Kembangkan Jet Tempur Tempest, Inggris Beri Kontrak Rp5 Triliun ke BAE Systems
loading...
A
A
A
LONDON - Pemerintah Inggris telah memberikan kontrak senilai sekitar £250 juta (lebih dari Rp5 triliun) kepada raksasa teknik BAE Systems untuk memajukan desain dan pengembangan jet tempur Tempest .
Penandatanganan perjanjian menandai dimulainya program Tempest disampaikan oleh konsorsium perusahaan termasuk BAE Systems, Kementerian Pertahanan (MoD), Leonardo UK, MBDA UK, dan Rolls-Royce.
Konsorsium akan bekerja dengan mitra internasional untuk mengembangkan apa yang disebut "Future Combat Air System [Sistem Udara Tempur Masa Depan]", yang akan digunakan oleh Angkatan Udara Kerajaan Inggris untuk tetap di depan ancaman yang berkembang.
Tempest dirancang untuk menjadi jet tempur generasi keenam. Rencananya, pesawat ini akan terbang perdana pada 2035 mendatang. Swedia, Italia, Jepang dan Turki telah disebut-sebut akan menjadi mitra internasional dalam pengembangan pesawat tersebut. Namun, sejauh ini baru Swedia dan Italia yang serius bergabung.
Menurut laporan terbaru oleh kantor jasa profesional PwC, proyek ini akan mendukung rata-rata 21.000 pekerjaan per tahun, dengan 70% dari nilai yang dihasilkan di Barat Laut, Barat Daya dan Timur Inggris. Di Barat Daya saja, proyek ini diharapkan dapat menciptakan 2.000 pekerjaan per tahun.
Pendanaan terbaru akan melihat para mitra mengembangkan berbagai konsep digital, menanamkan alat dan teknik baru untuk membentuk desain akhir dan persyaratan kemampuan Tempest.
"Berita [ini] adalah langkah penting untuk merancang dan membangun sistem udara tempur baru yang akan meningkatkan industri kami yang sudah terkemuka di dunia dan pada akhirnya membuat kami tetap aman selama sisa abad ini," kata Menteri Pertahanan Ben Wallace.
Pemerintah menginvestasikan £2 miliar selama empat tahun ke dalam proyek tersebut. Di seluruh Inggris secara keseluruhan, aktivitas udara tempur dari mitra Team Tempest diharapkan berkontribusi £100,1 miliar untuk ekonomi Inggris dan mendukung 62.000 pekerjaan per tahun antara tahun 2021 dan 2050.
"Kami sekarang akan mulai bekerja dengan mitra kami untuk mendapatkan konsep yang benar dan menyelesaikan proyek yang sangat menarik dan ambisius ini. Jangan salah: kami tetap berada di papan atas dalam hal pertempuran udara," imbuh dia.
Menurut Rolls-Royce, Tempest akan melibatkan pengembangan teknologi baru, termasuk yang dibantu oleh artificial intelligence[kecerdasan buatan], pembelajaran mesin, dan sistem otonom yang akan digunakan dalam konflik di masa depan.
Phil Townley, direktur program masa depan di Rolls-Royce Defence, mengatakan pendanaan tersebut menandai "langkah maju yang kritis" untuk proyek tersebut.
“Tempest mewakili periode sejarah yang menarik di seluruh industri pertahanan, terutama bagi orang-orang kami dan generasi berbakat berikutnya yang akan berada di garis depan program ini selama beberapa dekade mendatang,” imbuh dia, seperti dikutip Business-Live, Kamis (29/7/2021).
Penandatanganan perjanjian menandai dimulainya program Tempest disampaikan oleh konsorsium perusahaan termasuk BAE Systems, Kementerian Pertahanan (MoD), Leonardo UK, MBDA UK, dan Rolls-Royce.
Konsorsium akan bekerja dengan mitra internasional untuk mengembangkan apa yang disebut "Future Combat Air System [Sistem Udara Tempur Masa Depan]", yang akan digunakan oleh Angkatan Udara Kerajaan Inggris untuk tetap di depan ancaman yang berkembang.
Tempest dirancang untuk menjadi jet tempur generasi keenam. Rencananya, pesawat ini akan terbang perdana pada 2035 mendatang. Swedia, Italia, Jepang dan Turki telah disebut-sebut akan menjadi mitra internasional dalam pengembangan pesawat tersebut. Namun, sejauh ini baru Swedia dan Italia yang serius bergabung.
Menurut laporan terbaru oleh kantor jasa profesional PwC, proyek ini akan mendukung rata-rata 21.000 pekerjaan per tahun, dengan 70% dari nilai yang dihasilkan di Barat Laut, Barat Daya dan Timur Inggris. Di Barat Daya saja, proyek ini diharapkan dapat menciptakan 2.000 pekerjaan per tahun.
Pendanaan terbaru akan melihat para mitra mengembangkan berbagai konsep digital, menanamkan alat dan teknik baru untuk membentuk desain akhir dan persyaratan kemampuan Tempest.
"Berita [ini] adalah langkah penting untuk merancang dan membangun sistem udara tempur baru yang akan meningkatkan industri kami yang sudah terkemuka di dunia dan pada akhirnya membuat kami tetap aman selama sisa abad ini," kata Menteri Pertahanan Ben Wallace.
Pemerintah menginvestasikan £2 miliar selama empat tahun ke dalam proyek tersebut. Di seluruh Inggris secara keseluruhan, aktivitas udara tempur dari mitra Team Tempest diharapkan berkontribusi £100,1 miliar untuk ekonomi Inggris dan mendukung 62.000 pekerjaan per tahun antara tahun 2021 dan 2050.
"Kami sekarang akan mulai bekerja dengan mitra kami untuk mendapatkan konsep yang benar dan menyelesaikan proyek yang sangat menarik dan ambisius ini. Jangan salah: kami tetap berada di papan atas dalam hal pertempuran udara," imbuh dia.
Menurut Rolls-Royce, Tempest akan melibatkan pengembangan teknologi baru, termasuk yang dibantu oleh artificial intelligence[kecerdasan buatan], pembelajaran mesin, dan sistem otonom yang akan digunakan dalam konflik di masa depan.
Phil Townley, direktur program masa depan di Rolls-Royce Defence, mengatakan pendanaan tersebut menandai "langkah maju yang kritis" untuk proyek tersebut.
“Tempest mewakili periode sejarah yang menarik di seluruh industri pertahanan, terutama bagi orang-orang kami dan generasi berbakat berikutnya yang akan berada di garis depan program ini selama beberapa dekade mendatang,” imbuh dia, seperti dikutip Business-Live, Kamis (29/7/2021).
(min)