Ribuan Orang Demo Menentang Lockdown di Australia, Dicap 'Orang Bodoh yang Egois'
loading...
A
A
A
SYDNEY - Ribuan pengunjuk rasa anti-lockdown berbaris di kawasan Central Business District (CBD) Sydney, New South Wales (NSW), Australia , pada hari Sabtu (24/7/2021).
Menteri Kepolisian NSW, David Elliott, kesal dengan demonstrasi itu karena momennya tidak tepat. Demo terjadi pada saat kasus infeksi COVID-19 harian melonjak di wilayah tersebut. Elliott mencap para demonstran sebagai kelompok "orang bodoh yang egois".
Foto-foto yang mengejutkan menunjukkan para pengunjuk rasa berkerumun bersama-sama saat mereka berjalan di jalan utama Broadway menuju pusat kota, memegang rambu-rambu dan menghentikan lalu lintas.
"Apa yang kita lihat hari ini adalah 3.500 orang bodoh yang sangat egois," kata Elliott. “Orang-orang yang mengira hukum tidak berlaku untuk mereka.”
Dia mengatakan satuan tugas detektif kepolisian akan bekerja sepanjang waktu untuk mengidentifikasi para pengunjuk rasa dan menuntut mereka karena melanggar protokol kesehatan masyarakat.
Para petugas polisi yang menunggang kuda mengikuti para pengunjuk rasa—banyak dari mereka tidak memakai masker wajah—saat mereka berjalan menuju Balai Kota.
Polisi menggunakan semprotan merica pada kerumunan yang kacau dan telah melakukan 57 penangkapan hingga pukul 16.30 waktu setempat.
Dalam sebuah pernyataan sebelumnya pada hari Sabtu, Kepolisian NSW mengatakan: "[Kami] mengakui dan mendukung hak individu dan kelompok untuk menggunakan hak kebebasan berbicara dan berkumpul secara damai, namun, protes hari ini melanggar Protokol Kesehatan Masyarakat COVID-19 saat ini."
“Prioritas Kepolisian NSW adalah selalu keselamatan masyarakat luas," lanjut pernyataan tersebut.
Stasiun kereta api St James and Museum terpaksa ditutup karena protes besar tersebut.
Unjuk rasa tersebut adalah salah satu dari sekitar sembilan aksi serupa yang diadakan di seluruh negeri ketika pengunjuk rasa anti-lockdown dan anti-vaksin mendeklarasikan "pertemuan umum untuk kebebasan di seluruh dunia" pada Sabtu sore.
Di Melbourne, polisi bertindak bahkan sebelum protes terjadi, di mana petugas menangkap banyak orang karena tidak mengenakan masker dan tidak menunjukkan identitas mereka.
Para pengunjuk rasa berkumpul sekitar pukul 12.00 siang di Stasiun Flinders Street, sebelum berjalan di Swanston Street menuju Gedung Parlemen.
Sekitar 5.000 orang turun ke jalan, meneriakkan yel-yel, mengibarkan bendera dan menghentikan trem dan lalu lintas.
Sebelum protes dimulai, Menteri Kesehatan NSW Brad Hazzard melabeli mereka berperilaku "konyol".
“Kita hidup dalam demokrasi dan saya tentu saja orang yang mendukung hak rakyat untuk berunjuk rasa, tapi menurut saya ini benar-benar konyol,” katanya.
“Saat ini kami memiliki kasus-kasus yang berat dan kami memiliki orang-orang yang berpikir tidak apa-apa untuk keluar dari sana dan mungkin berdekatan satu sama lain.”
Menteri Kesehatan Victoria Martin Foley mengatakan dia "sangat kecewa" dengan protes tersebut dan mendesak orang untuk memikirkan kembali motif mereka untuk memprotes di tengah pandemi global.
"Tolong berada di sisi kemanusiaan, bukan sisi virus," katanya, seperti dikutip news.com.au.
Lihat Juga: Tetangga Indonesia Operasikan 72 Jet Tempur Siluman F-35 Siap Tempur, Makin Digdaya di Indo-Pasifik
Menteri Kepolisian NSW, David Elliott, kesal dengan demonstrasi itu karena momennya tidak tepat. Demo terjadi pada saat kasus infeksi COVID-19 harian melonjak di wilayah tersebut. Elliott mencap para demonstran sebagai kelompok "orang bodoh yang egois".
Foto-foto yang mengejutkan menunjukkan para pengunjuk rasa berkerumun bersama-sama saat mereka berjalan di jalan utama Broadway menuju pusat kota, memegang rambu-rambu dan menghentikan lalu lintas.
"Apa yang kita lihat hari ini adalah 3.500 orang bodoh yang sangat egois," kata Elliott. “Orang-orang yang mengira hukum tidak berlaku untuk mereka.”
Dia mengatakan satuan tugas detektif kepolisian akan bekerja sepanjang waktu untuk mengidentifikasi para pengunjuk rasa dan menuntut mereka karena melanggar protokol kesehatan masyarakat.
Para petugas polisi yang menunggang kuda mengikuti para pengunjuk rasa—banyak dari mereka tidak memakai masker wajah—saat mereka berjalan menuju Balai Kota.
Polisi menggunakan semprotan merica pada kerumunan yang kacau dan telah melakukan 57 penangkapan hingga pukul 16.30 waktu setempat.
Dalam sebuah pernyataan sebelumnya pada hari Sabtu, Kepolisian NSW mengatakan: "[Kami] mengakui dan mendukung hak individu dan kelompok untuk menggunakan hak kebebasan berbicara dan berkumpul secara damai, namun, protes hari ini melanggar Protokol Kesehatan Masyarakat COVID-19 saat ini."
“Prioritas Kepolisian NSW adalah selalu keselamatan masyarakat luas," lanjut pernyataan tersebut.
Stasiun kereta api St James and Museum terpaksa ditutup karena protes besar tersebut.
Unjuk rasa tersebut adalah salah satu dari sekitar sembilan aksi serupa yang diadakan di seluruh negeri ketika pengunjuk rasa anti-lockdown dan anti-vaksin mendeklarasikan "pertemuan umum untuk kebebasan di seluruh dunia" pada Sabtu sore.
Di Melbourne, polisi bertindak bahkan sebelum protes terjadi, di mana petugas menangkap banyak orang karena tidak mengenakan masker dan tidak menunjukkan identitas mereka.
Para pengunjuk rasa berkumpul sekitar pukul 12.00 siang di Stasiun Flinders Street, sebelum berjalan di Swanston Street menuju Gedung Parlemen.
Sekitar 5.000 orang turun ke jalan, meneriakkan yel-yel, mengibarkan bendera dan menghentikan trem dan lalu lintas.
Sebelum protes dimulai, Menteri Kesehatan NSW Brad Hazzard melabeli mereka berperilaku "konyol".
“Kita hidup dalam demokrasi dan saya tentu saja orang yang mendukung hak rakyat untuk berunjuk rasa, tapi menurut saya ini benar-benar konyol,” katanya.
“Saat ini kami memiliki kasus-kasus yang berat dan kami memiliki orang-orang yang berpikir tidak apa-apa untuk keluar dari sana dan mungkin berdekatan satu sama lain.”
Menteri Kesehatan Victoria Martin Foley mengatakan dia "sangat kecewa" dengan protes tersebut dan mendesak orang untuk memikirkan kembali motif mereka untuk memprotes di tengah pandemi global.
"Tolong berada di sisi kemanusiaan, bukan sisi virus," katanya, seperti dikutip news.com.au.
Lihat Juga: Tetangga Indonesia Operasikan 72 Jet Tempur Siluman F-35 Siap Tempur, Makin Digdaya di Indo-Pasifik
(min)