Dengan Mata Tertuju pada China, Bos Pentagon Menuju ke Asia Tenggara

Senin, 26 Juli 2021 - 13:27 WIB
loading...
Dengan Mata Tertuju pada China, Bos Pentagon Menuju ke Asia Tenggara
Kepala Pentagon Amerika Serikat, Lloyd Austin. Foto/REUTERS/Ken Cedeno
A A A
FAIRBANKS - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin akan menjadi anggota pertama kabinet Presiden Joe Biden yang mengunjungi Asia Tenggara minggu ini. Bos Pentagon tersebut berusaha untuk menekankan pentingnya Washington memperkuat hubungan di kawasan Asia Tenggara sambil melawan China.

Amerika Serikat telah menempatkan penentangan terhadap China di jantung kebijakan keamanan nasionalnya selama bertahun-tahun dan pemerintahan Biden menyebut persaingan dengan Beijing sebagai “ujian geopolitik terbesar” abad ini.



Enam bulan kepresidenannya, bagaimanapun, negara-negara Asia Tenggara masih mencari rincian strategi Biden serta rencana spesifiknya untuk keterlibatan ekonomi, perdagangan dan militer dengan Indo-Pasifik.

"Anda akan mendengar saya berbicara banyak tentang kemitraan dan nilai kemitraan," kata Austin kepada wartawan dalam perjalanan ke Alaska.

“Tujuan saya adalah untuk memperkuat hubungan,” katanya lagi seperti dikutip Reuters, Senin (26/7/2021).

Dalam pidato utama di Singapura pada hari Selasa (27/7/2021) besok dan pertemuan di Vietnam dan Filipina, Austin akan menyebut perilaku agresif China di Laut China Selatan dan menekankan pentingnya menjaga kawasan yang lebih luas bebas dan terbuka.

Perjalanannya mengikuti kunjungan pertama Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman ke China pada hari Minggu dan Senin dan bertepatan dengan perjalanan Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke India, mitra penting lainnya dalam upaya AS untuk melawan Beijing.

Para ahli mengatakan kehadiran Austin penting untuk memperjelas bahwa Asia Tenggara adalah komponen penting dalam upaya Biden.

“Pemerintah memahami bahwa kawasan ini sangat penting, jadi itu adalah bagian besar darinya: muncul begitu saja,” kata Gregory Poling, fellow senior untuk Asia Tenggara di Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang berbasis di Washington.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0957 seconds (0.1#10.140)