Menolak Mundur, PM Malaysia Bakal Hadapi Mosi Tidak Percaya

Rabu, 04 Agustus 2021 - 16:56 WIB
loading...
Menolak Mundur, PM Malaysia...
Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin menolak untuk mundur dan bakal hadapi mosi tidak percaya September mendatang. Foto/REUTERS/Lim Huey Teng
A A A
KUALA LUMPUR - Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin menolak untuk mundur meski tekanan terhadapnya terus meningkat. Muhyiddin mengatakan ia masih mendapat dukungan mayoritas di parlemen dan ia akan membuktikannya bulan depan ketika parlemen bersidang.

Berbicara dalam pidato yang disiarkan televisi, Muhyiddin mengatakan Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah setuju bahwa dia harus tetap berkuasa sambil menunggu mosi percaya dari parlemen, meskipun beberapa anggota koalisinya telah menarik dukungannya.



Dalam pidato yang menantang di televisi nasional, Muhyiddin mengatakan tidak ada pertanyaan tentang pengunduran dirinya. Ia diapit oleh sembilan anggota parlemen, termasuk wakil perdana menteri dan politisi UMNO Ismail Sabri Yaakob.

"Saya telah memberi tahu raja bahwa saya telah menerima sejumlah pernyataan dari anggota parlemen yang meyakinkan saya bahwa saya masih memiliki kepercayaan mayoritas anggota parlemen saat ini," kata Muhyiddin.

"Namun, saya sadar bahwa posisi saya sebagai Perdana Menteri terus dipertanyakan. Oleh karena itu, saya telah memberi tahu Raja bahwa saya akan menentukan legitimasi saya sebagai Perdana Menteri di Parlemen," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (4/8/2021).

Menurut Muhyiddin gejolak politik di Malaysia dipicu oleh pihak-pihak tertentu yang tuntutannya ditolaknya, termasuk membebaskan individu yang menghadapi tuduhan korupsi.

"Ini termasuk dorongan bagi saya untuk mencampuri urusan pengadilan untuk membebaskan beberapa orang yang diadili karena tindak pidana," kata Muhyiddin, meskipun dia tidak menyebutkan nama mereka.

Posisi Muhyiddin pada kursi kekuasaan berada dalam posisi genting sejak ia muncul sebagai perdana menteri pada Maret tahun lalu. Namun, Raja Malaysia yang berpengaruh sampai sekarang membantunya bertahan untuk menghindari kekacauan politik ketika Negeri Jiran berjuang melawan lonjakan infeksi COVID-19 dan penurunan ekonomi dari beberapa penguncian atau lockdown.

Namun tekanan terhadapnya untuk mundur kembali meletus pekan lalu, setelah raja mengeluarkan teguran yang jarang terjadi atas langkah pemerintah mencabut undang-undang darurat tanpa persetujuannya, sebuah tindakan yang dikatakan istana bertentangan dengan konstitusi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1588 seconds (0.1#10.140)