Stockholm Tolak Evakuasi Penerjemah Pasukan Swedia di Afghanistan
loading...
A
A
A
STOCKHOLM - Dewan Imigrasi Swedia dilaporkan menolak untuk mengevakuasi warga Afghanistan yang menjadi penerjemah pasukan Swedia. Setidaknya ada 15 warga Afghanistan yang menjadi penerjemah selama Swedia terlibat dalam misi NATO di Afghanistan.
Partai oposisi Swedia telah mendesak Dewan Migrasiuntuk memberikan penerjemah dan karyawan lokal yang berkolaborasi dengan militer Swedia prioritas dalam sistem kuota pengungsi. Menurut mereka, orang-orang itu telah memberikan kontribusi penting bagi upaya Swedia di Afghanistan.
Namun, menurut Menteri Kehakiman dan Migrasi Sosial Swedia, Morgan Johansson itu mungkin melanggar Konstitusi Swedia, yang mencegah pemerintah untuk campur tangan dalam kasus-kasus individu. Sikapnya didukung oleh Menteri Pertahanan Peter Hultqvist.
Keputusan ini, bagaimanapun, dikecam keras, karena banyak yang bergegas untuk menunjukkan bahwa tidak kurang dari 9.000 warga Afghanistan sebelumnya menerima izin tinggal meskipun ada penolakan dari Badan Migrasi.
"Swedia telah beberapa kali mengubah dan membengkokkan aturan untuk memberi 9.000 warga Afghanistan tanpa alasan suaka kesempatan untuk tinggal di Swedia,” kata jurnalis Swedia, Fredrik Johansson.
“Ini melibatkan selusin orang yang telah memberikan kontribusi yang menentukan bagi upaya internasional militer Swedia. Ini akan merusak kredibilitas dan integritas kebijakan pengungsi Swedia,” sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (9/8/2021).
Sementara itu, seorang warga Afghanistan yang menjadi penerjemah pasukan Swedia mengaku sangat kecewa dengan keputusan Stockholm. Dia mengatakan itu adalah “hadiah” terburuk.
"Kami melayani unit Swedia dan bekerja dengan mereka di medan perang. Kami berdampingan, siang dan malam. Dan ini adalah hadiahnya,” ucapnya, yang berbicara dalam kondisi anonim.
Partai oposisi Swedia telah mendesak Dewan Migrasiuntuk memberikan penerjemah dan karyawan lokal yang berkolaborasi dengan militer Swedia prioritas dalam sistem kuota pengungsi. Menurut mereka, orang-orang itu telah memberikan kontribusi penting bagi upaya Swedia di Afghanistan.
Namun, menurut Menteri Kehakiman dan Migrasi Sosial Swedia, Morgan Johansson itu mungkin melanggar Konstitusi Swedia, yang mencegah pemerintah untuk campur tangan dalam kasus-kasus individu. Sikapnya didukung oleh Menteri Pertahanan Peter Hultqvist.
Keputusan ini, bagaimanapun, dikecam keras, karena banyak yang bergegas untuk menunjukkan bahwa tidak kurang dari 9.000 warga Afghanistan sebelumnya menerima izin tinggal meskipun ada penolakan dari Badan Migrasi.
"Swedia telah beberapa kali mengubah dan membengkokkan aturan untuk memberi 9.000 warga Afghanistan tanpa alasan suaka kesempatan untuk tinggal di Swedia,” kata jurnalis Swedia, Fredrik Johansson.
“Ini melibatkan selusin orang yang telah memberikan kontribusi yang menentukan bagi upaya internasional militer Swedia. Ini akan merusak kredibilitas dan integritas kebijakan pengungsi Swedia,” sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (9/8/2021).
Sementara itu, seorang warga Afghanistan yang menjadi penerjemah pasukan Swedia mengaku sangat kecewa dengan keputusan Stockholm. Dia mengatakan itu adalah “hadiah” terburuk.
"Kami melayani unit Swedia dan bekerja dengan mereka di medan perang. Kami berdampingan, siang dan malam. Dan ini adalah hadiahnya,” ucapnya, yang berbicara dalam kondisi anonim.
(ian)