Biden Akui Pertama Kali Merasa Seperti Pemimpin Dunia Saat Duduk Depan Putin
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengakui dia pertama kali merasa seperti pemimpin dunia bebas ketika dia duduk berhadapan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Anda selalu mendengar 'pemimpin dunia bebas.' Yah, saya menyadari ketika saya duduk di seberang Putin, yang saya kenal, dia tahu siapa saya. Saya tahu siapa dia. Dia tahu maksud saya apa yang saya katakan dan bisa melakukan apa yang saya katakan," papar Biden saat wawancara CNN.
Biden menambahkan, "Ini pertama kalinya saya merasakan gagasan bahwa saya berada di kantor yang merupakan pemimpin dunia bebas."
Setelah pertemuan langsung pertama mereka di Jenewa pada Juni, Putin dan Biden menyatakan niat meluncurkan dialog stabilitas strategis yang komprehensif dan memulai konsultasi tentang keamanan, pengendalian senjata, dan potensi pertukaran tahanan.
Sebelum pertemuan itu, Biden menyebut rekannya dari Rusia itu "cerdas" dan "tangguh", serta "musuh yang layak."
Pertemuan itu terjadi tepat setelah Biden melakukan perjalanan ke Eropa untuk konferensi tingkat tinggi (KTT) G7 dan NATO.
Ketegangan AS dan Rusia meningkat menyusul laporan intel AS tentang dugaan peran Moskow dalam serangan siber SolarWinds dan campur tangan dalam pemilu presiden 2020.
Setelah pemerintahan Biden menyelesaikan tinjauan intelijen, Washington memperkenalkan serangkaian sanksi anti-Rusia baru.
Pada Maret, Biden memicu badai diplomatik setelah wawancara dengan ABC News, saat dia mengklaim Presiden Rusia Vladimir Putin akan "membayar harga" atas dugaan campur tangan dalam pemilu AS dan menjawab dengan tegas ketika ditanya apakah dia menganggap Putin sebagai "pembunuh."
Rusia kemudian memanggil pulang duta besarnya dari Washington untuk konsultasi tentang keseluruhan hubungan bilateral.
Dalam wawancara dengan badan penyiar AS, NBC, Putin mengatakan dia tidak khawatir tentang retorika keras seperti itu dan mengaitkannya dengan budaya AS secara keseluruhan.
Menurut NBC, Putin menyebut label "pembunuh" pada dirinya oleh Biden itu sebagai gaya "Hollywood macho" yang ditunjukkan presiden AS.
"Saya telah mendengar lusinan tuduhan seperti itu, terutama selama periode beberapa peristiwa besar, selama upaya kontraterorisme kami di Kaukasus Utara. Dan ketika itu terjadi, saya selalu dipandu oleh kepentingan rakyat Rusia, negara Rusia," tutur Putin.
Sebelumnya, pemimpin Rusia itu mengomentari kata-kata Biden, berharap kesehatannya baik dan mengingatkannya bahwa mengevaluasi orang lain seperti melihat ke dalam cermin.
"Anda selalu mendengar 'pemimpin dunia bebas.' Yah, saya menyadari ketika saya duduk di seberang Putin, yang saya kenal, dia tahu siapa saya. Saya tahu siapa dia. Dia tahu maksud saya apa yang saya katakan dan bisa melakukan apa yang saya katakan," papar Biden saat wawancara CNN.
Biden menambahkan, "Ini pertama kalinya saya merasakan gagasan bahwa saya berada di kantor yang merupakan pemimpin dunia bebas."
Setelah pertemuan langsung pertama mereka di Jenewa pada Juni, Putin dan Biden menyatakan niat meluncurkan dialog stabilitas strategis yang komprehensif dan memulai konsultasi tentang keamanan, pengendalian senjata, dan potensi pertukaran tahanan.
Sebelum pertemuan itu, Biden menyebut rekannya dari Rusia itu "cerdas" dan "tangguh", serta "musuh yang layak."
Pertemuan itu terjadi tepat setelah Biden melakukan perjalanan ke Eropa untuk konferensi tingkat tinggi (KTT) G7 dan NATO.
Ketegangan AS dan Rusia meningkat menyusul laporan intel AS tentang dugaan peran Moskow dalam serangan siber SolarWinds dan campur tangan dalam pemilu presiden 2020.
Setelah pemerintahan Biden menyelesaikan tinjauan intelijen, Washington memperkenalkan serangkaian sanksi anti-Rusia baru.
Pada Maret, Biden memicu badai diplomatik setelah wawancara dengan ABC News, saat dia mengklaim Presiden Rusia Vladimir Putin akan "membayar harga" atas dugaan campur tangan dalam pemilu AS dan menjawab dengan tegas ketika ditanya apakah dia menganggap Putin sebagai "pembunuh."
Rusia kemudian memanggil pulang duta besarnya dari Washington untuk konsultasi tentang keseluruhan hubungan bilateral.
Dalam wawancara dengan badan penyiar AS, NBC, Putin mengatakan dia tidak khawatir tentang retorika keras seperti itu dan mengaitkannya dengan budaya AS secara keseluruhan.
Menurut NBC, Putin menyebut label "pembunuh" pada dirinya oleh Biden itu sebagai gaya "Hollywood macho" yang ditunjukkan presiden AS.
"Saya telah mendengar lusinan tuduhan seperti itu, terutama selama periode beberapa peristiwa besar, selama upaya kontraterorisme kami di Kaukasus Utara. Dan ketika itu terjadi, saya selalu dipandu oleh kepentingan rakyat Rusia, negara Rusia," tutur Putin.
Sebelumnya, pemimpin Rusia itu mengomentari kata-kata Biden, berharap kesehatannya baik dan mengingatkannya bahwa mengevaluasi orang lain seperti melihat ke dalam cermin.
(sya)