual terhadap anak-anak.

Pelaksaan kebiri kimia itu merupakan pelaksanaan dari undang-undang baru yang keras di negara itu terhadap para terpidana paedofil.



Mereka telah diwawancarai di televisi menceritakan tentang cobaan berat itu merupakan bagian dari kampanye media oleh pihak berwenang sebagai peringatan bagi para calon penjahat seks.

Kebiri kimia dilakukan dengan suntikan biasa dan akan berlanjut setelah hukuman penjara mereka berakhir.

"Saya tahu itu berbahaya bagi tubuh saya. Saya tahu itu akan memengaruhi kesehatan saya di masa depan," kata seorang terpidana paedofil dalam wawancara televisi.

Terpidana lainnya mengatakan: "Sekarang saya minta maaf telah melakukan kejahatan seperti itu."

Seorang narapidana menyampaikan permohonan. "Dengan contoh saya, saya ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka seharusnya tidak melakukan pelanggaran yang mengerikan seperti itu."

“Saya mohon mereka yang meresepkan saya kebiri kimia—batalkan keputusan Anda. Saya masih sangat muda," ujarnya.

Seorang tahanan yang bersedia diidentifikasi dengan nama pendek Marat, yang menjalani hukuman penjara 15 tahun karena percobaan pemerkosaan terhadap seorang anak, menceritakan bagaimana dia telah menjalani tiga kali suntikan kebiri sejauh ini dan itu telah menghentikannya dari ereksi.

"Semuanya sangat buruk dalam hal kesehatan pria saya," kata Marat.

"Saya membutuhkan kehidupan seksual namun tidak ada yang berhasil di sana. Mengapa mengebiri saya? Saya akui saya bersalah. Tapi saya ingin hidup lebih jauh. Saya masih memiliki keluarga dan anak-anak saya," ujarnya, seperti dikutip The Mirror, Senin (10/8/2021).

Terpidana paedofil terpidana lainnya, berusia 50 tahun, dinyatakan bersalah memerkosa seorang siswi 14 tahun, mengatakan: “Mereka telah menghukum saya 17 tahun. Saya dibawa ke sini pada bulan Februari tahun ini."

“Saya punya anak di rumah, beberapa di antaranya masih di bawah umur. Sekarang mereka mengatakan saya akan menghadapi pengebirian," ujarnya.

Negara tersebut mengeklaim pendekatan kerasnya telah menyebabkan penurunan 15 persen kasus serangan terhadap anak-anak, meskipun statistik untuk pelanggaran pedofilia telah meningkat, mungkin karena tingkat pelaporan yang lebih tinggi.

Setelah pengebirian pertama di Kazakhstan, seorang pria mengatakan bahwa dia "sangat sakit".

Seorang pemerkosa anak berkata: "Ini sangat sulit, saya tidak ingin itu terjadi pada musuh terburuk saya."

Dia menyerukan larangan prosedur yang dia sebut "biadab".

Mereka yang ditugaskan untuk mengebiri para paedofil di sebuah penjara mengeklaim bahwa Barat juga harus mengikuti contoh negara bekas Soviet itu.

Seorang petugas, Zoya Manaenko, 69, menegaskan bahwa penyerang seks anak harus menghadapi hukuman pamungkas tersebut. "Orang-orang ini harus dihentikan entah bagaimana," katanya.

“Mereka melakukan kejahatan mengerikan terhadap anak-anak. Jadi memang benar jika undang-undang mengizinkan ini."

Kazakhstan telah mengambil kebijakan tanpa toleransi terhadap para paedofil, termasuk mempublikasikan gambar, nama dan alamat mereka setelah dibebaskan dari penjara.

Tetapi undang-undang kebiri hanya berlaku bagi mereka yang dihukum setelah undang-undang itu berlaku.

Magzhan Yesimbek, wakil kepala sebuah koloni penjara, mengatakan bahwa dia memiliki lebih dari 100 pedofil di penjaranya tetapi hanya tiga yang dikebiri di bawah hukum baru.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1910 seconds (0.1#10.140)